Dr. (H.C.) Enggartiasto: Selalu Adaptif Terhadap Perkembangan Jaman

Bandung, UPI

“Siapkan diri kalian untuk menjadi mahasiswa dan alumni yang menghadapi era society 5.0 dengan merdeka belajar. Kejar ilmu pengetahuan dimana saja, namun tetap harus kritis dalam mencari sumber pengetahuan. Adaptatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi/digitalisasi. Selalu berpikir out of the box dan bangun networking,” tegasnya.

Pesan tersebut disampaikan Ketua Umum IKA – UPI periode 2011 hingga sekarang; Pendiri éL Group dan Menteri Perdagangan RI periode 2016 – 2019 DR (HC) Enggartiasto Lukita dalam Kegiatan Webinar #Seri 2 yang mengusung tema Alumni Capacity Building. Dalam kesempatan tersebut Dr. Enggar membahas Penguatan Kapasitas dan Peran Alumni yang Unggul, Berdaya Saing, Inovatif dan Berkarakter Di Era 5.0. Webinar diselenggarakan Kamis, 09 September 2021.

Buka diri dan cegah eksklusivisme, ujarnya lagi. Aktif dalam kegiatan intra maupun extra kurikulum. Abaikan rasa malu, percaya diri untuk memulai perkenalan kembangkan potensi diri. Kenali minat dan potensi diri, kembangkan semaksimal mungkin. Nilai akademis tinggi tidak menjamin kesuksesan dalam bekerja. Fokus pada cita–cita, jangan pernah menyerah.

“Pada era society 5.0 akan banyak jenis pekerjaan yang hilang, sebanyak jumlah pekerjaan yang akan bermunculan karenanya. Oleh karena itu, selalu adaptif terhadap perkembangan jaman, tidak ada yang tidak mungkin diraih selama ada kemauan untuk menggapainya. Untuk optimalisasi kehidupan individu dan masyarakat secara keseluruhan diperlukan kecakapan hidup abad 21 era society 5.0. Kecakapan yang dimaksud adalah kita harus memiliki kreativitas tinggi, mampu berpikir kritis, fasih dalam berkomunikasi, serta mampu berkolaborasi,” ungkapnya.

Menurutnya, generasi milenial wajib memiliki kompetensi dasar abad ke 21. Kompetensi yang dimaksud adalah 6 kompetensi literasi dasar, yaitu numerasi, ilmu pengetahuan, informasi, keuangan, budaya dan kewarganegaraan. Literasi numerasi berkaitan dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari. Mampu mengolah angka serta memahami data dalam bentuk angka. Dalam literasi ilmu pengetahuan, kita dituntut untuk berpikir kritis dan analitis serta cakap dalam memahami fenomena alam dan sosial di sekitar kita.

Literasi informasi, lanjutnya, menuntut kita untuk mampu dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi baru untuk memenuhi dan mengelola serta meningkatkan kesejahteraan hidup. Demikian pula dengan literasi keuangan yang menuntut kita untuk terampil dalam mengelola sumber daya keuangan secara efektif agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. Sementara itu untuk kompetensi budaya dan kewarganegaraan menuntut kita untuk memiliki kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Bersikap terbuka dan toleran terhadap keberagaman budaya.

“Di sisi lain kita juga harus memiliki kompetensi kognitif, yaitu berpikir kritis/bernalar, kreatif/berinisiatif tinggi, komunikatif, mampu bekerjasama, problem solving/memiliki jiwa kepemimpinan serta memiliki kepedulian sosial dan budaya,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk menjadi unggul, berdaya saing, inovatif dan berkarakter maka kita juga dituntut untuk mampu mengambil keputusan yang tetap ketika menghadapi ambiguitas. Harus memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala hal termasuk mempelajari segala hal di luar bidang pekerjaan dan minatnya. Memiliki kemampuan untuk menerima perbedaan dengan mendengarkan, berbagi dan belajar dari orang lain.

“Terampil dalam menganalisa keadaan dan tantangan yang ditimbulkannya, serta mampu melihat dan mengambil peluang baru dengan risiko yang terukur. Kita juga harus tangguh menghadapi tantangan masa depan dan sadar akan informasi baru, memahaminya untuk memecahkan hambatan, kemudian melakukan inovasi. Optimis dan mampu melihat masa depan serta dapat memprediksi apa yang akan terjadi dan bagaimana mengantisipasinya,” katanya.

Lebih dari itu, kita juga harus terampil dalam membangun kepercayaan, persahabatan dan kedekatan dengan siapapun dan apapun etnis, ras dan agamanya, tanpa memandang jarak bahkan dalam hubungan secara virtual. Akhirnya kita harus berani menghadapi masalah yang ada di depan mata secara cerdas, tidak mencari – cari alasan untuk menghindarinya. (dodiangga)