KKN Tematik UPI 2021: Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa untuk Berbisnis Daring dengan Digital Marketing

Adanya pandemi Covid-19,  Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan program KKN secara daring. Fadillah Tasya Khairunnisa yang biasa dipanggil Tasya, mahasiswi yang  tergabung dalam KKN Tematik Kelompok 2 melakukan program di bidang ekonomi. Tasya menjelaskan salah satu program KKN yang dilaksanakan, yaitu mengubah bisnis offline menjadi bisnis online dengan digital marketing. Program ini dilakukan secara daring dengan diadakannya sebuah webinar.

Masyarakat, penggiat bisnis dan UMKM kini harus beradaptasi dengan kebiasaan baru karena Pandemi Covid-19. Terutama para pelaku bisnis dan UMKM, omset mereka yang diperoleh dari penjualaan offline mengalami penurunan yang sangat luar biasa. Hal ini secara langsung menjadi faktor kuat mereka untuk mengatur strategi penjualan. Maka kini banyak bisnis yang menerapkan penjualan online sebagai fokus untuk memasarkan produknya.

“Menyetarakan perusahaan-perusahaan besar dan UMKM sangat banyak terbantu melalui digital marketing ini, jadi tidak ada gap antara perusahaan besar dan UMKM semua bisa jualan melalui digital marketing ini” tutur Fadliyani Nawir, Dosen Institut Bisnis dan Keuangan Nitro, Unismuh Makassar dan Binus Center Bandung.

Digital Online Marketing terdapat delapan kategori, yaitu (1) search engine optimizaton (SEO), lebih baik dalam menggunakan opsi digital marketing kita harus mempunyai website karena sebuah jasa atau produk  ataupun usaha dikatakan credible kalau kita memiliki website pada saat ini, bersifat tidak berbayar. (2) search engine marketing (SEM), proses mengiklankan website di sebuah search engine, bersifat berbayar. (3) content marketing, teknik marketing yang melibatkan pembuatan dan distribusi konten yang relevan, penting dan konsisten untuk menarik audiens dengan tujuan untuk mengonversi mereka menjadi konsumen, bersifat tidak berbayar. (4) social media marketing. Teknik ini banyak dilakukan oleh seluruh pengusaha di dunia, memanfaatkan platform media sosial untuk memasarkan produk, bersifat berbayar dan tidak berbayar. (5) pay-per-click adversiting (PPC), model pemasaran yang berisi pemasang iklan hanya membayar setiap iklan yang diklik oleh target audiens. (6) affiliate marketing, memanfaatkan platform milik pribadi/instusi untuk memasarkan produk orang lain. (7) e-mail marketing, mempromosikan produk menggunakan email dengan target database dan calon konsumen. (8) marketing autiomation, penggunaan teknologi AI untuk menyebarkan materi promosi ke berbagai platform secara otomatis.

“Wah pematerian ini sangat membuat ilmu berbisnis saya semakin mantap, sekarang saya akan memberikan inovasi bagi produk saya” ucap Anis, pengusaha bisnis online yang terdampak Covid-19.

Dengan mengadakan pendampingan dengan program tersebut, Tasya berpendapat bisnis secara online dapat meningkatkan penjualan yang terdampak Covid-19 menurut dia, pelaku bisnis dan UMKM harus memulai  menetapkan strategi digital marketing untuk siap beradaptasi dengan kebiasaan pengguna.

(JN)