Kajian Subuh (Q.S. Al-Isra ayat 78)

Kajian subuh bersama Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd. kali ini membahas tentang Q.S. Al-Isra ayat 78 sebagai upaya untuk meraih keutamaan salat Subuh. Maka dari itu, penjelasan beliau berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam memahami keutamaan dari mendirikan salat Subuh.

Dilansir dari unggahan di kanal YouTube TVUPI Digital pada Minggu, 12 September 2021/5 Safar 1443 H menjelaskan tentang hal tersebut.

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْفَجْرِۗ اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا ٧٨

Artinya: Dirikanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) Subuh! Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Q.S. Al-Isra: 78)

Ayat ini turun bertepatan dengan suatu peristiwa Nabi Saw. dan umat Islam yang diperintahkan untuk melaksanakan salat wajib lima waktu dalam sehari semalam. Namun pada waktu itu Rasulullah Saw. baru menyampaikannya secara lisan dan waktu-waktu pelaksanaannya pun belum tercantum di dalam Al-Qur’an, sehingga pada akhirnya turunlah ayat 78 yang menegaskan tentang pelaksanaan salat fardhu.

Al-A’masy meriwayatkan dari Ibrahim, dari Ibnu Mas’ud dan ia juga telah meriwayatkan dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman-Nya pada Q.S. Al-Isra ayat 78 bahwa salat subuh itu disaksikan oleh para malaikat yang telah bertugas di malam hari dan para malaikat yang akan bertugas di siang hari. (Tafsir Ibnu Katsir)

Salat mengandung beberapa nilai utama bagi yang melaksanakannya yaitu: Nilai kebersihan, mereka yang melaksanakannya dituntut untuk bersih secara badan, pakaian, dan tempat; Nilai kedisiplinan, salat memiliki nilai plus apabila dilaksanakan pada awal waktu; Nilai keadilan, di dalam pelaksanaannya salat tidak membedakan status sosial seseorang; Nilai kesejahteraan, pertemuan antara muslim yang rutin seperti pelaksanaan salat lima waktu mengajarkan persatuan dan kesatuan, kesejahteraan sosial-politik, perdamaian, keselamatan, dan kerukunan; dan Nilai toleransi, terlihat dari saling menghargainya antara imam dan makmum.

Beliau menambahkan bahwa mendirikan salat lima waktu hukumnya wajib, Allah Swt. berjanji bagi mereka yangmenjaga waktu-waktunya maka akan dimasukkan ke dalam surga, sedangkan mereka yang tidak bisa menjaga waktunya maka tidak mendapatkan apa-apa yang telah Allah Swt. janjikan. Sedangkan hal yang sering tidak diperhatikan oleh orang namun besar pahalanya adalah pahala adzan, berada di barisan pertama saat salat, melaksanakan salat pada awal waktu, melaksanakan salat Isya dan Subuh. (Cikal Aktar Muttaqin)