Guru, Spirit Murakata

Seorang sahabat, Guru SDN di Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan berujar bahwa di sekolah tempat ia mengajar belum melaksanakan Kurikulum Merdeka. Sekolahnya masih melaksanakan Kurikulum 2013, dengan penguatan pada tradisi lokal dan semangat kebersamaan, gotong royong seiaya sekata untuk mencerdaskan bangsa.

Semangat ikatan kebersamaan inilah, secara nyata menjadi ciri pembelajaran di sekolah kami. Di tengah keterbatasan yang ada, warga sekolah tetap berupaya keras. Secara bertahap sekolah kami bisa melengkapi standar minimal pendidikan. Guru yang ada terus berdedikasi untuk melaksanakan pembelajaran, termasuk sesekali memanfaatkan media sosial. Materi muatan lokal juga diberikan secara berkala, termasuk pembelajaran budaya dan bahasa lokal Banjar.

Bagi etnis suku Banjar yang merupakan mayoritas penduduk di Kecamatan Barabai, semangat kebersamaan dan ikatan persaudaraan dengan landasan agamis Islam merupakan ciri masyarakat yang utama. Warga setempat menyebutnya Semangat Murakata yang diambil dari bahasa Banjar. Murakata merupakan singkatan dari Mufakat, Rakat, dan Seiya-sekata.

Tradisi Murakata bagi masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini, tak sekedar slogan. Tetapi lebih merupakan tradisi kolaborasi dan kekompakan masyarakat dan Pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan. Murakata telah menjadi ikon masyarakat setempat.

Bumi Murakata
Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Barabai merupakan ibukota kabupaten yang berjarak 165 km dari kota Banjarmasin. Bila ada berkesempatan berkunjung ke Banjarmasin, coba luangkan waktu untuk berkunjung ke kota Barabai ini. Warga setempat menyebut kabupaten ini dengan Bumi Murakata.

Sepanjang jalan aspal yang mulus, anda akan disuguhi pemandangan alami : kawasan rawa dengan pepohonan payau, dataran rendah yang subur, dan pemandangan Pegunungan Meratus yang hijau memukau dan masih rimbun. Hutan lindung yang masih asri dengan aliran dua sungai besar yaitu Sungai Batang Alai dan Sungai Barabai yang memukau.

Walaupun Barabai belum menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) Nasional, banyak potensi daerah yang bisa dikembangkan secara lebih profesional.

Wisata Puncak Gunung Halau Halau adalah destinasi idaman para pelancong pendaki gunung. Wisata alam eksotik yang menawarkan pemandangan alam bentangan pegunungan Meratus sangat memukai. Puncak Gunung Meratus yang senantiasa berbalut kabut tipis melengkapi keindahan alam Pegunungan Meratus.

Ikwal panorama Meratus yang memukai, banyak pakar Geologi yang menyatakan optimismenya bahwa suatu saat Pegunungan Meratus berpeluang besar sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) dengan keragaman geologi, biologi, dan unsur budaya yang dimilikinya.

Anggrek Raksasa
Anggrek raksasa (Grammatophylum) yang tumbuh subur alami di Taman Anggrek Meratus menjadi salah satu ikon yang mendunia. Aggrek lainnya seperti anggrek hitam (Coelogyne pandurata), anggrek Vanda (Vanda dearei), dan anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh sumbur alami di pepohonan rimbun di wilayah Konservasi Alam Meratus Kalimantan Selatan. LIPI (2019) mencatat Indonesia memiliki 5000an jenis anggrek alam. Beberapa jenis langka antara lain anggrek Paraphalaenopsis laycockii, Paraphalaenopsis labukensis, tumbuh subur di Pegunungan Meratus.

Kuliner khas

Jenis kuliner andalan kota ini yaitu Apam Barabai. Kue basah yang terbuat dari tepung beras, santan, gula merah/putih dan campuran lainnya, menjadikan Apam Barabai sebagai ikon kuliner Bumi Murakata ini. Rasakan kelezatan dan hisap aroma harumnya yang menggoda.
Sensasi lain makanan khas Barabai adalah Ikan Pakasam. Olahan ikan yang diawetkan dengan cara fermentasi oleh bakteri asam laktat. Ikan yang biasa digunakan untuk membuat pakasam atau samu berupa air tawar atau sungai dan rawa khas Kalsel yaitu ikan gabus (haruan), pepuyu (betok), dan ikan sepat. Datanglah ke Restoran setempat, cicipi kelezatan ikan pakasam ini. Rasakan sensasi rasanya.

Misteri Burung Sulangking
Bila rekan rekan berkunjung ke kota Barabai, di gerbang masuk kota berdiri megah Tugu Burung Sulangking. Tugu burung ini menjadi ikonik sebagai ciri selamat datang bagi warga yang datang ke Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan. Burung Sulangking ini dinyatakan sudah punah.

Masyarakat setempat meyakini bahwa jenis burung tersebut pernah ada, namun tak seorang pun tahu bentuk fisiknya. Makna dan filosofi burung Sulangking adalah burung yang kerap bangun pada waktu dini hari. Burung itu berteriak keras membangunkan masyarakat supaya jangan malas bekerja dan beraktifitas sejak pagi. Namun, burung Sulangking tetap menjadi misteri karena tak seorangpun warga masyarakat yang melihat sosok bentuk burung ini. Dan secara ilmiah nama latin burung Sulangking ini tak ada. Berbeda dengan jenis burung Enggang dengan nama latin Buceros vigil Forster atau burung Rangkong atau julang dengan sebutan Bucerotidae.

Itulah tulisan ringan tentang Barabai Kabupaten Sungai Hulu Tengah Kalimantan Selatan. Kota unik dengan sejuta ciri dan optimisme warganya (Dinn Wahyudin)