Kenalkan Pencak Silat, Anak-Anak Desa Cikedung Antusias

Indramayu, UPI

Mahasiswa KKN UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) yang sedang melaksanakan KKN di Desa Cikedung, Indramayu menyelenggarakan beberapa kegiatan positif, salah satunya adalah membuka kelas bela diri Pencak Silat yang dapat diikuti oleh anak-anak secara gratis. Kegiatan ini diselenggarakan setiap hari Jum’at pukul 13.00 di posko atau tempat tinggal sementara mahasiswa KKN.

Alasan dibukanya kelas pencak silat ini adalah karena setelah melakukan observasi, sebagian besar anak-anak di desa Cikedung ternyata belum mengetahui seni bela diri Pencak Silat. Padahal, dilansir dari indramayukab.go.id, kabupaten Indramayu sendiri telah banyak meraih medali emas, tepatnya sebanyak 20 medali emas pada bulan Maret 2018 lalu.

Kegiatan ini ternyata menarik perhatian anak-anak di Desa Cikedung. Sebanyak 27 anak laki-laki mengikuti kegiatan ini dengan bimbingan salah satu anggota tim mahasiswa KKN yang sudah berpengalaman dibidang Pencak Silat. Namun ternyata Pencak Silat juga tidak hanya menarik perhatian anak laki-laki, anak perempuan pun tidak kalah antusias untuk mencoba seni bela diri Pencak Silat.

“Mau belajar pencak silat juga, pencak silat buat perempuan itu penting untuk perlindungan diri”, ujar Cuci Cahyaci salah satu anak perempuan yang antusias untuk mengikuti kegiatan pencak silat.

Sementara itu, Gunawan, salah satu anggota tim KKN dan selaku pelatih Pencak Silat mengatakan “Pencak Silat itu bagus untuk kesehatan, melatih konsentrasi, menumbuhkan rasa percaya diri dan sebagainya. Apalagi untuk anak laki-laki, bela diri itu sangat penting”

“Selain itu, kebetulan tema KKN kami adalah Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) yang merangkul beberapa aspek untuk dikembangkan, salah satunya adalah aspek Sosial Budaya dan kegiatan Pencak Silat ini sebagai salah satu upaya untuk melestarikan warisan budaya. Jadi kami kenalkan Pencak Silat ini kepada anak-anak dengan harapan nanti mereka bisa berbagi ilmu kepada adik-adik kelasnya”, lanjutnya.

Setelah beberapa kali pertemuan, kini sudah ada empat orang anak yang dapat ditunjuk sebagai “guru”. Keempat anak tersebut membantu teman-teman lainnya yang belum terlalu menguasai gerakan-gerakan yang telah diajarkan oleh pelatih. (DN)