DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA SUNDA AJAK REMAJA TINGKATKAN ETIKA DAN TATAKRAMA BERMEDSOS

Bandung, 08/09/2021

Tim Pengabdian kepada Masyarakat bidang Hasil Penelitian (PkM BHP) yang rancang oleh beberapa orang dosen dari Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI, Prof. Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd., Drs. O. Solehudin, M.Pd., dan Yatun Romdonah Awaliah, M.Pd., telah menyelenggarakan kegiatan pembinaan etika dan tata krama Sunda dalam menggunakan media sosial pada remaja-remaja di Kota Tasikmalaya. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 6 September 2021 dengan menghadirkan tiga orang narasumber yakni Prof. Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd., Haris Santosa Nugraha, M.Pd., dan Temmy Widyastuti, M.Pd.

Dokumentasi Panitia

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI dengan Paguyuban Mojang Jajaka Kota Tasikmalaya sebagai mitra sasaran. Tema yang diusung pada kegiatan PkM ini yaitu “Pembinaan Etika dan Tatakrama Sunda dalam Menggunakan Media Sosial pada Kalangan Remaja di Kota Tasikmalaya”. Menurut Ketua Pengabdian yang juga pituin orang Tasikmalaya, Prof. Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd., Kota Tasikmalaya dipilih sebagai sasaran kegiatan dikarenakan Tasikmalaya sudah telah sejak lama dikenal sebagai kota santri. Sudah semestinya mampu menjadi pelopor dalam penerapan etika dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan keterangan dari salah seorang peserta, Ghina Azzar, kegiatan yang dilaksanakan ini sangat bermanfaat untuk dirinya yang juga sebagai pengurus Paguyuban Mojang Jajaka Kota Tasimalaya. Menurutnya, para remaja saat ini sudah jarang memperhatikan penggunaan etika dan tata krama bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut tentu terjadi bukan tanpa alasan, namun karena perkembangan teknologi yang secara tidak langsung telah membawa ke kehidupan global. Sehingga globalisasi ini bisa menjadi sebuah ancaman, tantangan, bahkan peluang terhadap perkembangan kebudayaan sunda. Oleh karena itu, pengabdian ini hadir sebagai langkah awal untuk mengajak para nonoman Sunda, agar senantiasa menggunakan etika dan tata krama Sunda dalam penggunaan teknologi, khususnya di media sosial.

Dokumentasi Panitia

Pelaksanaan kegiatan PkM, yang pada tahun ini lolos pendanaan Hibah UPI tahun 2021, dihadiri oleh sebanyak 54 orang peserta yang sebagian besar merupakan remaja-remaja Kota Tasikmalaya. Kegiatan ini pun melibatkan beberapa orang mahasiswa S1 dan S2 dari Departemen Pendidikan Bahasa Sunda FPBS UPI, di antaranya Danan Darajat, S.Pd., Farid Rizqi Maulana, S.Pd., Imam Mulyana, serta Cecep Maulana Yusuf, yang turut serta mendampingi para peserta dalam membuat contoh sebuah posting-an di media sosial dengan memperhatikan etika dan tata krama Sunda.

Acara pengabdian ini berjalan dengan lancar yang sesuai dengan arahan dari pemandu acara, Dwi Alia, M.Pd. yang juga dosen dari UPI Kampus Tasikmalaya. Setelah kegiatan pembukaan, materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd., dengan judul “Media Sosial dan Degradasi Moral Kaum Remaja”, lalu dilanjutkan pematerian kedua oleh Haris Santosa Nugraha, M.Pd., dengan judul “Media Sosial sebagai Sarana Curahan Ekspresi di Era Milenial”, kemudian dilanjutkan pematerian ketiga oleh Temmy Widyastuti, M.Pd., dengan judul “Model 3W dalam Penerapan Etika dan Tata krama di Media Sosial”. Setelah pematerian selesai, selanjutnya dilakukan pendampingan yang dipandu oleh Danan Darajat, S.Pd., Imam Mulyana, dan Cecep Maulana Yusuf. Kegiatan pendampingan dilakukan untuk membimbing para peserta membuat satu posting-an di media sosial dengan menggunakan bahasa Sunda berdasarkan tema yang telah ditetapkan oleh Tim PkM, meliputi vaksinasi, Corona, dan kuliner. Pada prosesnya setiap peserta menyampaikan hasil pekerjaannya pada kolom chat, lalu setiap pendamping melakukan peninjauan, setelah itu peserta menerapkan model 3W, dan dilanjutkan dengan mem-posting-nya di media sosial.  

Dokumentasi Panitia

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para remaja memiliki kecakapan literasi digital dan melek teknologi, tanpa meninggalkan nilai-nilai etika dan tata krama Sunda yang dikenalkan melalui pembinaan dan pendampingan model 3W secara langsung kepada para peserta. Harapan lainnya, para peserta dapat menerapkan dan mengamalkan ilmu yang telah diberikan oleh para pemateri penguatan dan pendampingan dalam kegiatan sehari-harinya, khususnya ketika membuat posting-an/unggahan di media sosial, baik melalui Instagram, Facebook, Twitter,Tiktok, maupun Snapachat, dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan agar generasi milenial, khususnya remaja Kota Tasikmalaya, memiliki kecakapan literasi digital dan melek pada teknologi tanpa meninggalkan etika dan tata krama. Begitu pun para peserta sangat antusias mengikutinya, bahkan ada beberapa peserta yang menyampaikan kejadian sekait banyaknya pelanggaran etika dan tata krama yang dilakukan oleh warganet akhir-akhir ini. Bentuk pelanggaran tersebut berupa caci maki, ungkapan emosi dan amarah, ujaran kebencian, cyber bullying, dll. Maka dari itu, untuk menyikapi hal tersebut tertuanglah ide agar generasi milenial, khususnya kaum remaja mendapatkan pembekalan, pendampingan, dan pembinaan etika dan tata krama, agar dalam diri mereka tertanam nilai-nilai etika dan tata krama yang baik, dengan harapan nilai-nilai baik tersebut dapat terbawa dan terbiasa hingga mereka kelak dewasa.