“Ibu Barade” Jual Lidi-lidian di Kampus

Bandung, UPI2

Cilok, lidi, basreng, makroni merupakan jajanan yang sering dijumpai waktu kita kecil. Namun, kini jajanan itu sudah jarang dijumpai, apalagi bagi warga perkotaan. Lain halnya dengan warga Universitas Pendidikan Indonesia, jajanan khas ini kini mudah dijumpai di sekitar kampus, jajanan khas “Ibu Barade”.

Enung (51) adalah pemilik jajanan enak ini. Ia berasal dari daerah sekitar Leuwi Panjang Bandung. Jarak dari Leuwi Panjang-UPI lumayan jauh, tapi ia rela berjualan di sini karena mahasiswa banyak yang mencarinya. Enung berdagang di UPI karena diajak kakaknya yang juga berjualan makroni.

Enung sering disebut Ibu Barade, karena setiap ia berjualan ia selalu menawarkan dagangannya dengan mengatakan, “Sok barade neng… Sok jarajan…,” dengan nada Sundanya yang khas.3

Salah satu pelanggan yang sering jajan di “Ibu Barade” berkata bahwa jajanannya enak dan lumayan untuk mengganjal perut. Selain itu nostalgia masa kecilnya yang senang jajan lidi-lidian dan yang lainnya.

“Lumayan sering jajan di Ibu Barade, hampir setiap hari. Dulu, sudah jarang belilidi-lidian, ketemu lidi-lidian di kampus, berasa bahagia. Lidi, makroni sama cilok. Lidi yang di sini renyah, beda dari yang lainnya. Masih enakan lidi yang di sini. Buat keluarga UPI kalo lihat Ibu Barade. Beli lah.. kalian nyesel kalau nggak beli,” kata Tiara dari jurusan MPP FPIPS UPI.

Harga jajanan ini sama rata yakni Rp 2.000 per jenisnya. Enung berjualan dari pukul 8.00 pagi hingga jam 4.00 sore. Meski sempat dimarahi satpam, tetapi ia masih tetap berjualan di sekitar UPI.

“Pa satpam sing karunya ka ibu nya.. Pa satpam kerja kanggo milarian sesuap nasi kan, ibu oge milarian sesuap nasi. Ibu icalan nu halal..” begitu kata Enung. (Laras Annisa W, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)