Konsil Kedokteran Indonesia Mendukung Pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia

Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dr. Putu Moda Arsana, SP PD-KEMD., FINASIM menjadi pembicara utama dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia yang diselenggerakan di gedung Parter (5/9/2022). Pada FGD ini, dr. Putu Moda Arsana, SP PD-KEMD., FINASIM menyampaikan materi terkait dengan Tantangan Pendidikan Dokter Indonesia dalam menyonsong Era Globalisasi serta memberikan telaah dan rekomendasi terhadap pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia.

FGD dihadiri sejumlah pimpinan Universitas Pendidikan Indonesia diantaranya Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A., Sekretaris Universitas Prof. Dr. Memen Kustiawan, SE., Ak., M.Si., MH., Dekan Fakultas Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan Prof. Dr. Boyke Mulyana, M.Pd, pimpinan dan  dosen FPOK, tim dosen pendirian Fakultas Kedokteran UPI serta dosen pembina pendirian Fakultas Kedokteran dari Universitas Padjadjaran.

Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., MA menjelaskan forum ini digagas sebagai  bentuk keseriusan Universitas Pendidikan Indonesia dalam rangka mendirikan Fakultas Kedokteran.   Pada proses pendirian Fakultas Kedokteran ini, Universitas Pendidikan Indonesia juga telah melakukan kolaborasi dan mendapatkan bimbingan dari Universitas Padjadjaran,  telah mengangkat para dokter menjadi tenaga dosen serta menyiapkan bangunan gedung perkuliahanya yang akan dilengkapi dengan laboratorium dan fasilitas lainya.

Pada sesi FGD pertama, dr. Putu Moda Arsana, SP PD-KEMD., FINASIM Tantangan Pendidikan Dokter Indonesia dalam menyonsong Era Globalisasi. Menurutnya, bahwa kelangsungan hidup manusia berubah dari mulai agrarian society, industrial society, information society, serta super Smart Socety. Melalui hal tersebut, tantangan pendidikan dokter indonesia dalam menyonsong Era Globalisasi dihadapkan pada perkembangan dunia di era 4.0 yang ditandai dengan adanya layanan medis tanpa batas, regenerative medicine, brain digital, terapi nano, penyakit baru, diagnosis real-time, kecerdasaran buatan, terapi gen, serta virtual medicine/telemedicine.

Pendidikan Dokter di Indonesia harus memahami black-box medicine yang terkait dengan penggunaan big data dan teknik mesin pembelajaran yang canggih untuk aplikasi kesehatan. black-box medicine ini untuk membantu tenaga kesehatan dalam mempermudah mendiagnosis penyakit dan kondisi langka, mengidentifikasi perawatan, dan mengalokasikan sumber daya yang langka di antara pasien yang berbeda.

Menurutnya, hanya pendidikan terbaik yang bisa membuat bangsa ini bertahan. Universitas adalah ujung tombak setiap negara untuk menghadapi kawasan perdagangan bebas. Universitas harus menjadi pemimpin teknologi, penelitian. penemuan. pusat pengetahuan, inovasi, dan kreativitas serta mempersiapkan orang untuk bekerja di era persaingan yang mengancam.

Saat ini, kita masih menghadapi gap teknologi yang terkait dengan hardware, software dan brainware khususnya dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu, pendidikan kedokteran di Indonesia harus berkembang serta berubah dari pendidikan tradisional dan pendidikan konvesional menuju pendidikan dengan teknologi tinggi, pendidikan digital serta pendidikan cerdas. Melalui hal tersebu, diharapkan pendidikan kedokteran mampu membangun smart nation berbasis internet of things serta digital literacy, sehingga menghasilkan smart work office, digital work office, hightech work office dan berdampak pada rumah sakit tanpa batas yang terkoneksi antara pemerintah dan perguruan tinggi.

Pada sesi FGD kedua, dr. Putu Moda Arsana, SP PD-KEMD., FINASIM menyampaikan dukunganya terhadap pendirian Fakultas Kedokteran di Universitas Pendidikan Indonesia.  Secara teknis dan operasional dr. Putu Moda Arsana, SP PD-KEMD., FINASIM memberikan telaah dan berbagai rekomendasi terhadap pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Indonesia pada aspek kerjasama yang harus dilakukan dengan mitra perguruan tinggi luar negeri, visi, misi, serta kurikulum pada Fakultas Kedokteran di Universitas Pendidikan Indonesia (Yana Setiawan/Humas UPI)