Georgina Heydon Tampil dalam Semiloka Nasional Linguistik Forensik di UPI

Bandung, UPI

Dalam “Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Nasional Linguistik Forensik 2019” yang dilaksanakan dari hari Minggu (07/07/2019) sampai dengan Senin (08/07/2019) di Auditorium B Lantai 4 Gedung Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Georgina Heydon tampil sebagai pembicara kunci. Associate Professor dari RMIT University Australia itu sudah diakui secara internasional sebagai pakar linguistik forensik dan wawancara investigatif. Dia sudah memublikasikan banyak makalah akademik dan sebuah buku yang berjudul The Language of Police Interviewing dengan topik pemeriksaan tersangka.

Heydon terpilih sebagai Presiden Asosiasi Linguis Forensik Internasional (IAFL) periode 2017-2019 pada Konferensi Dua Tahunan Ke-13 Asosiasi Linguistik Forensik Internasional di Porto, Portugal, 12 Juli 2017. Selain itu, ia menduduki beberapa jabatan penting di RMIT (Royal Melbourne Institute of Technology) University, antara lain Program Manager of Higher Degrees by Research, Director of Centre for Global Research, Co-Convener of Gevara di School of Global, Urban and Social Studies. Sebagai linguis forensik dia telah menjadi narasumber pelatihan mewawancarai serta memberikan advis pada polisi dan profesional hukum di Australia, Swedia, Indonesia, Mozambik, dan Kanada. Dia juga merupakan pendamping Dewan Sekolah Tinggi Kehakiman dan Majelis Hakim Pengadilan Sipil Australia.

Selama kegiatan semiloka, Heydon menyampaikan materi tentang penelitian dalam bidang linguistik forensik. Dalam pengantarnya, dia menyampaikan pentingnya penelitian linguistik dan aplikasinya untuk bidang hukum. Pada segmen lokakarya, dia memilahnya menjadi tiga sesi. Untuk sesi pertama, Heydon mengawali lokakarya dengan metode penelitian linguistik forensik, khususnya untuk masalah data penelitian. Untuk sesi kedua, Heydon melanjutkan lokakarya masih dalam bidang metode penelitian linguistik forensik, tetapi berfokus pada aspek analisis data. Untuk sesi ketiga, Heydon menutup lokakarya dengan melibatkan seluruh peserta. Dalam sesi ini, seluruh peserta dapat berbagi pengalaman tentang linguistik forensik dan berlatih menyiapkan rencana penelitian linguistik forensik.

Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, & Usaha UPI, Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A., menyambut baik kehadiran Georgina Heydon sebagai international visiting scholar di kampus UPI. Aktivitas akademik seperti ini berkontribusi pada penciptaan atmosfer akademik yang positif bagi perjalanan hidup sebuah perguruan tinggi. “Seyogianya kegiatan ini menjadi tonggak lahirnya pusat kajian linguistik forensik di UPI yang berimplikasi pada peningkatan publikasi ilmiah dalam bidang linguistik forensik,” demikian harapan Prof. Didi Sukyadi saat membuka “Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Nasional Linguistik Forensik 2019” pada hari Minggu (07/07/2019).

Kegiatan Seminar dan Lokakarya Nasional Linguistik Forensik 2019 ini merupakan jawaban UPI atas maraknya kasus hukum yang menggunakan bahasa sebagai barang buktinya. Ini harus menjadi kerja kolaboratif antara perguruan tinggi, penegak hukum, dan masyarakat agar hadir upaya advokasi dan edukasi demi terciptanya keadilan sosial bagi masyarakat. “Akhirnya, panitia mengucapkan terima kasih kepada para anggota Polri, jaksa, jurnalis, guru, dosen, dan mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif sebagai peserta semiloka ini,” ungkap Dr. Isah Cahyani dalam laporannya sebagai panitia kegiatan. (DN)