Digipreneur, Optimalkan Dunia Digital untuk Berbisnis

Bandung, UPI

Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI) menggelar Workshop Digipreneur dengan tagline “Can your sosmed makes money?”, Rabu (8/12/2016) di Warung DU 71 Bandung.

Menurut ketua pelaksana, Ariansyah Hadi Wiguno bahwa kegiatan ini dilaksanakan karena banyaknya potensi anak muda dalam wirausaha, namun masih terkendala tentang langkah pertama dalam memulai bisnisnya. Untuk itu, Digipreneur hadir untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mengubah konsep cara berpikir peserta terkait bisnis.

“Digipreneur ada untuk membantu peserta agar dapat lebih mengoptimalkan flatform digital dalam bisnisnya, misalnya web, instagram, dan media social lainnya,” ungkap Ari.

Digipreneur menghadirkan empat pemateri dari jenis wirausaha yang berbeda, diantaranya bidang fashion yakni Paku Payung, Istia Hamdiati Nuri, lalu bisnis bidang pendidikan yaitu Indonesia Creative Education Institute, Rita Anggorowati dan Irwan Gunawan, kemudian Semesta Learning Evolutionn bisnis sosial, Indiana Ayu Alwasilah, dan bisnis makanan Bau Duren M. Hakim Delftian Kurniawan.

Acara ini memberikan kesempatan masing-masing pemateri untuk menyampaikan pengalamannya di dunia bisnis. Salah satunya Hakim yang mengemukakan bahwa pebisnis itu harus memiliki karakter diri pantang menyerah bahwa jika gagal maka ia harus mampu bangkit untuk memulai bisnis yang baru. “Walau bangkut berulang kali, tapi harus bisa bangkit,” katanya. Selain itu, pemateri lainnya, Isti Mengungkapan bahwa sama halnya dengan mencari jodoh pasangan hidup, bisnis juga harus dicari jodoh bisnisnya yang mana, “Kalau mau menemukan jodoh di dunia bisnis, harus diusahakan,” ungkapnya.

Setelah dijelaskan materi tentang memulai bisnis, workshop yang dihadiri sekitar 40 peserta ini para pemateri mengatakan hal yang sama bahwa untuk bisnis saat ini harus memanfaatkan dunia digital, menurut mereka dunia jaringan saat ini sangat membantu mereka berbisnis, diantaranya memasarkan produk lebih mudah dan murah, mempersingkat mereka untuk memiliki kesepakan dengan klien karena semua hal yang disepakati dapat dilakukan di dunia maya, mengurangi anggaran pokok seperti tempat usaha dan pegawai.

Dari semua itu, Indi mengungkapkan bahwa kunci utama bisnis adalah kita harus menjalin silahturahmi, dan memperluas relasi kita. Hal itu dapat dilakukan dengan cara sering nongkrong berkualitas. Seusai pematerian dari seluruh pemateri, kegiatan ini dilanjutkan dengan Focus Group Discussion, tiap grupnya didampingi oleh tiap pemateri sesuai jenis bisnisnya yang diminati oleh peserta. (Restu Puteri Sujiwo)