FPMIPA UPI Selenggarakan P2M Peningkatan Literasi Sains dan Kualitas Pembelajaran MIPA SMP Melalui Lesson Study di Kabupaten Pangandaran

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia, menyelenggaran Pengabdian Kepada Masyarakat dengan mengusung tema Peningkatan Literasi Sains dan Kualitas Pembelajaran MIPA SMP melalui Lesson Study. Kegiatan diselenggarakan  pada hari Senin, 13 Juni 2022 yang diikuti 50 peserta guru guru SMP se Kabupaten Pangandaran. Kegiatan dilaksanakan di SMPN 1 Pangandaran yang berlokasi di Jl. Merdeka No.321, Pananjung, Kec. Pangandaran, Kab. Pangandaran, Jawa Barat 46396.

Pengabdian dilakukan oleh tim Dekanat FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed (Dekan), Dr. rer.nat. Adi Rahmat, M.Si (Wakil Dekan Bidang Akademik), Prof. Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si (Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya), Dr. Dadi Rusdiana, M,Si (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab Pangandaran Dr. H.M. Agus Nurdin, M.Pd, para Kepala Bidang dan Kepala Seksi di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran.

Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed dalam sambutan dan paparan materi menjelaskan bahwa tujuan pengabdian kepada masyarakat ini  agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan, merespon terhadap Isu Strategis  seperti Revolusi Industri 4.0, dimana digitalisasi menjadi kunci, yang akan mendisrupsi banyak aktivitas ekonomi yang ada sereta tuntutan dan tantangan guru pada abad ke-21 pada umumnya.

Narasumber lainnya yaitu Prof. Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si memaparkan melalui lesson study, dapat meningkatkan budaya akademik para guru. Dapat meningkatkan kolaborasi pada sesama guru dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan evaluasi diri tentang pembelajaran yang dilakukannya. Guru termotivasi untuk melakukan inovasi pembelajaran. Guru dapat menghasilkan buku ajar dan karya ilmiah. Lesson study dilakukan oleh guru dan untuk guru (dengan bantuan pakar, jika diperlukan) secara berkolaborasi dan berkelanjutan dalam meningkatkan keprofesionalan mereka. Lesson study membuat guru menjadi terbuka menerima saran terhadap perbaikan pembelajaran.

Dikesempatan lain, pada sesi materi berikutnya Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si memberikan tema/topik “Pengembangan Pembelajaran MIPA Berdasarkan Perspektif Psikologi Kognitif”. Pemahaman mendalam terhadap materi ajar, mencakup atensi terhadap aspek-aspek penting pada materi ajar dan mengorganisasikannya secara mental ke dalam struktur kognitif yang koheren (asimilasi) dan menyimpannya dalam long term memory direfleksikan dalam bentuk kemampuan dalam mengaplikasikan/menggunakan pengetahuan yang telah diajarkan pada situasi baru (problem solving, decision making, termasuk perilaku dan perkataan).Bukan sekedar penguasaan materi (konsep) tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut (Higer Order Thinking Skills).

Materi terakhir dari Dr. Dadi Rusdiana, M.Si mengangkat tema,  Inovasi Pembelajaran MIPA berbasis STEM untuk meningkatkan keterampilan abad 21. Pada kesempatan ini narasumber memberikan penjelasan dan penekanan bahwa Keterampilan abad 21 menjadi kebutuhan yang harus dimiliki peserta didik. Melalui literasi sains, memungkinkan seorang individu untuk mengembangkan keterampilan abad 21.

Target luaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa  produk-produk pembelajaran dan perangkatnya yang sangat berharga bagi para guru SMP yang ada di daerah sasaran program dan sekitarnya. Dari kegiatan ini diharapkan akan memberi alternatif dalam penanganan masalah peningkatan kualitas pembelajaran di daerah terpencil yang belum banyak mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan daerah

Para peserta berhaarp kegiatan ini tidak hanya berlangsung satu kali, tapi dapat berlangsung secara berkesinambungan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara terus menerus demi peningkatan mutu pembelajaran bagi sekolah-sekolah yang berbasis pesantren. Para guru selama ini melangsungkan pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum dan dalam frame berpikir guru saja tanpa mempedulikan setiap siswa dalam memahami pembelajaran. Hal ini didorong oleh banyaknya materi yang harus disampaikan dalam setiap semester tertentu. Padahal dalam konsep lesson study, setiap siswa harus mendapat hak yang sama dalam pembelajaran dan memahami materi yang disampaikan oleh guru  untuk berbagai mata pelajaran yang diperolehnya (Kontributor Humas UPI/FPMIPA)