Di Balik Kerlap Kerlip Gili Trawangan Lombok

CAHAYA itu mulai muncul memancarkan sinarnya, dan terjatuh tepat pada deburan ombak yang lembut perlahan menuju ketepian. Perahu-perahu kayu terombang-ambing tak berpenghuni seakan sudah tak asing dengan suasana pagi ini. Layaknya lukisan elok nan indah menjerat setiap mata untuk melihat dan menikmati sunrise Gili Trawangan Lombok.

Akan banyak hal yang dapat dieksplor di Gili Trawangan. Mulai dari suasana, makanan hingga pemandangan bawah laut yang menakjubkan. Gili Trawangan berada di sebelah barat laut Lombok. Dinamai Gili Trawangan karena pulau ini dulu merupakan markas dari pasukan Jepang untuk menerawang Sekutu. Dari nama itulah pulau ini di namakan Gili Trawangan.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di pulau ini, jangan heran akan lebih banyak turis asing dibandingkan turis domestik. Mengapa? Karena Gili Trawangan terkenal dengan beach party-nya. Saat malam hari tiba, lampu kerlap-kerlip menyala dan hentakan musik dari setiap bar membuat badan bergoyang mengikuti irama. Seafood dihidangkan dan minuman tersaji dengan bebasnya. Semua turis turun ke jalan sembari menikmati indahnya malam. Langit pun tak mau kalah dengan memamerkan semua bintangnya.

Keunikan lain yang disajikan Gili Trawangan adalah Cidomo. Setiap penduduk yang hendak mengelilingi pulau kecil ini, cukup dengan menaiki kereta kuda. Selain harganya murah, Cidomo dilengkapi klakson dengan bunyi yang nyaring. Karena di setiap pulau Gili dilarang ada polusi dari kendaraan, maka alat transportasi masyarakat Gili adalah Cidomo atau kereta kuda.

Hal lain yang wajib dilakukan wisatawan ketika di Gili Trawangan adalah snorkling. Waktu snorkling yang paling baik antara jam 07.00 pagi hingga jam 09.00 pagi. Pemandangan bawah laut Gili Trawangan memang tidak diragukan lagi indahnya. Batu karang menyambut kedatangan setiap penyelam. Ikan hias seperti ikan badut akan mudah dijumpai. Airnya yang jernih membuat para wisatawan betah berlama-lama berenang di laut. Dan jika beruntung, kita bisa menemukan penyu dengan ukuran besar berenang bersama kita. Jangan khawatir bagi wisatawan yang  enggan atau takut turun ke air. Karena air lautnya yang jernih biru kehijauan, maka dengan menyewa perahu kecil pun dapat  dengan mudah melihat terumbu karang dan ikan hias.

Gili trawangan memang memiliki fasilitas lebih unggul dibanding Gili Nangu, Gili Mano dan Gili Air.  Fasilitas tersebut seperti ATM, hotel dan juga bar. Inilah yang disajikan Gili Trawangan dengan segala kenikmatan duniawinya. Tetapi di balik gemerlapnya suasana, sangatlah miris karena lebih banyak turis asing dibandingkan turis domestik yang datang berlibur. Dan lebih mirisnya lagi suasana di sana tidak seperti di Indonesia, karena sepanjang jalan dipenuhi bar. Makanan  dan minuman yang disajikan pun lebih banyak berkiblat pada western. Hal ini yang sangat disayangkan.

Indonesia memiliki budaya ketimuran. Di mana etika, etiket berbicara, berpakaian dijaga sopan santunnya.  Karena lebih banyak bar yang tersaji, sehingga para turis pun leluasa menggunakan bikini disepanjang jalan pulau. Inilah yang dikhawatirkan. Efek dari modernisasi dapat mengubah perilaku serta budaya anak bangsa kita. Ditakutkan dengan melihat pakaian yang tidak pantas serta budaya party hingga pagi, menimbulkan perubahan perilaku dan ethos budaya yang sudah dimiliki para pemuda.

Sebaiknya Gili Trawangan lebih mengedepankan budaya Indonesia, Sehingga turis asing dapat mengenal jauh budaya Indonesia lewat makanan khas Lombok misalnya. Dan turis domestik pun dapat dengan nyaman berlibur tanpa kebingungan mencicipi makanan dan minuman yang tersaji. Selain itu jangan hanya memperbanyak bar, lebih baik dibangun sanggar tari atau kebudayaan khas Lombok. Seperti pakaian adat, makanan tradisional, dan bahasa daerah. Sehingga para wisatawan dapat berlajar sembari berlibur. Selain dapat mengenalkan budaya Lombok kepada wisatawan, hal tersebut juga dapat melestarikan budaya yang sudah ada.

Diharapkan, dengan mengedepankan budaya Indonesia, Gili Trawangan dapat lebih memikat banyak turis domestik. Karena dengan mengeksplor keindahan alam Indonesia tidak akan pernah ada  habisnya. Mari jelajahi alam dan kebudayaan Indonesia. (Sani Rusyda Rahmani/Mahasiswa Ikom FP IPS UPI))