Berjuang Meraih Gelar “Guru Besar”

Nunui
Oleh NUNUY NURJANAH

(Guru Besar Pendidikan Bahasa Daerah, FPBS UPI)

SUBHAANALLAAH walhamdulillaah walaailaahaillaah wallaahu akbar walahaula wala quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘adziiim. Mahasuci Allah yang telah menciptakan hamba-Nya dengan pengaturan yang sempurna menurut kehendak-Nya. Dialah yang Mahatahu  apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Menjadi Guru Besar bagi saya merupakan perjalanan yang amat panjang dan amat lama. Mungkin pengalaman ini hanya dialami oleh saya dan mudah-mudahan hanya sampai saya.

NunuyProf

Usulan kenaikan pangkat saya telah diajukan oleh Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah sejak Juni 2009. Proses kelengkapan pengusulan tersebut,  terus saya jalani. Beberapa kali saya diminta kembali untuk mengumpulkan berkas dengan alasan hilang akibat pindah ruangan di Jakarta. Saya berusaha memenuhi apa yang diminta oleh Dewan Guru Besar. Pernah berkas dikembalikan dengan alasan takut hilang lagi. Kemudian, berkas itu pernah diminta kembali oleh Jakarta. Bahkan verifikasi penilaian dilaksanakan dari awal lagi, karena peer group yang lama sudah meninggal dunia.

Lama sekali tidak ada kabar dan berita. Hampir sudah tidak ada harapan. Saya menghadap ke bagian SDM FPBS supaya pengusulan saya dialihkan  untuk naik ke golongan IV C saja. Akan tetapi ditolaknya, dengan alasan sayang kalau tidak dilajutkan. Beliau menyarankan supaya saya tetap bersabar. Saya akhirnya bermuhasabah, mungkin saya belum pantas. Mungkin saya belum layak mendapat anugrah Guru Besar. Maka hanya doalah yang  saya panjatkan  dan saya serahkan segala urusan kepada Yang Mahakuasa.gubes1

Pada waktu  sudah tidak berdaya,  saya menerima jawaban on line tertanggal penilaian 20-21 Maret 2013. Saat itu barulah sedikit ada pencerahan. Penilai menyatakan dua hal: (1) saya harus menambah satu artikel hasil penelitian yang diterbitkan oleh jurnal nasonal terakreditasi dan (2) saya harus menyerahkan foto copi ijazah S3 beserta transkrip nilainya. Yang sebenarnya untuk no. 2 ini sudah saya serahkan sejak Juni 2009.

Dengan suka cita, saya berusaha menulis artikel. Artikel saya baru dimuat setahun kemudian tepatnya November 2014 oleh Sosio Humanika. Jurnal yang memuat artikel saya itu langsung saya serahkan ke  SDM bersama foto copi ijazah serta transkripnya. Subhaanallah, dari sana tidak ada kabar. Penilaian online masih tetap seperti dahulu sampai akhirnya Ketua Dewan Guru Besar UPI  menanyakan nasib saya sekitar bulan Februari 2016. Saya menjawab apa adanya sesuai dengan kronologi pengusulan yang saya alami.

Masyaa Allah, beliaulah yang akhirnya meyakinkan saya  bahwa kelengkapan pengusulan saya sudah di-acc.  Pada bulan itu juga saya dimintai biodata. Kemudian,  Alhamdulillah, tepat sehabis saya  iktikaf tanggal 21 Ramadhan 1437 H atau Ahad, 26 Juni 2016 ada informasi bahwa SDM UPI akan mengambil SK Guru Besar saya ke Jakarta. Syukur Alhamdulillah pada hari keenam saya nyawalan, tepat 24 Syawal 1437 H atau Jumat, 29 Juli 2016 pukul 14.30 Rektor UPI menyerahkan SK Guru Besar.

Terima kasih yaa Allah! Engkaulah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Engkau telah anugerahkan sebagian nikmat-Mu kepada hamba-Mu yang fakir ini. Terima kasih kepada  Rektor UPI Bapak Prof. Furqon, Ph.D. dan para Wakil Rektor UPI. Terima kasih kepada  Ketua Dewan Guru Besar beserta Ibu.  Terima kasih kepada Dekan dan Para Wakil Dekan FPBS dan juga kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI.  Terima Kasih kepada Kepala Biro Kepegawaian UPI dan Kepegawaian FPBS UPI. Saya hanya bisa berdoa semoga Allah melipatgandakan pahala dari amal kebaikan Bapak-bapak dan Ibu-ibu.

 

Insya Allah saya akan berusaha untuk terus meningkatkan kemampuan sesuai dengan bidang yang saya tekuni yaitu Ilmu Pendidikan Bahasa Sunda.  Saya akan berusaha mendidik calon tenaga pendidik supaya mereka benar-benar meyakini kemampuannya untuk sama-sama menjadikan umat di muka bumi yang beriman dan bermanfaat, baik untuk Penciptanya maupun untuk sesamanya.  Selain itu, saya juga akan berusaha untuk memublikasikan kemampuan saya dalam wujud  tulisan, baik berupa buku ataupun artikel yang bisa dimuat di jurnal atau media lainnya. Saya juga akan berusaha untuk mengadakan penelitian berkenaan dengan pendidikan bahasa Sunda dan berusaha menyampaikan hasilnya kepada masyarakat, baik secara lisan maupun tulisan.gubes4

Saya yakin, bahasa Sunda sebagai salah satu anugrah Allah yang harus disyukuri. Bahasa Sunda sebagai bahasa daerah sama-sama berfungsi untuk mendidik umat supaya saleh dan mencapai derajat takwa. Bahasa Sunda bisa mencerdaskan manusia. Bahasa Sunda bisa dipakai untuk dakwah; mengajak manusia berbuat kebaikan dan mencegah manusia dari perbuatan tercela. Untuk itu, bahasa Sunda juga punya hak untuk dipelihara.  Salah satu cara yang paling efektif yaitu dengan penyelenggaraan  pendidikan bahasa Sunda di lembaga pendidikan. Jadi, sepanjang bahasa Sunda diajarkan di lembaga pendidikan lalu bahasa Sunda itu tetap dipakai oleh masyarakat, maka bahasa Sunda tidak akan punah di muka bumi.

Apalagi dengan keunikan yang dimiliki bahasa Sunda.  Keunikan bahasa Sunda inilah mudah-mudahan bisa menambah kekayaan budaya yang dapat dimanfaatkan bukan saja untuk kepentingan pengembangan dan pembakuan bahasa nasional kita, tetapi juga untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan bahasa Sunda itu sendiri.  Maka dari itu, kelangsungan hidup dan pembinaan bahasa Sunda menjadi tanggung jawab pemerintah, karena hal itu telah dijamin oleh Undang-undang Dasar 1945.