BPSMI Pengda Jawa Barat Raih Prestasi Terbaik Dalam Peksiminas XIV 2018

Yogyakarta, UPI

Sebanyak 55 mahasiswa anggota Tim Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Pengda Jawa Barat sudah berupaya maksimal untuk memperoleh hasil terbaik dalam gelaran Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) XIV 2018, yang digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 15 hingga 21 Oktober 2018. Menurut Kepala Bidang Pembinaan BPSMI Pengda Jabar Dr. Dadang Sulaeman, S.Pd., M.Sn., BPSMI Pengda Jabar memang tidak menargetkan untuk capaian tertinggi, namun dari setiap cabang kita selalu memperoleh mendali baik itu juara 2, 3, ataupun harapan. Dikatakannya,”Mungkin untuk Peksiminas XIV 2018, kita jadikan sebagai bahan evaluasi saja karena di waktu yang terbatas kurang memaksimalkan tentang pola – pola pembinaan di tangkai lomba Peksiminas, diharapkan 2 tahun yang akan datang, tangkai lomba dapat tersentral di 1 kampus.”

Lebih lanjut dijelaskan dari ke – 55 anggota tim, sebanyak 34 orang mahasiswa berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tim BPSMI Pengda Jabar diwakili oleh mahasiswa dari UPI, ISBI, IPB, UNSIL, ITB, POLBAN, dan UNPAD untuk mengikuti 15 tangkai lomba seperti musik yang terdiri dari vokal grup, seriosa, pop, dan dangdut, sementara itu untuk seni rupa terdiri dari seni lukis, poster, dan komik strip.

“Tim BPSMI Pengda Jawa Barat baru mempersiapkan kontingen sebulan lalu. Kita akui ada regenerasi yang agak terlambat, terkait estafet dari kepemimpinan dari UNPAD ke UPI, walau bagaimanapun kita harus memaksimalkan kontingen Jabar ini menjadi bibit – bibit juara yang unggul. Sebelumnya kita melakukan Peksimida terlebih dahulu, dari 13 tangkai lomba, kita lakukan terpusat di beberapa kampus antara lain ISBI ada tari dan monolog, UNPAD ada fotografi dan menulis puisi, UPI ada musik dan seni rupa, dari hasil seleksi tersebut kita berupaya keras membina mereka dalam waktu seminggu sebelum hari keberangkatan,” ungkap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FPSD UPI.

Jika kita sudah dapat memprediksi waktu perlombaan, lanjutnya, tentunya kita harus sudah siap dari apa yang kita jalani sekarang. Kita juga ingin meregenerasi kebijakan penjurian, dan ada hal – hal yang harus dibicarakan di level pimpinan di setiap perguruan tinggi tentang pola pembinaan. Sebelum terbentuknya kontingen kita seleksi dulu di tingkat daerah, pembinaan bisa dipercepat tengah tahun mendatang, dan dalam waktu 12 bulan bisa memaksimalkan potensi tim untuk mengikuti tangkai – tangkai lomba yang ada. Kita lakukan segmentasi, contoh fotografi di UNPAD karena memang jurusannya khusus, seni musik bisa di UPI, tari bisa di UPI dan ISBI, tapi tidak menutup kemungkinan jika ada anggaran yang cukup untuk melakukan pembinaan dalam satu karantina, kita upayakan sepeerti itu, jadi dalam rangkaian satu tahun, minimal 6 kali bertemu dalam satu pengkarantinaan selama 1 minggu.

Ditegaskannya,”Bagi UPI, kita akan upayakan untuk berkoordinasi dengan para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan di setiap fakultas, karena bibit seni diyakini ada di setiap fakultas tidak hanya di FPSD, namun yang terlihat antusias memang mahasiswa dari FPSD, hal ini terlihat ketika seleksi Peksimida. Ke depan, perlu ada koordinasi yang jelas di bawah arahan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan serta berkoordinasi dengan Direktorat Kemahasiswaan dan para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, untuk membuat semacam regulasi, artinya di tingkat kampus pun sudah harus terseleksi bibit unggul di bidang seni, dirumuskan sebuah kegiatan dalam bentuk pekan seni kampus modelnya seperti MTQ, artinya membuka peluang yang besar untuk fakultas yang lain untuk ikut andil dan terlibat dalam Peksiminas.

Ini di luar ekspektasi, tegasnya, dengan pendanaan yang begitu terbatas , waktu berlatih yang juga minim, tapi kita bisa maksimalkan potensi tim. Di luar dugaan kontingen BPSMI Pengda Jabar khususnya dari UPI banyak yang memperoleh gelar juara dalam ajang Peksiminas, mereka sangat kami apresiasi dan prestasi mereka tercatat. Kontingen BPSMI Pengda Jabar akan mengupayakan untuk bertemu dengan pimpinan pemerintah daerah dalam hal ini gubernur, untuk meyampaikan beberapa hal tentang hasil kerja super singkat tim tapi mampu meraih hasil maksimal dalam pencapaian target. Sebagai bahan evaluasi semestinya ada kebijakan regulasi penjurian, kita ingin tahu kapabilitasnya sebagai indikator juri yang memang layak dalam even nasional, jadi harus transparan, jangan ada sangkaan yang tidak benar. (dodiangga)