BPSMI Pengda Jawa Barat Siap Jadi Tuan Rumah Penyelenggaraan Pekan Seni Mahasiswa Nasional XV 2020

Yogyakarta, UPI

Seperti yang kita saksikan bersama, situasi Saresehan Seni Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan terlihat lebih akrab, sifatnya kekeluargaan. Berdasarkan hal tersebut, BPSMI Pengda Jawa Barat mengusulkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pekan seni mahasiswa nasional ke – 15 di tahun 2020 dengan keikhlasan, tidak perlu ngotot, dan sekiranya teman – teman Pengda BPSMI maunya dimana, ya kita ikuti saja.

Demikian pernyataan yang disampaikan Ketua Umum BPSMI Pengda Jawa Barat Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., saat ditemui usai mengikuti Saresehan Seni Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan di Grand Keisha Yogyakarta, Jalan Affandi, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (17/10/2018).

“Kita menawarkan diri karena memang melihat dari berbagai aspek. Jawa barat cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan tingkat nasional sepeti peksiminas ini.  Pertama dilihat dari waktu, kita sudah cukup lama tidak menyelenggarakan peksiminas, sudah sekian puluh tahun kita tidak menjadi tuan rumah, rasanya cukup untuk melaksanakan lagi,” ungkapnya.

Kedua, ujarnya, dilihat dari sisi infrastruktur. Infrastruktur yang dipersyaratkan seperti apa yang diinginkan panitia pusat, sangat memadai. Kemudian dilihat dari sisi trasportasi, Jawa barat memiliki 2 bandara yang siap diakses, dan menjadi 3 dengan bandara Soekarno Hatta di Jakarta, hal ini dapat memfasilitasi temen – temen pengda dari seluruh Indonesia. Lalu dari sisi lainnya seperti hotel, transportasi lokal, dan lain – lain, seperti wisata, terutama wisata kuliner, Bandung menyajikan berbagai macam pilihan dan termasuk favorit bagi temen – temen dari seluruh Indonesia. Kemudian yang paling utama adalah dari sisi soliditas dengan perguruan tinggi yang lain yang ada di Jawa barat, ini akan dikoordinasikan lebih mendalam, disamping itu kami juga berkoordinasi dengan Rektor UPI dan Rektor sangat mendukung. Kemudian kami juga akan upayakan untuk menggalang dukungan ke pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi, dan ini masih menjadi pekerjaan rumah kita.

Lebih lanjut dijelaskan,”Adapun yang menjadi isu penting dalam Peksiminas kali ini adalah bagaimana mengangkat seni mendapat perhatian banyak pihak. Jika  dibandikan dengan dengan penyelenggaraan event sejenis, peksiminas masih kalah pamor, padahal seni dapat menjadi sesuatu yang besar. Kedua,  dari sisi kualitas penyelenggaraan harus menjadi kepedulian dari semua pihak, karena suasana kekeluargaan di seni  sangat nyaman.”

Seni merupakan bagian dari kehidupan, tegasnya, bagian dari budaya. Oleh karena itu, UPI sebagai lembaga pendididkan, seni  merupakan bagian dari instrumen pendidikan untuk mengembangkan generasi masa depan yang lebih utuh, lebih komprehensif, dan  menyeluruh  secara personality karena kita tidak menyiapkankan robot – robot tapi manusia walaupun sekarang kita sudah memasuki era indsutri 4.0. Maka, dalam ajang peksiminas ini, bukan hanya sekedar kompetisi, bukan hanya jadi juara tapi menyiapkan seni sebagai instrument pendidikan yang menyiapkan generasi yang utuh di masa depan.

“Makna pendidikan itu luas, bisa dilakukan melalui berbagai aktifitas, bukan hanya dari sisi pengembangan intelektualnya saja, tapi bagaimana caranya kita dapat mengolah rasa, karsa ke dalam sebuah kreatifitas yang menghasilkan keindahan dalam berbagai bentuk sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya. Berdasarkan hal tersebut, seni dapat dikategorikan dalam bagian instrumen – instrumen pendidikan yang banyak tersebut. Karena seni menjadi bagian dari instrumen, maka tentu dalam mengembakan kesenian harus memperhatikan kaidah – kaidah pendidikan. Ini merupakan  suatu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya – upaya kehidupan dan upaya – upaya pendidikan,” ungkapnya. (dodiangga)