Belajar Matematika Bersama Surala Ninja

Bandung, UPI

Belajar Matematika bagi sebagian siswa sering mengalami kesulitan, sehingga banyak siswa yang tidak menyukai dan memperoleh nilai yang kurang memuaskan, hal tersebut menjadi masalah umum di kalangan ahli pendidikan, guru, dan orangtua di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Permasalahan yang fenomenal yang dialami oleh siswa adalah kesulitan dalam kemampuan dasara menghitung. Siswa di Indonesia dalam proses belajar mengitung masih menggunakan jari, padahal model tersebut memiliki kelemahan terutama dalam perkalian,” demikian dikatakan Toru Ishibashi selaku Chief Advisor JICA Project Team  dalam kegiatan Seminar Hasil Penelitian Program e-Learning Matematika Surala, di  di Ruang Auditorium Lt. 6 Gedung Muhammad Nu’man Somantri Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung. Sabtu, 20 Mei 2017.

Menurut Ishibashi, JICA (Japan International Cooperation Agency) bersama Surala Net Co., Ltd sebuah perusahaan Jepang pengembang e-Learning dan Universitas Pendidikan Indonesia telah mengembangkan sebuah model pembelajaran e-learning yang disebut Surala Ninja.

Dalam proyek tersebut dipilih dua sekolah perintis, yakni SD Laboratorium Percontohan UPI Bumi Siliwangi dan SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru untuk mengimplementasikan kegiatan proyek, dimana siswa/siswi di sekolah belajar Matematika menggunakan program e-Learning Matematika Surala. Proses pembelajaran Surala dilakukan 3 kali/minggu.

“Program e-Learning Surala, siswa belajar bersama karakter Ninja. Karakter Ninja tersebut yang akan menjelaskan mengenai konsep bilangan, dan metode perhitungan dasar, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian,” ujar Ishibashi.

Proyek ini mencapai hasil yang luar biasa di kedua sekolah perintis dibandingkan dengan sekolah kontrol.

Nilai rata-rata penjumlahan di Tingkat 4 meningkat dari 63.1 menjadi 97.5. Begitu juga dengan nilai rata-rata pengurangan yang meningkat dari 41.2 menjadi 84.2 dalam waktu 9 bulan setelah belajar menggunakan program e-Learning Surala.

Ia berharap model pembelajaran Surala Ninja ini bisa diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. (Deny/Dodi)