KITA BERSYUKUR MENGIKUTI JEJAK NABI IBRAHIM AS.

IMG_0114KHUTBAH IDUL ADHA 1437 H./2016 M
Khatib :  Prof. Dr.  H. I. Syarief Hidayat, MS.
بســم الله الرحمن الرحيم

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Hadirin Jama’ah Idul Adha Rahimakumullah,

Perjalanan waktu telah mengantar kita ke hari ini 10 Zulhijjah hari Idul Adha 1437 H., Hari Raya Qurban. Kita agungkan Allah dengan mengumandangkan takbir sejak magrib tadi malam, kita bersujud tersungkur di hadapanNya.  Allah Yang Maha Agung telah menganugerahi kita berbagai kenikmatan yang tiada terhingga, sejak Allah menciptakan kita,  menghidupkan dan melindungi hidup kita dengan syariatNya. Allah  menempatkan kita di bumi ciptaanNya, dan Allah penuhi segala kebutuhan kita. Sepatutnya kita menyadari, mengakui dan mensyukuri semua itu. Allah mengingatkan kita :

  1. dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

Luar biasa nikmat Allah melimpah pada kita. Mari kita renungkan anugerah luar biasa bagi kita bangsa Indonesia, bukankah bangsa kita selama 350 tahun di bawah kekuasaan bangsa asing, di bawah penindasan bangsa kafir yang menyengsarakan, mereka menzalimi bangsa kita, bahkan mereka berusaha keras menyeret bangsa kita ke jurang kekafiran, tapi mereka gagal karena benteng keimanan bangsa Indonesia cukup kokoh. Kemudian atas rahmat dan kasih sayangNya, Allah membebaskan kita dari cengkeraman mereka, sudah 71 tahun  lamanya bangsa Indonesia secara politis merdeka.

Allah memberi kita negeri yang luas, negeri yang indah dan paling subur di bumi ini. Negeri kita memiliki luas 5.193.250 km2, 1/3 bagiannya daratan yang terdiri atas 17.500 pulau dan 2/3 bagiannya lautan; yang di atasnya secara tegak lurus dari wilayah laut dan darat merupakan wilayah udara, dengan sumber daya manusia lebih dari 250 juta penduduk dan bertambah terus sekitar 1,75% pertahun.

IMG_0150Kekayaan negeri ini merupakan anugerah luar biasa bagi kita, tanah yang subur, hutan yang lebat, flora dan fauna yang beraneka ragam, kekayaan minyak bumi, gas, mineral, dan lainnya. Negeri ini adalah negeri bahari yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati laut yang luar biasa pula. Semua ini  semestinya dapat memberikan jaminan kehidupan yang baik, keadaan yang menjanjikan bagi bangsa kita yang menjamin pemenuhan semua kebutuhan hidup. Kita jujur mengakui bahwa kemakmuran telah dirasakan oleh sebagian warga negeri ini, pembangunan perumahan yang pesat dan membuat padat, melimpahnya alat transportasi yang memadati jalan-jalan yang membuat macet, pendaftar haji dengan waiting list yang senembus angka jutaan calon. Namun di balik itu, kita saksikan pula betapa banyak para pengkhianat yang menjual aset bangsa, sehingga banyak kekayaan negeri ini  mengalir deras dinikmati bangsa lain. Indonesia sampai sekarang masih termasuk kelompok negara berkembang, negara kita memiliki angka pengangguran dan kemiskinan yang masih tinggi, dan termasuk negara penghutang terbesar di dunia. Bisa jadi semua ini akibat dari masih banyak warga di negeri ini yang kufur nikmat, kita saksikan bagaimana merosotnya akhlak bangsa ini, betapa maraknya korupsi, betapa tingginya tingkat kriminalitas, betapa merebaknya miras dan narkoba dan berbagai kemunkaran lainnya. Hal itu didukung pula oleh kekufuran para penguasa dalam hukum, rusaknya moral para penegak hukum, tidak ridha dan tidak menerima hukum Allah, bahkan ridha dengan hukum jahiliyah yang pelaksanaannya juga  carut marut, mengakibatkan sekaratnya keadilan,

Mengapa kita zalim kepada Allah, mengapa kita masih zalim terhadap diri kita sendiri? mengapa kita mengingkari nikmatNya yang demikian besar?, 31 kali Allah mengingatkan kita dalam Alquran surah  Arrahman :  “Nikmat mana lagi yang akan kamu dustakan? Hadirin rahimakumullah, Mari kita renungkan firman Allah berikut ini

  1. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Beriman dan bertakwa merupakan kunci terbukanya berkat, rahmat atau berbagai anugerah Allah. Sementara itu mengingkari, meremehkan, dan mengabaikan ayat-ayat Allah kunci turunnya azab Allah. Pantaslah azab Allah diturunkan kepada mereka karena mereka mendustakan, mengingkari dan meremehkan ayat-ayat Allah

 Katakanlah: ” Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu[482] atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti[483] agar mereka memahami(nya)”.

IMG_0142Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahilhamd.

Jamaah Rahimakumullah,

Dengan Idul Qurban mari kita syukuri nikmat Allah yang luar biasa ini. Allah yang Maha Rahman Rahim dengan kasih sayang-Nya membimbing kita dengan memberikan perintah kepada Rasulullah untuk hidup mengikuti jejak Nabi Ibrahim, berpegang teguh pada agama hanif, agama tegak lurus dalam kebenaran, agamanya hamba Allah yang bergelar Khalilullah (kekasih Allah), millah Ibrahim. FirmanNya dalam An-Nahl 123 : “Kemudian Aku wahyukan kepadamu Muhammad. Ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan dia bukanlah dari kelompok orang-orang musyrik” Kita diperintahkan untuk meneladani Ibrahim As. seorang ummatan qanitan lillah, seorang pemimpin yang sangat patut diteladani,  seorang hamba Allah yang telah menunjukkan tingkat kepatuhan dan syukur sangat tinggi di hadapan Rabbnya, seorang  pemurah kepada sesama manusia, seorang yang tak pernah menumpuk harta kekayaan, tetapi senantiasa menginfakkan rizki anugerah Allah di jalannya yang benar. Ibrahim sosok yang pernah menyatakan : “Jangankan harta benda seperti ini, seandainya Allah menganugerahiku seorang putra, dan  memintaku untuk mengurbankannya, pasti aku kurbankan”.

Kita kembali mengingat sebuah peristiwa fenomenal luar biasa, saat Ibrahim diuji puluhan tahun tidak dianugerahi anak keturunan, kemudian lewat Hajar Allah mengaruniainya seorang putra yang diberi nama Ismail, tapi ia harus berpisah dengan putra kesayangannya dengan  sebuah perintah, Ibrahim harus membawa dan menempatkannya jauh di kawasan selatan di dekat Baitullah. Pada saat kerinduannya pada putranya memuncak, Allahpun menguji keimanan dan kepatuhannya dengan ujian yang sangat berat, Allah memintanya untuk merealisasikan ucapannya: “Ya Ibrahim laksanakan janji yang dulu kau ucapkan”. Melalui sebuah mimpi yang dialaminya selama tiga malam berturut-turut Allah perintahkan kepadanya untuk meyembelih putra kesayangannya, suatu perintah yang kontroversial,  perintah yang sangat-sangat berat, sebuah ujian terberat itu hanya dibebankan kepada seorang Ibrahim,

Dengan kekuatan imannya Ibrahim menunjukkan kepatuhan yang tinggi di hadapan Rabbnya. Demi cinta dan taatnya kepada Allah, Ibrahim melawan perasaan kasih sayang yang berat pada putranya. Peristiwa besarpun terjadi Ibrahim mengorbankan putranya Ismail di mizbah tempat penyembelihan. Ibrahim dan putranya berhasil lulus melaksanakan perintah berat ini, dan Allah bangga terhadap hambanya ini  :

Selamat Ibrahim dan kau lulus”. Saat itu pula Allah menggantikan kurban dengan seekor gibas (domba besar).

Hadirin, mari kita teladani kepatuhan Ibrahim dan putranya Ismail sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Kita agungkan Allah dengan Allahu akbar, kita bersujud bersimpuh di hadapan-Nya, kita syukuri segala nikmat-Nya, kita kelurkan zakat, infak atau sidkah, kita bantu hamba-hamba Allah yang perlu mendapat bantuan, termasuk mereka yang mendapat musibah. Kita laksanakan qurban dari rizki halal yang telah kita terima.

 

  1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
  2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah .
  3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus ].

IMG_0118 Hadirin rahimakumullah,

Kita tidak diuji seberat ujian Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, tetapi kita diuji dari rizki yang telah diberikan kepada kita dengan perintah qurban. Saat ini Allah menguji kita, luluskah kita dengn ujian ini?. Bagimana seandainya Allah mencabut kembali nikmat dan rezki dari kita. Rasulullah mengingatkan kita dengan pernyataannya : “Barangsiapa yang memiliki rizki dan bisa melaksanakan ibadat qurban, tetapi dia tidak melaksanakannya maka  janganlah ia dekati mushalla kami, artinya tak usahlah melakukan shalat Idul Adha”.

Rasulullah mengingatkan kita, bahwa setiap matahari tebit dari timur akan turun dua kelompok malaikat yang memanjatkan doa  untuk umat manusia. Kelompok pertama berdoa bagi orang-orang yang senantiasa mengeluarkan hartanya di jalan Allah :   اللهم اعط منفقا خلفا  “Ya Allah berikanlah ganti harta orang yang berinfak”. Kelompok kedua berdoa untuk orang-orang yang tidak bersyukur dan tidak mengeluarkan hartanya di jalan Allah  :   اللهم اعط ممسكا تلفا  “Ya Allah berilah kehancuran harta orang yang menahannya untuk infak”.Kita diingatkan pula

  “kemudian hari itu (qiamat) kamu akan dimintai pertanggunganmu tentang semua kenikmatan yang telah kamu terima”.

Rasulullah menegaskaan bahwa di hari Akhir nanti seorang manusia tidak akan bisa bergeser selangkahpun dari hadapan pengadilan Allah, sebelum selesai mempertanggungjawabkan empat hal, yaitu tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya digunakan apa, tentang hartanya dengan cara apa didapat dan untuk apa digunakannya, dan tentang ilmunya bagaimana ia amalkan.

       Dengan qurban berarti kita berjihad dengan harta kita, dan kita berusaha semakin dekat dengan Allah, karena qurban artinya pendekatan, semakin dekat dengan maghfirah ampunan-Nya, dan semakin dekat dengan rahmat-Nya. Allah beri kita kesempatan untuk melaksanakan qurban dengan rentang waktu yang cukup panjang sejak hari ini 10 Zulhijjah sampai dengan maghrib 13 zulhijjah tiga hari setelah hari ini. Kurban bukan seperti ibadah haji yang hanya diwajibkan seumur hidup sekali, tetapi merupakan ujian tahunan bagi kita saat kita mendapat rizki anugerahnya.

Dengan qurban kita tunjukkan rasa syukur kita di hadapan-Nya, kita tingkatkan jihad, kesungguhan, dan ketakwaan kita, karena itulah yang akan sampai kepada Allah swt.

  1. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

IMG_0068Allahu Akbar (5x)  walillahilhamd.

 Mari kita panjatkan doa dan harapan kita kepada Zat yang senantiasa mendengar seruan hamba-Nya.

Ya Allah, Ya Ghafur, ampuni segala kesalahan dan dosa kami. Ampuni dosa kedua orang tua kami. Sayangi mereka karena kasih sayang mereka kepada kami sejak kami kecil.

Ya Rahman, sayangi kami, jauhkan kami dari segala bencana dunia dari azabMu di dunia, jauhkan kami dari bencana terbesar, dari azab neraka-Mu di akhirat.

Ya Rahman, beri bangsa kami pemimpin muttaqin yang mendapat terang sinar kebenaranMu, yang mampu membawa kami bersyukur dan patuh di hadapanMu, bukan pemimpin zalim yang berpihak pada kekafiran dan senang bersekutu dengan orang-orang kafir.

Ya Allah, ya Hadi, tunjukkan yang benar itu terlihat kebenarannya pada pandangan kami, dan beri kami kemampuan untuk mengikutinya. Tunjukkan yang batil itu terlihat kebatilannya dalam pandangan kami, dan beri kami kemampuan untuk menghindarinya.

Ya Allah, limpahkan taufiq dan hidayah-Mu kepada kami hingga kami tetap berada dalam jalan-Mu yang benar sampai saatnya kami Kau-panggil menghadap-Mu.

 

Bandung, 10 Zulhijjah 1437/12 September 2016

(ay)