Bulan Madu Sang Feldmarschal Nazi Jerman von Blomberg dan Eva Gruhn di Isola
|Oleh: R.Kurnis
Bandung, Jawa – Feldmarschal atau Menteri Pertahanan merupakan sebuah jabatan penting di kalangan petinggi militer Nazi Jermsn, Werner von Blomberg, Menteri Perang Jerman yang mengundurkan diri dari jabatannya memutuskan untuk pergi dari Jerman beserta istrinya Eva Gruhn untuk melupakan hiruk-pikuk politik dan kontroversi yang menyelimuti kehidupan mereka di sana. Salah satu destinasi mereka pada saat itu adalah Bandung. Pada bulan April tahun 1938, mereka memilih tinggal di Hotel Isola, sebuah bangunan megah di Bandung utara yang terkenal dengan arsitekturnya yang memukau dan pemandangan alamnya yang memesona sebagai tempat untuk menyepi dari permasalahan yang mereka hadapi di Jerman.
Vills Isola: Mahakarya Arsitektur di Tengah Alam Bandung utara
Villa Isola, yang kini menjadi bagian dari kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), adalah salah satu ikon arsitektur Art Deco di Indonesia. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Belanda ternama, Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker, pada tahun 1932. Schoemaker, yang juga merancang beberapa bangunan terkenal di Bandung seperti Hotel Preanger dan Gereja Bethel, menciptakan Villa Isola sebagai kediaman pribadi untuk Dominique Willem Berretty, seorang pengusaha media kaya dari Hindia Belanda.
Berretty, yang merupakan pendiri kantor berita Aneta, menginginkan sebuah rumah yang tidak hanya megah tetapi juga harmonis dengan alam sekitarnya. Villa Isola dibangun di kawasan bukit dengan pemandangan langsung ke Gunung Tangkuban Perahu di utara dan Kota Bandung di arah selatan. Bangunan ini memiliki gaya arsitektur yang unik, menggabungkan elemen modern Eropa dengan sentuhan lokal.
Setelah kematian Berretty dalam sebuah kecelakaan pesawat pada tahun 1934, Villa Isola berubah fungsi menjadi hotel mewah setelah disewa oleh Savoy Homman kemudian diberi nama Hotel Isola. Hotel ini menjadi tempat favorit bagi para elite Eropa dan tokoh-tokoh penting yang berkunjung ke Hindia Belanda. Pada tahun 1938, Hotel Isola menjadi saksi bisu bulan madu Werner von Blomberg dan istrinya Eva Gruhn, yang memilih tempat ini untuk menjauh dari sorotan media dan tekanan politik di Jerman.
Werner von Blomberg: Dari Puncak Kekuasaan ke Kontroversi Pernikahan
Werner von Blomberg adalah salah satu tokoh militer paling terkemuka di Jerman pada era Nazi. Lahir pada tahun 1878 di Stargard, Prussia (sekarang Polandia), von Blomberg memulai karier militernya pada usia muda dan dengan cepat naik pangkat. Pada tahun 1933, ia diangkat sebagai Menteri Perang Jerman oleh Adolf Hitler dan memainkan peran kunci dalam membangun kembali kekuatan militer Jerman setelah Perang Dunia I.
Namun, karier gemilang von Blomberg berakhir secara tiba-tiba pada awal tahun 1938. Penyebabnya adalah pernikahannya dengan Eva Gruhn, seorang sekretaris muda yang memiliki latar belakang kontroversial. Eva, yang sebelumnya bekerja sebagai penari dan model, dianggap tidak sesuai dengan standar moral yang diharapkan dari seorang istri pejabat tinggi Nazi. Selain itu, ibu Eva diketahui memiliki hubungan dengan dunia kriminal, yang semakin memperburuk citra pernikahan ini.
Pernikahan von Blomberg dan Eva menimbulkan skandal besar di Jerman. Para petinggi Nazi, termasuk Hermann Göring dan Heinrich Himmler, memanfaatkan situasi ini untuk menjatuhkan von Blomberg. Mereka menekannya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Perang. Von Blomberg, yang merasa dikhianati, akhirnya memilih untuk meninggalkan dunia politik dan memulai hidup baru bersama istrinya.
Bulan Madu di Isola: ein Paradies auf Erden
Setelah mengundurkan diri, von Blomberg dan Eva memutuskan untuk menjauh dari Jerman. Mereka memilih Jawa dan Bali sebagai tujuan bulan madu mereka, sebuah keputusan yang mungkin dipengaruhi oleh keinginan untuk menghindari sorotan media dan tekanan politik. Hotel Isola di Bandung, dengan ketenangan dan keindahan alam dan kemoderenan yang dimiliki hotel tersebut menjadi tempat yang sempurna untuk melupakan masa lalu. Selama beberapa hari, pasangan ini menikmati waktu mereka dengan berjalan-jalan di sekitar Hotel Isola, Mengunjungi Kawah Kamojang serta menikmati alam dan ketenangan Priangan saat itu yang jarang mereka dapatkan di Jerman. “ist ein Paradies auf Erden” (Ini adalah surga di bumi), ujar von Blomberg saat ditanya oleh perwakilan dari Bandoeng Vooruit, sebuah perkumpulan yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan pariwisata di Bandung saat itu.
Warisan Hotel Isola dan Kisah von Blomberg
Kini, Hotel Isola tidak hanya menjadi saksi bisu bulan madu von Blomberg dan Eva Gruhn, tetapi juga simbol dari sejarah panjang Bandung sebagai kota yang kaya akan warisan arsitektur dan budaya. Bangunan ini telah mengalami beberapa perubahan fungsi, dari kediaman pribadi, hotel, museum hingga kampus universitas. Namun, keindahan dan kemegahannya tetap terjaga. Bulan madu von Blomberg dan Eva Gruhn di Hotel Isola mungkin hanya sebuah episode singkat dalam sejarah panjang bangunan ini. Namun, kisah mereka menambah lapisan naratif yang menarik tentang bagaimana sebuah tempat bisa menjadi saksi dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Hotel Isola, dengan keindahan dan ketenangannya, tetap menjadi simbol dari harmoni antara manusia, arsitektur, dan alam.