Berpacu untuk Berprestasi

Yogyakarta, UPI

Sebanyak 136 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam 440 kelompok PKM berpacu untuk berprestasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31 tahun 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jalan Colombo Nomor 1 Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dilaksanakan mulai 28 Agustus hingga 2 September 2018.

Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak., dalam sambutannya di Gedung Olahraga UNY, Kamis (30/8/2018) mengatakan bahwa kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ini diselenggarakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ditegaskannya,”Tidak hanya sekedar menyampaikan gagasan, karena pada dasarnya banyak karya ilmiah mahasiswa yang dapat dikolaborasikan dengan dunia usaha. Kita jangan jadi tukang kita harus berinovasi. Diharapkan adanya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset pada dunia usaha.”

Pimnas ke-31 adalah rangkaian seleksif dan terbanyak dalam sejarah, ungkapnya,  karena diikuti oleh 136 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam 440 kelompok PKM. Kegiatan PKM dibagi dalam 7 bidang PKM yaitu PKM Penelitian Eksakta (PKM-PE), PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Pengabdian Pada Masyarakat (PKM-M), PKM Penerapan Teknologi (PKM-T) dan PKM Karsa Cipta (PKM-KC), serta PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT).

“Karya ilmiah harus menghasilkan sebuah inovasi, karena merupakan sesuatu yang penting pada saat ini. Sampaikan penemuannya, karena anda diharapkan menjadi mahasiswa yang berprestasi di negeri sendiri, disamping itu, sebuah inovasi diharapkan dapat menghasilkan seorang entrepreneur berkualitas. Kreatifitas menjadikannya calon pemimpin yang sukses. Berpaculah untuk berprestasi,” harapnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X menginginkan Pekan Ilmiah Mahasiswa untuk menjadi kegiatan inovatif dan kreatif yang berkelanjutan. Ditegaskannya,”Diperlukan sebuah kerja sama yang mampu menghasilkan produk inovatif, serta pengembangan triple helix yang menekankan peran dan hubungan yang erat antara pemerintah dan industri dengan melibatkan akademisi. Para peserta harus membangun sikap kritis, inovatif dan kreatif yang mengaplikasikan ilmunya. Maksimalkan fungsi akal bahwa kita mampu berinovasi sebagai kaum intelektual.”

Menanggapi pernyataan Menristekdikti, Dr. Aas Nurasyiah, M. Si., yang membimbing Isnaeni Gelda Prasetianti, Faqih Adam, Noviani Ekaningtyas, dan Kakah Mudrikah dari kelompok PKM-K, dengan judul P-Shirt (Painting Shirt) Kaos Lukis yang Mendidik sebagai Solusi dari Penurunan Moral akibat Modernisasi dengan cara yang menyenangkan, mengatakan bahwa pihaknya mempersiapkan tim nya secara maksimal. Dijelaskannya,”Sebagai orang yang pertama kali menjadi dosen pembimbing peserta Pimnas, hal ini menjadi pengalaman yang sangat berharga, bahwa kita harus betul-betul serius dalam membimbing mahasiswa. Ke depan, UPI harus mampu mengirimkan peserta dengan jumlah kontingen yang lebih banyak, dengan kemampuan kreativitasnya yang lebih hebat, dengan syarat semua pihak di lingkungan kampus berkontribusi dan bersinergi.”

Berdasarkan hal tersebut, kita harus mengikuti setiap tahapan dengan teliti dan bersungguh-sungguh, ujarnya. Contohnya pada saat Technical Meeting (TM) Pimnas yang dilaksanakan Rabu (29//8/2018), cukup tegas dalam menjelaskan beberapa hal teknis terkait penilaian poster dan presentasi sebagai kegiatan utama dalam Pimnas.

“Aturan dari kegiatan ini sangat jelas dan dibuat sangat ketat untuk dipatuhi oleh semua peserta. Sebagai contoh dalam pemasangan poster dan pemasangan dekorasinya, dibatasi dengan waktu yang singkat. Peserta hanya memiliki waktu 3 jam untuk mempersiapkan gelar produk di booth yang telah disiapkan. Disamping itu, setiap tim hanya diberikan satu meja dengan ukuran 1 x 0,5 M untuk menggelar produknya,” ungkapnya.

Bagi PKM-K, lanjutnya, tentu ini menjadi suatu hal yang menantang, banyak produk yang ingin dipamerkan, tetapi karena tempatnya terbatas jadi harus sangat kreatif dalam menata produk yang sudah disiapkan. Begitu pula dengan aturan saat presentasi, tim hanya diberi waktu 10 menit untuk memberikan dokumen presentasi dan menguji coba menayangkannya.

Dijelaskannya,”Hal yang menarik dalam kompetisi ini, setiap peserta tidak diberitahu kapan mereka akan presentasi dihadapan juri, karena waktunya akan diberitahu secara mendadak, dengan cara dikocok secara bergiliran di antara peserta. Tentu ini akan sangat menegangkan dan peserta harus sangat siap dari awal kegiatan presentasi dimulai.”

Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sejak dimulainya presentasi hingga akhir, ujarnya, ini artinya peserta harus mengikuti 20 presentasi yang ada pada setiap kelasnya. Apabila ada yang keluar ruangan dan tidak melakukan izin atau pada saat pemanggilan tidak hadir satu orang pun peserta, maka langsung akan di disqualifikasi.

“Aturan ini dibuat sangat tegas, dengan tujuan agar tim juri dan panitia betul-betul bisa menghasilkan juara yang terbaik, karena memang setelah tahapan ini, kelompok PKM yang terjaring adalah kelompok yang dapat dipastikan memiliki ide-ide yang sangat kreatif, hal ini sudah terlihat dari poster-poster yang dipajang oleh peserta,” paparnya.

Ditemui di lokasi yang sama, Reviewer Nasional Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd., mengatakan,”Mohon doa kepada seluruh sivitas akademika UPI, diharapkan Tim PKM Pimnas UPI dapat memberikan yang terbaik untuk UPI dan dapat membawa medali.

Diharapkan, untuk tahun-tahun berikutnya, banyak tim PKM dari UPI yang lolos untuk didanai dan bisa masuk ke Pimnas. (dodiangga)