Dosen Bahasa Arab Berlatih Menulis Karya Ilmiah di UPI

DSC00160

Bandung, UPI

Para dosen Bahasa Arab dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berlatih menulis artikel ilmiah berbahasa Arab, di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Senin sampai dengan Rabu (20 s.d. 23/10/2014). Mereka menghadirkan Dr. Shaleh Utsaimi dan Dr. Ahmad Al-Matrud dari Universitas Imam Muhammad bin Saud Islamiyah Riyadh, Arab Saudi.

DSC00163

Wakil Rektor UPI Bidang Akademik, Pengembangan dan Hubungan Internasional Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., saat membuka acara pelatihan di Gedung University Center (UC), Senin (27/10/2014) mengemukakan, pelatihan menulis ilmiah bahasa Arab ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas para dosen dalam menulis di jurnal ilmiah, baik yang terakreditasi nasional maupun internasional.

Diungkapkan, tingkat persaingan perguruan tinggi di Indonesia sangat lemah, jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, apalagi Singapura. Gambaran itu dapat dilihat dari produk karya ilmiah dosen dari sekitar 3.600 PT di seluruh Indonesa tak lebih banyak dari satu PT di Malaysia.DSC00164

“Karya ilmiah dari ITB tertinggi, tapi hanya memproduksi sekitar 2.000 karya, UI di bawah ITB, kemudian UGM, IPB dan seterusnya. Semua kalau dijumlahkan di bawah Universitas Malaya yang jumlahnya di atas 10.000 karya tulis. Apalagi kalau kita bandingkan dengan Universita Chulalonkorn di Thailand atau Universitas Kebangsaan Singapura, kita sangat jauh,” kata Prof. Aminudin.

Ia menjelaskan, dosen Indonesia bukan malas melakukan penelitian, tapi kendalanya pada umumnya mereka tidak suka menulis dan memublikasikan hasil tulisannya tersebut. Ia mengakui adanya sejumlah faktor penghambat. Misalnya, saat berbicara publikasi, para dosen biasanya merasa cukup sebatas di forum seminar. “Padahal bukan itu. Mungkin karena dosen di Indonesia tidak tahan banting, tidak memiliki semangat juang yang kuat untuk memublikasikannya di jurnal internasional. Mereka kerap tidak siap dengan segala macam kritikan,” ujar Prof. Amin.DSC00168

Menerbitkan artikel di jurnal internasional, kata Prof. Amin, memang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Waktu yang dibutuhkan sekitar dua tahun, sebab waktu yang dibutuhkan meliputi peer review, ada refree untuk menilai, dan berbagai aktivitas lainnya. Maka proses selama dua tahun adalah batas yang wajar. Setelah satu tahun, penulis sudah masuk dalam daftar orang yang akan dimuat tulisannya.

“Untuk mendorong minat dosen menulis karya ilmiah, UPI membuat revolusi bidang penelitian sejak 2010, dengan kualifikasi paling rendah mendapatkan pembiayaan Rp 15 juta. UPI tidak lagi memberikan dana kecil Rp 3 juta atau Rp 5 juta. Skim dosen paling rendah rata-rata di  atas Rp 25 juta, bahkan penelitian tertentu didanai hingga Rp 200 juta,” kata Prof. Amin.

Untuk meningkatkan produktivitas ini, UPI menyiapkan dana hingga Rp 18 miliar. Dengan upaya ini, meskipun tahun ini publikasi ilmiah masih relatif rendah, diharapkan tahun depan, jumlah publikasi ilmiah dosen UPI meningkat tajam, karena saat ini publikasi tersebut terus berproses. (WAS)