Kahumas UPI: Capai Target Proker Humas dengan Melakukan Mapping Tupoksi

Bandung, UPI

Agar target itu tercapai, Kahumas harus melalukan mapping tupoksi, kemudian dirinci sebagai tanggung jawab secara vertikal, horizontal. Lakukan koordinasi dan implementasi target capaian program kerja baik internal maupun eksternal kehumasan. Ada sebuah re-thinking tentang konsep Hubungan Masyarakat (Humas) yang diharapkan itu sama, baik di level Staf Ahli, Kepala Seksi, dan Kepala Kantor di lingkungan Humas serta di tataran Pimpinan Universitas, utamanya adalah dalam pandangan sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Eksistensi dan keberadaan Humas di lingkungan Universitas berbeda dengan eksistensi dan keberadaan Humas di lingkungan Pemerintahan dan Kementerian, sehingga diperlukan rekonsktruksi atau rancang bangun ulang program kerja Humas saat ini. Dikonstruksi menjadi sebuah grand design, alasannya karena kita belum punya.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Kantor Humas UPI Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si., MCE., usai melakukan rapat kerja perdana Kantor Humas di Gedung University Center lantai 6, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (26/12/2019).

Lebih lanjut diungkapkan,”Cita-citanya adalah bisa menerbitkan dan mempublikasikan sebuah buku tentang kehumasan yang diterbitkan oleh Kantor Humas UPI. Sebuah best practice yang isinya tentang kisah nyata yang dibuat berdasarkan weekly report dari target grand design yang dibuat dari awal sampai akhir tahun. Weekly report adalah sebuah data aktifitas yang dijaring dari daily report activity, dan yang membuatnya adalah staf ahli Humas dan para Kasie, sehingga grand design ini akan melahirkan tugas, pokok dan fungsi. Ini merupakan budaya yang biasa saya pegang dan lakukan secara professional ketika diberikan amanah menjadi apapun.”

Agar tupoksi bisa dicapai dan direalisasikan, maka grand design itu membutuhkan visi misi, tegasnya. Visi adalah sebuah filosofis, sangat abstrak, dan harus mengandung keyword. Oleh karena itu, dalam visi Humas harus memiliki keyword Humas dan UPI. Humas terkait dengan pencitraan sedangkan UPI adalah leading and outstanding. Kemudian di dalam merumuskan misi, kita harus pahami bahwa kalimat-kalimat yang tercantum dalam misi itu adalah kalimat-kalimat dari kata kerja isinya pelayanan, service, delivery dan support. Dari visi misi ini kita perlu sebuah tujuan. Tujuan ini masih bersifat filofofis/abstrak, bersifat global. Dari tujuan-tujuan ini masuk ke tataran semua bidang kerja, mulai dari Staf Ahli Humas, Kepala Seksi Humas, dan Kepala Kantor Humas. Saya sudah merancang rangkuman dari program kerja yang ada dalam tupoksi.

“Selanjutnya kita memerlukan sesuatu yang konkrit, yaitu target. Berbeda dengan tujuan, target ini sangat terukur. Target ini akan menjadi cikal bakal startegi apa yang ingin kita capai. Target dibagi dalam beberapa bagian, yaitu jangka pendek yang direalisasikan setiap tahunnya dan dilaporkan dalam bentuk annual report. Jangka menengah atau midterm target, direalisasikan dalam 2 tahunan, minimal 30 target tercapai. Kemudian target jangka panjang. Para Kasie diberikan target mulai dari 12 hingga 16 program kerja. Total minimal ada 48 kerja ditambah 12 program kerja Kepala Kantor Humas. Jika dipresentasikan, ada 60 program kerja untuk direalisasikan selama 4 tahun mengabdi, jika ada link and match dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT),” jelasnya.

RKAT sebenarnya parsial, katanya lagi, tidak bisa diandalkan untuk jangka panjang, karena selalu berubah-ubah. RKAT diibaratkan sebagai target jangka pendek. Di dalam target jangka pendek inilah kinerja kita akan suguhkan kepada pimpinan, apakah lanjut atau mundur, terutama Kahumas. Adanya kolaborasi personil baru dengan yang lama, diharapkan menghadirkan era baru Kehumasan yang memiliki nafas pendidikan, education for future challenges. (dodiangga)