Kolaborasi Mahasiswa Pariwisata dan MIPA UPI dalam Program MBKM Desa Wisata Edukatif di Studio Rosid

Program Desa Wisata Edukatif yang dilaksanakan di Studio Rosid merupakan bentuk kegiatan belajar di luar Perguruan Tinggi dalam rangka mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang melibatkan dua prodi dari fakultas yang berbeda di Universitas Pendidikan Indonesia, yaitu Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan dari Program Desa Wisata Edukatif ini adalah untuk meningkatkan soft skills juga hard skills mahasiswa agar lebih siap dan relevan dengan perkembangan zaman, beradaptasi dengan kemajuan IPTEK, memimpin masa depan bangsa yang siap menjadi solusi permasalahan di masyarakat.

Kegiatan ini diikuti oleh 5 orang mahasiswa Program Studi Manajemen Resort & Leisure serta 5 orang mahasiswa Departemen Fisika Universitas Pendidikan Indonesia yang dibimbing oleh Ibu Irma Rahma Suwarma, Ph.D. sebagai ketua pelaksana dan dibantu oleh Ibu Ghoitsa Rohmah Nurazizah, M.Si. Program ini menyasar 10 orang mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan menyajikan paket wisata edukatif bagi 20 orang siswa SMP agar dapat juga melakukan pembelajaran di luar kelas melalui paket wisata yang menyenangkan. Selain itu, Program Desa Wisata Edukatif juga memfasilitasi masyarakat lokal agar dapat mengadopsi paket wisata edukatif yang telah dirancang para mahasiswa di bawah bimbingan para dosen.

Kegiatan hari pertama Senin, 25 Oktober 2021 dibuka dengan berbagai sambutan oleh Ketua Pelaksana yang kemudian dilanjut oleh sambutan dari Dr. Ahmad Hudaiby Gaih Kusumah, M.M. Pada hari pertama ini para siswa diajak untuk berkeliling di Studio Rosid untuk lebih mengenal makna dan keunikan dari setiap barang eksibisi seni yang ada di sana. Selanjutnya para mahasiswa menjadi instruktur yang memberikan pematerian kepada para siswa mengenai cat air dan dan cat minyak kemudian menuangkan ide mereka  di dalam desain yang telah mereka buat pada media tote bag dan talenan.

Pada hari kedua para instrukur memberikan pematerian mengenai teknik mendesain jembatan, gaya kesetimbangan benda tegar. Pada tema kali ini para siswa diarahkan untuk mengidentifikasi penyebab runtuhnya salah satu jembatan kemudian diajak berpikir mengenai faktor – faktor apa saja yang menyebabkan jembatan tersebut runtuh. Dari pembelajaran ini, siswa dapat mengetahui hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat jembatan agar jembatan tersebut kuat dan kokoh. Kemudian siswa dibuat berkelompok untuk mendesain jembatannya sendiri dan mengimplementasikan desain mereka tersebut ke dalam bentuk prototype jembatan yang dibuat dengan menggunakan bahan utama koran bekas. Yang perlu diperhatikan yaitu kekuatan jembatan dan biaya dari pembuatan jembatan tersebut. Pemenang dari proyek pembuatan jembatan ini adalah kelompok yang jembatannya paling kuat menahan beban dengan biaya yang paling rendah.

Di hari ketiga tema kegiatan yang di rancang para instruktur adalah Walking Monster. Walking Monster adalah benda bergerak dengan struktur sederhana yang dirancang untuk berjalan menuruni bidang miring sesuai dengan gravitasi. Tujuan dari tema ini adalah untuk mendorong para siswa mempelajari konsep – konsep ilmiah tentang hubungan benda, gravitasi, dan pusat massa melalui permainan yang menarik. Melalui kegiatan PBL (Problem – Based Learning), para siswa diminta untuk memecahkan masalah nyata, kemudian membuat Walking Monster dengan materi sederhana lalu di perkenalkan prinsip pengoperasian Walking Monster tersebut. Konten ini merupakan kegiatan yang menggabungkan unsur Sains (S), Matematika (M), Teknologi (T), dan Seni (A).

Hari keempat para siswa diberikan pematerian mengenai pembuatan prototype mobil kargo dari mekatronik menggunakan model pembelajaran berbasis project atau Project based learning. Pertama siswa dikenalkan terlebih dahulu 4D Frame yang akan menjadi bingkai untuk membuat prototype mobil kargo. Selanjutnya, peserta didik di perkenalkan pada konsep mekatronika yang merupakan konsep gabungan dari elektronik, teknik listrik dan teknik mesin. Kemudian siswa dihadapkan pada suatu masalah yaitu petani yang masih memindahkan hasil panennya di punggung atau kayu yang diangkat di bahunya. Para siswa kemudian diberi tantangan untuk mengumpulkan ide lalu menuangkan ide tersebut untuk mendesain bingkai mobil menggunakan 4D Frame yang digabungkan dengan mekatronik. Prototype mobil kargo yang telah dibuat tersebut diuji dengan beban melewati jalan yang telah disediakan.

Selanjutnya tema terakhir yang diberikan para instruktur di hari kelima yakni Pembuatan Es Krim. Tujuan dari tema ini adalah untuk mengetahui tentang perubahan wujud benda melalui pembuatan es krim. Disini para siswa dibuat berkelompok kemudian diajak untuk berpikir bagaimana caranya membuat es krim tanpa perlu alat – alat elektronik dan mengkreasikan es krim yang telah mereka buat tersebut. Pemenang dari pembuatan es krim ini adalah kelompok yang es krimnya jadi dan memiliki rasa paling enak.

Pada pada hari keenam atau hari terakhir kegiatan MBKM Desa Wisata Edukatif ini merupakan eksibisi atau pameran hasil karya para peserta didik selama mengikuti kegiatan dari hari pertama hingga kelima di Studio Rosid. Eksibisi ini dibuka dengan sambutan – sambutan seperti dari Bapak Rosid selaku pemilik Studio Rosid yang digunakan sebagai tempat berkegiatan selama program ini berlangsung, sambutan UPI dan sambutan dari Dinas Pariwisata Kota Bandung. Selanjutnya ada pertunjukan Pencak Silat Padepokan Domas, kemudian ada presentasi produk dari tema satu hingga tema lima oleh para siswa, persembahan aftermovie kegiatan selama lima hari Desa Wisata Edukatif dan terakhir pameran produk yang dibuat para siswa yang dapat dilihat oleh para tamu yang datang (Silpia Marsela Sapitri)