Dosen Xi’an International Studies University Raih Gelar Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia

Bandung, UPI

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran yang fokus pada perbedaan budaya antara Tiongkok dan Indonesia. Salah satunya yaitu mengembangkan media pembelajaran yang khusus dirancang untuk pembelajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) di Tiongkok dengan metode interaktif untuk komunikasi lintas budaya. Pembelajar BIPA Tiongkok sering mengalami kesulitan dan gejala gegar budaya ketika berbicara dengan orang Indonesia atau ketika tinggal di Indonesia.

Pernyataan tersebut diungkapkan Dr. Wang Qun, M.A., M.Pd., saat ditemui usai berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Berbicara BIPA dengan Metode Interaktif untuk Komunikasi Lintas Budaya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Jumat (31/12/2018). Hadir sebagai Tim Promotor yaitu Prof. Dr. Syihabuddin, M. Pd., Dr. Yeti Mulyati, M. Pd., dan Dr. Vismaia S. Damaianti, M. Pd. Sementara itu, sidang dipimpin oleh Prof. Dr. H. Disman, M.S., didampingi Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd., dan Dr. Wahya, M.Hum.

Menurut Semi, panggilan akrab Wan Qun, di Tiongkok belum ada media pembelajaran yang terintegrasi dengan komunikasi lintas budaya Tiongkok dan Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar BIPA, oleh karena itu, media ini merupakan salah satu inovasinya. Diharapkan bisa diterapkan dan digunakan sebagai media pembelajaran yang benar-benar terintegrasi dan bisa dijadikan contoh untuk pengembangan media pembelajaran Tiongkok dan Indonesia.

“Media pembelajaran tersebut sudah diujikan kepada 20 pembelajar BIPA Tiongkok. Hasil evaluasi dan uji coba termasuk layak dan sangat baik. Kemudian dikembangkan media pembelajaran berbicara dalam bentuk DVD-ROM yang berisi 18 video pembelajaran beserta buku konsep media pembelajaran, materi pembelajaran, petunjuk untuk pengajar, dan skenario pembelajaran,” jelasnya.

Produk akhir tersebut telah digunakan di 3 jurusan bahasa Indonesia di Tiongkok dan terdapat umpan balik yang sangat baik, tegasnya. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran tersebut bisa meningkatkan kemampuan berbicara, juga bisa meringankan gegar budaya, dan lebih menyesuaikan kebutuhan pembelajar BIPA Tiongkok.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Promotor Prof. Dr. Syihabuddin, M. Pd., menegaskan bahwa baginya, keberadaan mahasiswa asing ikut mewarnai tradisi belajar di UPI, disamping mereka memperoleh ilmu dari kita, ternyata mereka pun memberikan kontribusi dengan kultur akademiknya. Kultur belajar mereka ditularkan kepada teman-temannya di UPI.

Lebih lanjut dijelaskan,”Keberadaan mahasiswa asing itu merupakan PR atau Humas yang baik bagi UPI. Diharapkan, mereka akan mencerikatakan hal-hal yang baik tentang UPI kepada koleganya. Oleh karena itu, kita harus memberikan pelayan sebaik-baiknya, bukan berarti mengistimewakan salah satu pihak, ini karena pertimbangannya mereka akan menjadi PR terbaik untuk UPI sebagai personal privacy consultant dengan keutamaan hubungan pribadi.”

Di sisi lain, katanya, mereka akan menjadi jembatan kerja sama antar lembaga, tentu saja kerja sama ini dimulai dengan jalinan seperti himpunan mahasiswa asing atau kumpulan yang tergabung dalam IKA mahasiswa asing yang berbasis pada berbagai hal seperti hobi, profesi atau keahlian.

“Wan Qun merupakan mahasiswi programmes doctorate by research SPs UPI yang sejak awal didorong untuk melakukan penelitian. Dia memiliki kompetensi yang cukup baik, hal itu ditunjukan dari beberapa artikel di jurnal yang sudah publish, ini salah satu hal yang kurang direspon oleh mahasiswa lokal, namun dia mampu menjawab tantangan saya. Membimbing bagi saya itu ada standarnya, jika ada mahasiswa yang bisa melampaui standar tersebut maka saya akan naikkan tingkatannya, dan hasil pencapaian Wan Qun sangat menggembirakan,” pungkasnya. (dodiangga)