Komunitas Liswa SMA PGRI 1 Meriahkan Jum’Artan Teater Lakon

Liswa SMA PGRI 1

Bandung, UPI

Teater Lakon UPI Bandung kembali menggelar Jum’Artan dalam rangka meningkatkan kualitas kesenian teater. Jum’Artan Teater Lakon dilaksanakan pada Jum’at, 19 Februari 2016 di depan Gedung Geugeut-Winda pukul 19.30 – 22.00 WIB. Ada yang berbeda dari Jum’Artan kala itu, pasalnya Teater Lakon kedatangan tamu dari Komunitas Liswa SMA PGRI 1.

Liswa merupakan sebuah komunitas teater siswa SMA PGRI 1 yang dibimbing oleh Kang Kikiw. Komunitas Liswa menyajikan sebuah pertunjukan ritual dalam acara Jum’Artan Teater Lakon. Tak kurang dari 30 siswa tampil menunjukan bakat akting, musik, dan tari di hadapan para mahasiswa UPI. Suara gendang, suling, dan kecapi serta aroma kemenyan yang menyengat membuat pementasan tersebut sangat sakral. Tarian para penari dan atraksi silat dari sang aki lengser pun tak kalah memukau para penonton. Tak hanya itu, sesajian dan do’a pun dipanjatkan kepada Tuhan memohon agar para siswa SMA PGRI 1 dapat melanjutkan kuliah di UPI.

Setelah melakukan ritual dan memohon do’a pada Tuhan, Liswa kemudian mengajak para penonton untuk menari bersama. Alunan suling dan gendang membuat para penari semangat dan gemulai menggerakan tubuhnya. Para penonton yang diajak menari pun sangat senang. Terlihat wajah sumringah dari para penonton yang diajak menari. Penampilan Komunitas Liswa SMA PGRI 1 sangat memukau dan memeriahkan acara Jum’Artan Teater Lakon.

Kehadiran Liswa dalam Jum’Artan Teater Lakon merupakan bentuk kerja sama antara Teater Lakon dengan Komunitas Liswa SMA PGRI 1 untuk saling berbagi ilmu, dan meningkatkan kualitas teater. Kang Kikiw merasa senang karena telah diundang oleh Teater Lakon untuk pentas di kampus UPI. Menurut kang Kikiw, acara Jum’Artan Teater Lakon sangat menginspirasi, dan mengajarkan banyak hal tentang teater. Anak didik saya dapat belajar sesuatu dari acara ini, bahwa pementasan teater tidak harus selalu di dalam ruangan, di atas panggung, dan disaksikan banyak penonton. Pementasan teater juga dapat dilakukan di ruang terbuka, yang terpenting adalah semangat berteater jangan sampai hilang dalam diri kita, lanjut kang Kikiw.

Selain pementasan ritual dari Komunitas Liswa SMA PGRI 1 ada juga pementasan lainnya dari Teater Lakon. Acil untuk kesekian kalinya melakukan sulap di hadapan penoton setia Jum’Artan Teater Lakon. Selain itu ada juga monolog Inggit oleh Deska Mahardika, performance dari Sururri, tatarucingan dari para penonton, dan perform art dari Teater Lakon.

Jum’Artan Teater Lakon kala itu bertemakan “Menyikapi Pendidikan Indonesia Masa Kini”. Pertunjukan itu disutradarai Kamil Mubarok dengan mementaskan perform art berjudul Bersaing untuk Mendapatkan Pendidikan. Pentas tersebut dimainkan oleh Kamil dan Muhammad Sururri Purawinata. Pementasan itu bercerita tentang ketatnya persaingan yang harus ditempuh untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan yang seyogyanya merupakan hak semua warga negara kini mulai sukar didapat. Biaya pendidikan, khususnya biaya kuliah yang kian hari semakin meningkat membuat masyarakat pesimis untuk menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi Negeri. Masyarakat harus berusaha lebih keras agar mampu bersaing mendapatkan pendidikan yang layak di PTN yang diharapkan. Tantangan masa depan yang semakin berat harus disiapkan dengan baik dari sekarang. Meski begitu, jika semuanya dipersiapkan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh apapun yang diharapkan pasti terwujud.

Kerja keras dan keseriusan harus dilakukan untuk mencapai segala hal yang diinginkan. Usaha yang dibarengi dengan do’a akan membuahkan hasil yang maksimal. Semoga segala cita-cita dan harapan para siswa SMA PGRI 1 dapat terwujud untuk bisa berkuliah di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. (Kamil Mubarok)