Komitmen, Kompetensi, dan Intellectual Capital untuk SDM Unggul

Bandung, UPI

Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif harus memiliki komitmen, kompetensi, dan intellectual capital. Adapun tahapan dalam mengembangkan SDM yang berbasis kompetensi harus berdasarkan pada kualitas, jangan sampai salah pilih. Lakukan pengembangan dan pendidikan, dalam tahap ini jangan sampai terjadi salah didik, kemudian dalam proses penempatan atau penugasan, jangan terjadi salah penempatan.

Demikian ungkap Guru Besar Psikologi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Suryana Sumantri, MSIE., saat memaparkan materinya dalam Kuliah Umum pada Program Studi Psikologi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (SPs UPI) di Auditorium SPs UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (30/11/2016).

Lebih lanjut dikatakan,”Pengembangan SDM merupakan proses persiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual untuk melaksanakan tugasnya.”

Pengembangan SDM yang dimaksud adalah pengembangan yang mengarah pada kesempatan-kesempatan belajar yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja.

“Pelatihan merupakan kegiatan dalam hubungannya dengan peningkatan pengetahuan, keahlian, sikap maupun perilaku. Pengetahuan, kecakapan, sikap dan perilaku adalah proses belajar,” ujarnya.

Komponen pelatihan dan pengembangan harus mengandung unsur tujuan yang jelas, memiliki konsep materi yang tepat dengan metode yang tepat pula, didukung fasilitator dan peserta yang memiliki kompetensi dibidangnya, serta dilakukan dalam suatu lingkungan dimana diselenggarakannya pengembangan tersebut.

Dijelaskannya,”Pengembangan SDM terdiri dari tiga tingkatan. Pertama, tingkat individu, pengembangannya lebih pada faktor psikologis, komponennya yaitu motivasi, sikap, dan emosi; kemudian usaha; perilaku kerja; hasil kerja; dan puas. Kemudian pada tingkat kelompok, kompenennya terdiri dari perilaku kelompok kerja, perilaku antar konflik, dan lain sebagainya. Sementara pada tingkat organisasi, komponennya yaitu lingkungan internal dan ekternal; pengembangan organisasi, komunikasi, perubahan manajemen, kepemimpinan, dan manajemen konflik. Hal tersebut yang menciptakan iklim dari efektifitas organiasasional.”

Karakteristik kompetensi memiliki motif, sifat atau ciri bawaan, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi yaitu karakteristik dasar manusia yang dari bukti-bukti pengalaman nyata ditemukan mempengaruhi, atau dapat digunakan untuk memperkirakan prestasi kerja di tempat kerja atau kemampuan mengatasi persoalan pada suatu situasi tertentu.

Sementara itu, lanjutnya,”Kelompok kompetensi generik yaitu kemampuan merencanakan untuk peningkatan prestasi dan mengimplementasikan (achievment orientation, concern for order & quality and accuracy, initiative, information seeking), kemampuan melayani (interpersonal understanding, customer service orientation), memimpin, mengelola, berpikir, dan bersikap dewasa (self control, self confidence, flexibility, organizational commitment).”

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kaprodi Psikologi Pendidikan SPs UPI Prof. Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd., mengatakan,”Pengembangan SDM yang utuh, tuntas dan berkualitas diperlukan untuk mengatasi kemajuan IPTEK yang semakin rumit, kompleks, dan sulit diprediksi. Ilmu psikologi dibutuhkan dalam pengembangan SDM untuk menciptakan orang yang memiliki tanggung jawab kemampuan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan jaman.”

Dikatakannya, kuliah umum ini diselenggarakan dalam upaya menciptakan atmosfir akademik serta pembinaan kompetensi pendidik bidang psikologi pendidikan. Atas dasar tersebut maka dipilihlah tema “Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Psikologi dan Pendidikan”. (dodiangga)