Ketergantungan Media = Generasi Menunduk

Bandung, UPI

NET
NET

Dewasa ini, masyarakat mengonsumsi media secara berlebihan. Masyarakat lebih suka menggunakan media massa dalam menjalankan kehidupan sehari- harinya. Itulah sebabnya. Masyarakat sekarang sering disebut generasi menunduk. Semua orang menunduk, menggunakan telefon seluler. Misalnya saja, teknologi berkembang sangat pesat, mulai dari Smartphone, PC Tablet, Laptop, dan lain- lain. Masyarakat bisa menggunakannya kapan saja, apa lagi aplikasi sangat mendukung.

Begitu banyaknya aplikasi yang disediakan dalam smartphone, PC tablet, dan lain- lain, masyarakat semakin ketergantungan dalam menggunakannya. Perilaku yang sebenarnya masyarakat miliki terkadang memberikan efek negatif. Walaupun memang sifat dari menggunakan media sendiri adalah suatu hal pribadi, akan tetapi apabila sudah sangat ketergantungan sifatnya sudah menjadi kurang baik. Fenomena di masyarakat saat ini, dapat kita lihat dalam menggunakan media pun ada komunikasi kelompoknya. Karena memang suatu kelompok terkadang mempengaruhi karakteristik seseorang yang bergabung di dalamnya.

Terkadang dapat diperhatikan dari perilaku- perilaku masyarakat saat ini, apabila telah menggunakan media massa sangat fokus satu kepada media tersebut saking kecanduannya. Penggunaan media massa serta adanya aplikasi yang disediakan memang baik, akan tetapi apabila sudah kecanduan dan ketergantungan, antara individu sangat terlihat efeknya, seperti: antara individu satu dengan yang lainnya mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Adapun dalam penggunaan media massa ada yang saling berkelompok dan sangat mempengaruhi perilaku komunikasi kelompok tersebut. Secara sederhana, adapun beberapa penjelasan mengenai kelompok dan pengaruhnya pada perilaku komunikasi adalah adanya dua kelompok dalam penggunaan media.

Menurut Charles Horton Cooley (1909) beberapa yang termasuk ke dalam penjelasan mengenai kelompk dan pengaruhnya pada perilaku komunikasi, “Pertama, kelompok primer dan Kedua, kelompok sekunder. Adapun perbedaan utama antara kedua kelompok ini dari karakteristik komunikasinya, Pertama, kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkapkan unsur- unsur backstage (perilaku yang hanya kita tampakkan dalam suasana privat saja), dan lain- lain. Apabila pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal- hal tertentu saja). Kedua, komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita ialah siapa dia, bukan apakah dia. Kita mengomunikasikan seluruh pribadi kita.

Maka dari itu, komunikasi kelompok sangat mempengaruhi perilaku anggota kelompoknya. Dari beberapa penjelasan pun yang bersangkutan pada media, dijelaskan bahwa memang di media massa seseorang dapat melontarkan dan mengekspresikan apa yang dirasakannya tanpa harus bercerita kepada orang lain. Dari mulai up date status, seseorang dapat mengetahui apa yang sedang temannya raasakan, jadi media massa kini dijadikan untuk tempat curahan hati, memberi tahukan seseorang tersebut sedang dimana, dan lain- lain. Adapun beberapa aplikasi yang digunakan masyarakat untuk mengekspresikan segala hal, misalnya Path, Blackberry Messanger,  Line, Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya.

Tanpa disadari, terkadang seseorang tidak memikirkan risiko pemakaian media yang berlebihan. Memang dalam pemakaian media sendiri sifatnya ada yang positif dan negatif. Akan tetapi, lebih baik bagi seseorang dalam pemakaian media bersifat positif. Seseorang tersebut dapat meminimalisir serta mengendalikan dalam pemakaian media. Jangan sampai dalam pemakaian media, seseorang dikendalikan oleh media. Sampai- sampai seseorang tersebut bisa lupa waktu, dan hanya fokus terhadap satu yaitu dalam menggunakan media. Banyaknya aplikasi yang disediakan oleh media, saat ini kebanyakan dari masyarakat sangat memanfaatkannnya. Tanpa berfikir apakah aplikasi, media tersebut sangat diperlukan atau tidak. Terkadang dalam penggunaan media sendiri dikalangan remaja, bagi sebagian orang hanya mengikuti temannya saja.

Karena banyak dari sebagaian orang hanya ikut- ikutan, ada saja yang menggunakannya sampai berlebihan, tanpa tahu apa kegunaan media tersebut. Karena ketergantungan masyarakat terhadap media sangat besar, dampak yang dihasilkan pun sangat besar. Misalnya saja, berkurangnya waktu belajar, membuat seseorang menjadi penyendiri dan susah bergaul, batasan ranah pribadi dan sosial menjadi kabur, kurangnya sosialisasi dengan lingkungan, serta tergantikannya kehidupan sosial. Maka dari itu, pintar- pintarlah dalam menggunakan media, jangan sampai kita terlalu terpicu dan terlena oleh media tersebut. Karena tanpa kita sadari pun media memiliki sisi negatifnya.

Dengan demikian, sebagai pengguna media kita pun harus lebih bijak lagi dalam menggunakannya. Jangan sampai media tersebut dapat mengendalikan kehidupan kita. jadikanlah media untuk suatu referensi saja, misalnya saja sebagai media pembelajaran, serta mencari informasi yang bermanfaat, tidak terlalu mengeksplorasi kehidupan kita. jadi kita harus lebih bijak dalam menggunakannya, jangan sampai kita mengabaikan apa yang ada disekitar kita serta lingkungan kita yang nyata, bukan suatu hal yang ada di dunia maya. Sebagai kaum akademisi kita pun harus pintar serta bijak dalam menggunakan media tersebut. Pilihlah aplikasi, tayangan apapun yang memang itu sangat diperlukan serta dibutuhkan. (Sinta Awalianuari, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FPIPS UPI)