Dua Mahasiswa Pendidikan Seni SPs UPI Presentasikan Karya Ilmiah di Eropa
|Bandung, UPI
Dua Mahasiswa Pendidikan Seni SPs, Universitas Pendidikan Indonesia berkesempatan menjadi pemakalah dalam konferensi Internasional di Eropa. Setelah mengikuti beberapa tahap seleksi Internasional dan mendapatkan undangan dari Sorbone University Paris untuk hadir dan sekaligus menjadi pemakalah dalam ajang bergengsi The 12th International Conference The Arts in Society (Arts in Society 2017) di The American University of Paris, 5 Boulevard de la Tour-Maubourg, Paris, France pada 14 – 16 Juni 2017.
Mereka adalah Emma Iis Rofingah dan Jian Al Ma’arij mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir untuk mendapatkan gelar magister ini mempresentasikan hasil penelitian karya tulis ilmiah dihadapan pemakalah lainnya.
Ajang konferensi seni Internasional yang digelar setiap tahunnya di seluruh dunia dengan nama The Arts In Society Research Network ini dibawah pimpinan Commond Ground Research Network. Jaringan tersebut mewadahi segala aktifitas keilmuan dan terdapat banyak kegiatan penelitian.
“Kami memilih bidang seni dan budaya yang merupakan sebuah forum interdisipliner untuk diskusi tentang peran seni dan kebudayaan dalam masyarakat. Termasuk diantaranya membahas tentang keterlibatan kritis, pemeriksaan dan eksperimentasi, mengembangkan ide-ide yang menghubungkan seni di seluruh dunia. Konferensi ini dihadiri oleh para pemimpin di bidang seni, pendidikan, sosial dan budaya. Termasuk para doktor dan profesor di bidang seni yang mewakili berbagai disiplin ilmu dan perspektif,” kata Jian.
Mereka memilih showcase dan workshop dalam satu kali sesi konfrensi. Showcase merupakan pameran produk yang telah kami hasilkan selama penelitian. Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI yang menerapkan inovasi media pembelajaran batik dari sampah anorganik.
“Produk yang kami pamerkan adalah kain batik yang dibuat menggunakan sampah anorganik. Sedangkan untuk workshop dalam konferensi ini kami memberikan pelatihan singkat mengenai tata cara pembuatan media batik menggunakan sampah anorganik. Kemudian membahas mengenai penerapan media dan hasil karya dari media batik tersebut untuk berkontribusi pada pendidikan formal, informal, seni budaya, lingkungan dan potensi ekonomi kreatif serta pariwisata di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur,” tambahnya.
Seperti ulasan sebelumnya bahwa terdapat banyak manfaat dalam penerapan hasil penelitian tersebut yaitu lima manfaat sekaligus, pertama dalam bidang pendidikan mempermudah media pembelajaran pada anak didik, kedua bidang kebudayaan yaitu turut melestarikan batik pada generasi penerus bangsa, ketiga bidang ekonomi penerapan penggunaan media batik berbahan sampah anorganik dapat digunakan pada pembinaan masyarakat dalam lingkup luas, keempat bidang kesehatan, pemanfaatan sampah anorganik dalam hal positif akan mengurangi timbunan sampah yang tidak mudah terurai di tanah, dan kelima dalam bidang pariwisata, apabila dilakukan sebuah upaya dari berbagai pihak untuk melestarikan batik yang memiliki motif khas dari sampah anorganik ini dan memamerkan hasil karya di ruang publik, maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik dan mancanegara.
Menurutnya, perjalanan mereka menuju Eropa disponsori oleh Beasiswa Unggulan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) dan Latansa Reizen Tour Eropa, kesempatan mengunjungi Istanbul, Perancis dan Belanda menjadi ajang pencarian ilmu bagi mereka khususnya seni dan budaya sebagai bekal menjadi pendidik di bidang seni.
“Menjadi delegasi Universitas Pendidikan Indonesia khususnya dan Indonesia pada umumnya menjadi pengalaman berharga bagi kami untuk mengembangkan keilmuan dibidang pendidikan, seni dan budaya serta menjadikan Pendidikan Seni Universitas Pendidikan Indonesia semakin dikenal dalam forum seni Eropa dan Asia,” tutupnya. (Jian Al Ma’arij/DN)