Hubungan Guru Dengan Anak Didik Harus Mutualisme

Tasikmalaya, UPI

Komponen penting dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan anak didik. Guru memiliki peranan yang cukup strategis dalam aktivitas pembelajaran. Guru menjadi motor penggerak dinamika pembelajaran anak. Jika gurunya aktif dan kreatif, maka peserta didik pun akan bersemangat dalam belajar dan senang menerima materi pembelajaran. Begitupun komponen anak didik, stimulus positif yang diberikan guru kepada anak didik akan membantu mereka untuk semangat dan bergairah dalam belajar.

“Hubungan antara guru dengan anak didik harus bersifat mutualisme, saling menguatkan dan saling memberikan energi positif. Jika kedua komponen ini menjalin ikatan yang kuat dalam pembelajaran, maka sudah pasti akan tercapai tujuan pembelajaran yang efektif,” kata Dr. Mubiar Agustin, M.Pd disela-sela kegiatan Seminar Peningkatan Kompetensi Guru yang diselenggarakan di Ponpes Darussalam, Tasikmalaya. Sabtu, 11 Agustus 2017.

Menurut Mubiar, pembelajaran akan tercapai dengan efektif jika sifat pembelajaran tersebut menyenangkan dan bermakna. Menyenangkan dalam arti pembelajaran memberikan kebahagiaan pada anak didik dan juga guru. Sedangkan bermakna, jika pembelajaran mengembangkan potensi diri anak didik baik sisi intelektual, psikologis, sosial dan juga spiritual.

“Mengajar yang menyenangkan dan bermakna bagi guru adalah penting sebab memberikan kesenangan dan makna pada anak didik akan meningkatkan gairah belajar, membentuk persepsi yang positif tentang belajar dan lebih dari itu anak didik menjadikan belajar suatu aktivitas yang menyenangkan,” tegasnya.

Sementara itu, KH. Deni Rustandi, S.Ag.,M.Pd selaku Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, Tasikmalaya mengatakan bahwa kegiatan Seminar Kompetensi Guru ini merupakan kegiatan  dalam rangka meningkatkan mutu guru di Ponpen Darussalam, dan sebagai upaya kerjasama antara UPI dengan Pondok Pesantren Darussalam, serta bagian dari upaya tindaklanjut dari kegiatan sosialisasi penerimaan mahasiswa baru. (Deny)