Kampus Mengajar Perintis: Solusi Pendidikan Saat Pandemi di SDN Cidokom 03

Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) merupakan bagian dari kebijakan Merdeka-Belajar Kampus-Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).  Program ini bertujuan untuk memberikan solusi kepada sekolah dasar yang terdampak pandemi, sehingga tidak mampu mengadakan proses belajar-mengajar dengan efektif. Dengan memberdayakan mahasiswa sebagai pendamping guru di daerah sekolah dasar domisi mahasiswa tersebut, program ini diharapkan mampu membantu para guru dan kepala sekolah di sekolah dasar yang dituju dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di tengah pandemi Covid-19.

Program KMP dianggap mampu memberikan manfaat berupa simbiosis mutualisme yang terjadi antara sekolah dasar dan mahasiswa. Menurut Kemendikbud, dengan mengikuti program ini, mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuan interpersonal sekaligus mendapatkan pengalaman mengajar. Selain itu, siswa sekolah dasar mendapat kesempatan untuk berinteraksi dan terinspirasi oleh mahasiswa pengajar yang mengikuti program KMP. Selama sepuluh pekan dimulai sejak tanggal 12 Oktober 2020 s.d. 18 Desember 2020, mahasiswa diharapkan mampu membantu proses pembelajaran lebih efektif sekaligus meningkatkan literasi masyarakat terhadap pentingnya protokol kesehatan di tengah pandemi.

Program ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Lebih dari dua ribu mahasiswa mengikuti program KMP dan diantaranya seratus tujuh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dari berbagai latar belakang program studi menjadi bagian dari program ini. Salah satu sekolah dasar yang terpilih untuk program KMP adalah SDN Cidokom 03 yang terletak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Terdapat dua mahasiswa UPI yang menjadi relawan di SDN Cidokom 03, yaitu Anggi Dwi Cantika dan Rahmawati, mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan mengantongi surat tugas dari Perguruan Tinggi dan Dirjen Belmawa, dan surat izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, berbagai kegiatan program KMP dapat dilakukan dan telah berlangsung selama hampir tiga pekan.

Berdasarkan keadaan geografis dan fakta empiris di SDN Cidokom 03, program KMP berjalan dengan metode luring karena adanya kendala berupa kurangnya daya tangkap jaringan dan keadaan sosial siswa yang dominan tidak memiliki gawai membuat metode daring tidak dapat dilakukan. Meskipun demikian, Kepala Sekolah SDN Cidokom 03 melakukan strategi pembelajaran luring dengan memberlakukan kebijakan sistem pembelajaran bergilir. Maksudnya, siswa kelas 1 s.d. kelas 6 mendapat jadwal masing-masing dua hari untuk masuk sekolah agar menghindari kerumunan. Meski dengan berbagai keterbatasan, siswa begitu antusias ketika proses belajar-mengajar. 

SDN Cidokom 03 merupakan sekolah pilihan yang tepat sasaran untuk mendapat bantuan pengajaran oleh mahasiswa melalui program ini. Mengingat, sekolah tersebut terakreditasi B | dengan keadaan siswa yang memiliki keterbatasan dalam adaptasi teknologi. Para mahasiswa yang menjadi relawan di sekolah dasar tersebut memiliki program utama berupa menanamkan pemahaman siswa terkait pembelajaran literasi dan menambah pemahaman pembendaharaan kosakata baku dalam bahasa Indonesia. Hal itu disetujui oleh kepala sekolah dan guru terkait di SDN Cidokom 03. Para mahasiswa datang setiap hari Kamis dan Jumat untuk mengajar siswa kelas 3 dan 5 dengan pembelajaran yang merujuk kepada modul yang disusun dengan tema yang tersedia dan digunakan di sekolah tersebut. Tidak hanya itu, para mahasiswa berinisiatif untuk memberikan jam tambahan di luar akademik melalui program penanaman nilai cinta kepada tanah air dan rasa kepemilikan terhadap kearifan lokal, misalnya melalui pengenalan lagu-lagu nasional dan permain tradisional. Hal tersebut disambut hangat oleh pihak sekolah dan siswa.

Setelah hampir tiga pekan program ini dilakukan di SDN Cidokom 03, terdapat kemajuan berupa penambahan siswa yang ikut serta dalam proses belajar-mengajar. Penambahan tersebut sebanyak 20% dari jumlah siswa. Hal tersebut merupakan salah satu pencapaian yang diharapkan Kemendikbud. Dengan demikian, program KMP diharapkan mampu berhasil membantu SDN Cidokom 03 untuk tetap menjalankan pembelajaran pada masa pandemi, meningkatkan literasi siswa terkait pembelajaran dan protokol kesehatan, merangsang semangat siswa dalam proses belajar-mengajar, menanamkan rasa cinta kepada tanah air, dan menanamkan rasa kepemilikian terhadap kearifan lokal. (Anggi Dwi Cantika)