“Jasmerah” dengan Museum Perjuangan Bogor

Bogor, UPIphoto 2

“Jangan sekali-kali melupakan sejarah,” atau disingkat “Jasmerah” merupakan kutipan yang sangat terkenal dan selalu digunakan dalam buku pelajaran Sejarah. Apa yang dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia membentuk kehidupan masyarakat saat ini. Karenanya, apabila ada catatan atau rekaman sejarah mengenai mereka, sudah sewajarnya bangsa ini menjaga dan melestarikannya agar tidak dilupakan. Itulah satu tujuan dibentuknya Museum Perjuangan Bogor.

Museum Perjuangan Bogor merupakan museum yang menyimpan koleksi berbagai benda bersejarah dan cerita perjuangan pahlawan, khususnya di Bogor. Berlokasi di dekat Stasiun Bogor, Pusat Grosir Bogor, Terminal Merdeka, dan SMP Negeri 4 Bogor serta SMA Negeri 9 Bogor, Museum Perjuangan Bogor seakan-akan tenggelam di tengah hiruk-pikuk keramaian lalu lintas dan aktivitas masyarakat sehari-hari.photo 1

Namun museum yang terletak di Jalan Merdeka nomor 56, Kota Bogor tersebut merupakan tempat penting dan tidak lepas dari perjalanan sejarah Indonesia, khususnya sejarah perjuangan di Kota Bogor. Di museum inilah kita dapat menikmati suasana masa lalu sekaligus belajar dan menambah pengetahuan mengenai selintas sejarah perjuangan para pahlawan di Kota Bogor.

Museum Perjuangan Bogor diresmikan 10 November 1957 melalui musyawarah para tokoh Pejuang Karesidenan Bogor yang meliputi Kota dan Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Pendirian museum dimaksudkan untuk mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai juang kepada generasi muda. Gedung yang digunakan sebagai museum, sebelumnya adalah milik pengusaha Belanda bernama Wilhelm Gustaf Wissner.photo 3

Dibangun tahun 1879 yang pada awalnya digunakan sebagai gudang ekspor komoditas pertanian sebelum dikirim ke Eropa. Pada masa pergerakan, gedung ini digunakan Parindra dan kemudian diberi nama Gedung Persaudaraan. Selain dipakai sebagai tempat aktivitas pemuda pergerakan, gedung ini juga digunakan sebagai tempat kegiatan pemuda kepanduaan.

Tahun 1942, gedung ini digunakan sebagai gudang tentara Jepang untuk menyimpan barang milik interniran Belanda, kemudian digunakan untuk menyambut dan mempertahankan kemerdekaan RI pada tahun 1945. Di antara tahun 1945-1950 digunakan KNI Karesidenan Bogor, Gelora Rakyat, Dewan Pertahanan Karesidenan Bogor, Call Sigen RRI Perjuangan Karesidenan Bogor, GABSI Cabang Bogor, dan Kantor Pemerintah sementara Kabupaten Bogor. Pada tahun 1952-1958 dimiliki dan ditempati oleh Umar bin Usman Albawahab. Baru pada tanggal 20 Mei 1958, gedung ini dihibahkan dari pemiliknya yang terakhir yaitu Umar bin Usman Albawahab menjadi Museum Perjuangan Bogor.photo 4

Koleksi museum ini terdiri atas macam-macam senapan yang digunakan para pejuang saat mempertahankan Tanah Air. Juga terdapat senapan hasil rampasan dari Jepang dan Inggris, mata uang pada zaman VOC serta dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan pertempuran di daerah Bogor dan sekitarnya. Museum ini juga memiliki koleksi pakaian pejuang yang sebagian di antaranya memiliki noda darah asli.

Harga tiket masuk terbilang sangat murah, hanya Rp 3.000/orang, pengunjung sudah bisa mendapatkan banyak pengetahuan akan sejarah bangsa Indonesia. Selain terdapat banyak koleksi benda bersejarah, museum ini juga menawarkan film bersejarah perjuangan para pahlawan.

Ada ritual menarik yang harus dilakukan sebelum tur di museum ini. Pertama, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat, kedua, membaca doa pembuka Al-Fatihah, dan yang terakhir ialah membaca Surat Yasin langsung dipimpin Mahruf. Ritual tersebut dilakukan semata-mata untuk menghormati jasa para pejuang yang sudah wafat dalam medan perang dan juga membangkitkan rasa nasionalisme untuk para pengunjung yang datang.photo 5

Saat ini rata-rata pengunjung yang datang ke museum ini sangat sedikit, dan kebanyakan berasal dari sekolah di Kota dan Kabupaten Bogor dalam rangka study tour. Jadi, apabila sedang berwisata ke Kota Bogor, cobalah mengunjungi museum bersejarah ini.(Muhammad Nizar Fauza Hanif, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)