Kampus dan Pasangan Hidup

Ada riset menarik di Amerika Serikat. Topiknya,  universitas mana yang paling diminati untuk mencari pasangan hidup?  Riviera (2013) dalam Top 10 Universities to find Wife? menyebutkan bahwa dua universitas yaitu Stanford University dan Harvard University merupakan dua universitas paling favorit dipilih para mahasiwa mahasiswi untuk mencari calon pendamping hidup.     Alasannya kedua kampus ini merupakan kampus terbaik di US yang bisa menghasilkan cendikia muda brilian dengan pribadi yang teruji.  

Sedangkan kampus terfavorit untuk mencari calon suami adalah  kampus US Military Academy (West Point). Sejenis AKABRI nya di Indonesia. Alasannya mudah ditebak,  They are strong, having good value, and be a hero. Secara umum, kata ‘universitas’ berasal dari bahasa latin universitas magistrum et scholarsum. Artinya tempat berkumpul komunitas guru dan akademisi. Universitas juga sering dimaknakan sebagai the whole, total, the universe yang berarti keseluruhan, totalitas, dunia.   

Makna di atas, memposisikan dunia kampus atau universitas dipandang sebagai tempat terhormat, tempat berkumpulnya para ilmuwan dan calon ilmuwan untuk menimba ilmu. Tempat ideal untuk meningkatkan kompetensi. Termasuk tempat yang tepat guna memperoleh kehidupan yang lebih di masa mendatang. Dalam konteks ini, kampus dengan segala aktifitas dan program yang ditawarkan menjadi ajang interaksi akademik. Interaksi budaya dan ilmu pengetahuan. Di sisi lain, para insan kampus (misalnya antar mahasiswa/i) bisa menjalin komunikasi pribadi yang pada akhirnya banyak  berujung di pelaminan alias berjodoh.

Campus dan Spouse

Sebuah novel bagus bertajuk Same Campus with Wife ditulis oleh Farah Vida Karina (2018) cukup menarik untuk dibaca. Alkisah, sepasang  suami istri yang menikah di usia belia, yaitu Aksa dan Fau. Mereka sepakat untuk mengikuti kuliah pada program studi yang sama di universitas yang sama. Teman sekelasnya tak seorangpun tahu bahwa keduanya merupakan pasangan suami istri. Alur ceritapun bergulir. Mereka menjalani backstreet percintaannya di mata rekan sekelas. Drama kehidupan bergulir. Seorang mahasiswi cantik di kelasnya, Neng Tika namanya. Ia terang terangan terus mendekati Aksa.

Di sisi lain, drama kehidupan bertambah. Seorang dosen muda ganteng, a smart handsome lecturer dengan gelar  Ph.D. sangat ngebet dan jatuh cinta pada Fau. Dari situ alur kehidupan kampus bergulir. Aksa dan Fau harus mampu menahan godaan yang bakutubi. Bila mereka lengah dan terbuai, hal tersebut bisa memporakporandakan rumah tangga. Dan dalam alur cerita, mereka lolos dari godaan  dan lulus. Keduanya meraih gelar sarjana.

Pada tahun 1976, film layar lebar bertajuk Cintaku di Kampus Biru sangat populer.   Film ini bertutur    tentang sosok Anton seorang mahasiswa cerdas, ganteng, aktivis  kampus, dan penakluk wanita. Di kampus, ia menghadapi masalah. Ada dosen wanita senior (belum nikah) yang menghambat kegiatan mahasiswa. Alur ceritapun menjadi riuh antara aktifitas mahasiswa, konflik cinta mahasiswa don  juan dan kegiatan akademik.

Kampus sejatinya tempat menimba ilmu. Bukan untuk mencari jodoh. Bagi mahasiswa, sepatutnya mereka berprestasilah dengan baik. Dunia perkuliahan, kendati sedang covid-19, jangan disia siakan.Belajar dengan serius. Isilah dengan kegiatan akademik dan  berprestasi. Bila mungkin, lengkapi pula dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan. Dalam aktifitas akademik ataupun sosial, bila kemudian ada proses saling menaksir, itulah cikal bakal bonus diraihnya calon pendamping hidup atau pasangan hidup (spouse).

Cinta bersemi di Kampus

Menarik juga apabila ada riset yang meneliti  berapa banyak para alumni dan mahasiswa  mahasiswi yang mendapat pasangan hidup atau berjodoh di kampus. Pembatasan masalahnya pun bisa beragam. Misalnya, kapan dimulai  pedekate atau saling taksir sampai akhirnya tiba di pelaminan. Siapa saja pasangan yang diperoleh, apakah sesama mahasiswa atau mahasiswi se kampus,  mahasiswa/i antar kampus atau mahasiswa/i yang berjodoh dengan dosen favorit atau Profesornya. Apakah perkawinannya langgeng atau hanya bertahan  beberapa tahun saja dan tak mampu bertahan lama. Dan seterusnya, sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diinginkan.

Bila di kalangan artis dikenal dengan istilah cinlok. Cinta lokasi. Cinta bersemi ketika sedang shooting di lokasi. Mungkin di kampus pun dikenal dengan Cinkam. Cinta bersemi di kampus. Atau Cinlab Cita bersemi di laboratorium. Yaitu ketika dua mahasiswa/i sedang belajar, dan dewi amor menghampiri keduanya. Banyak insan kampus yang akhirnya ketemu jodoh dan menikah setelah diwisuda. Berbahagialah   mereka yang berjodoh di kampus. Bagi yang belum. Jangan kecil hati. Saatnya pasangan hidup akan tiba. Bila belum saja. Syukuri saja. Jomlo adalah juga anugrah. Single adalah pilihan.

Jodoh dalam Islam

Beberapa ulama  berpendapat bahwa jodoh atau pasangan hidup (spouse) adalah rizki. Kehadirannya adalah misteri dan sudah ditetapkan saat seseorang dalam kandungan. Baginda Rosululloh  bersabda, “Kemudian diperintahkan malaikat untuk menuliskan rizkinya, ajal, amal perbuatannya, kebahagiaan atau kesengsaraannya”. Kemudian, dalam Quran surah Az Zariyat ayat 49, Allah SWT  berfirman,  “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang pasangan seperti lelaki dan perempuan, langit dan bumi, daratan dan lautan, agar kalian mengingat keesaan Allah yang menciptakan segala sesuatu  berpasangan pasangan dan mengingat kekuasaanNya”.

Demikianlah kajian singkat tentang dunia kampus kaitannya dengan para mahasiswa mahasiswi yang berjodoh di kampus. Semoga bermanfaat (Dinn Wahyudin)