Ketua Senat Akademik UPI: Guru Besar Jangan Lupakan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Bandung, UPI

Ketua Senat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. Sumarto, M. SIE., pada acara penyerahkan SK Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Profesor/Guru Besar dengan tegas mengingatkan kepada 3 dosen UPI yang menerima SK Guru Besar tersebut untuk tetap menaungi atau melindungi atau mengembangkan, dan atau memperluas bidang keilmuannya masing-masing.

“Jadi artinya, disitu tidak terlepas dari yang namanya Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama Tridharma yang kedua yaitu research atau penelitian. Jadi dengan hadirnya guru besar dalam bidang ilmu apapun akan menjadi satu ukuran. Barometer kita di dalam menjelajahi keilmuan-keilmuan,” tegas Prof. Sumarto.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Senat Akademik UPI berbicara dihadapan 3 Guru Besar UPI yang baru menerima Surat Keputusan dari Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. Surat Keputusan tentang Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Profesor/Guru Besar yang diberikan kepada Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd., Dosen Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), Dr. Yulianeta, M.Pd., Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) dan Dr. Dedi Rohendi, M.T., Dosen Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK), di Ruang Rapat Gedung Partere Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (17/5/2023).

Hadir pada kesempatan tersebut, pimpinan universitas seperti Rektor UPI, Wakil Rektor; Sekretaris Universitas; Ketua Senat Akademik; Ketua Dewan Guru Besar; Dekan FPBS, Dekan FPMIPA; Dekan FPTK; Kepala Biro SDM; serta Kepala Humas.

Lebih lanjut dikatakan Prof. Sumarto, dirinya merasa bahwa pengetahuan itu tidak lepas dari apa yang akan kita lakukan, dan dengan perkembangan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ini, akan membawa kita ke ranah yang lebih luas dan lebih detail tentang kemajuan-kemajuan teknologi. Kita tetap harus mengikutinya.

Research-research yang berkaitan dengan Artificial Intelligence (AI) itu memang masih jarang walaupun sudah dikembangkan oleh negara-negara maju di tahun 1990. Jadi, AIitu baru muncul di ranah tahun-tahun ini, yang bisa diaplikasikan dalam bentuk apa pun,” ungkapnya.

Jadi kita nggak bisa main-main, tegas Prof. Sumarto. Orang yang menjadi plagiator itu akan terdeteksi dengan kemajuan Artificial Intelligence. Bahkan, kita sendiri mengetik dengan mata kuliah kita dengan meminta silabus termasuk jurnalnya, referensinya, itu diberi tahu semua dengan teknologi itu. Jadi nggak susah lagi kita ini.

Diharapkannya,”Mudah-mudahan, AI ini tidak menggerus tentang apa arti di dalam filosofi pendidikan itu sendiri. Jadi bagaimanapun juga pendidikan tidak bisa lepas, pendidikan tidak boleh kalah dengan teknologi itu, karena semua sudah nampak betul, minta referensi apapun sudah ada disitu, tinggal ketik saja, tinggal ngomong saja sudah muncul disitu.”

Kita harus punya rasa kehati-hatian, karena bagaimanapun juga bahwa kalau kita melakukan sesuatu kecurangan, melakukan suatu negatif, sesuatu tulisan-tulisan karya ilmiah, itu akan terbongkar semua.

“Nah ini yang perlu kehati-hatian kita, sekecil apa pun tulisan-tulisan kita, tetap harus mengacu dengan bentuk-bentuk yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiahnya,” ujarnya.

Makanya saya berharap sekali pada guru besar-guru besar yang baru ini, kembangkanlah ilmu kita sendiri sesuai dengan kemampuan kita, dan jangan sampai lelah tentang apa yang sudah diberikan oleh Allah Swt.

Sebagai bentuk laporan kepada Rektor UPI, diyakini bahwa di tahun-tahun mendatang, jumlah guru besar UPI akan menyentuh di angka 200 orang. Hal ini dikarenakan Senat Akademik UPI saat ini tengah mengusulkan 24 calon guru besar, dan jumlah lainnya sedang dalam proses usulan.

“Jadi ini satu kebanggaan. Upaya-upaya yang dilakukan Pak Rektor dan jajarannya sudah menampakkan diri tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah guru besar. Ini memang akan memberikan suatu persaingan ketat di ranah PTN-BH. UPI dari 21 PTN-BH, dalam tataran lingkungan pendidikan, sangat dipandang oleh perguruan tinggi PTN-BH yang lain,” pungkasnya. (dodiangga)