Buat Polylactic Acid (PLA) dari Ampas Tahu TIM PKM PE UPI Lolos Pendanaan

Dari 1.262 tim PKM-PE yang mendapat pendanaan dari Ditjen Dikti Kemendikbud. Salah satunya adalah tim yang beranggotakan Mohammad Manarul Lubab dari Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK, Permata Maratussolihah dari Prodi Kimia FPMIPA, dan Zahratul Aflah Fatharani Rahimah Sudianto dari Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK dengan dosen pembimbing Mustika Nuramalia Handayani, S.TP., M. Pd.

Tim yg diketuai oleh Lubab ini membahas tentang potensi polylactic acid yang diproduksi dari ampas tahu sebagai bahan plastik biodegradable. Pada awalnya penelitian akan dilaksanakan secara langsung dengan menguji potensi ampas tahu sebagai bahan baku PLA. Namun karena adanya pandemi Covid-19 dan lokasi anggota yang berjauhan, penelitian ini dilaksanakan secara daring dengan metode studi literatur.

Melalui penelitian ini mereka mengungkap bahwa ampas tahu sebagai limbah pengolahan tahu yang melimpah dan tidak termanfaatkan ternyata dapat dimanfaatkan kandungan karbohidratnya menjadi bahan baku PLA serta sebagai pengganti bahan baku PLA lainnya seperti ubi jalar, jagung, dan tapioka, yang jika digunakan dalam jumlah besar dan terus-menerus, dapat mengganggu kestabilan pangan di Indonesia.

Dengan metode studi literatur, mereka mencari berbagai artikel yang berkaitan dengan penelitian mereka. Selanjutnya mereka menganalisis isi artikel-artikel tersebut dengan cara mengulas mengenai apa fokus penelitiannya, apa ruang lingkup masalah yang  diteliti, dan bagaimana hasil penelitian yang diperoleh. Selanjutnya, hasil dari analisis berbagai artikel tersebut diolah dan dikombinasikan sehingga dapat diungkapkan potensi ampas tahu sebagai bahan baku PLA.      

 Dalam limbah ampas tahu terkandung karbohidrat, pati, yang cukup tinggi yang dapat diolah menjadi asam laktat dengan cara fermentasi oleh bakteri lactobacillus plantarum. Bakteri lactobacillus plantarum memiliki sifat amilolitik yang besar sehingga mampu memanfaatkan pati sebagai sumber nutrisinya, dan pati tersebut akan terpecah menjadi gula-gula yang lebih sederhana. Proses fermentasi tersebut menghasilkan asam laktat.

Selanjutnya, asam laktat yang telah diperoleh dapat dipolimerisasi menjadi polylactic acid (PLA) melalui polimerisasi pembukaan cincin yang disebut juga Ring Opening Polymerization (ROP), yang dilakukan melalui tiga tahapan yaitu polikondensasi asam laktat, depolimerisasi sehingga membentuk dimer siklik (lactide) dan dilanjutkan dengan polimerisasi pembukaan cincin, sehingga diperoleh PLA dengan berat molekul tinggi.

PLA sendiri dapat dijadikan sebagai plastik biodegredable yang dapat menggantikan plastik sintetis yang selama ini digunakan secara besar-besaran, tetapi limbahnya berakibat buruk terhadap lingkungan karena plastik sintetis tidak dapat terurai dengan baik meskipun dalam kurun waktu yang panjang. Adapun PLA sebagai plastik biodegredable dapat terurai dalam kurun waktu 2-6 minggu.