Kontribusi UPI dalam Pencegahan Pencemaran Sungai Citarum

Kab. Bandung, UPI

Masalah kerusakan lingkungan di daerah sungai citarum masih terjadi sehingga menyebabkan erosi dan pendangkalan sungai, hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat di DAS Citarum masih belum optimal. Namun seiring dengan terbitnya Perpres No 15 tahun 2018 Tentang Percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah sungai citarum kini telah hasilnya telah menunjukan adanya perbaikan.

“Penanganan pencemaran DAS Citarum sekarang ini semakin gencar dilakukan oleh banyak pihak dan hasilnya sudah menunjukan adanya perbaikan. Masalah DAS Citarum sangat kompleks bukan saja masalah lingkungan geografis yang dihadapi tetapi terkait dengan prilaku masyarakat, kesadaran prilaku masyarakat tentang pentingnya sungai citarum sebagai sumber kehidupan harus terus ditingkatkan. Penanganan masalah sungai Citarum perlu keterliban semua pihak, yaitu pihak pemerintah, industri, perguruan tinggi, dan seluruh komponen masyarakat termasuk komponen media massa”, demikian diungkapkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPI, Dr. Solehuddin, M.Pd pada saat kegiatan Seminar Nasional Get Citarum Harum 2 Gebyar Edukasi 3R (Reduse, Reuse, Recycle) KKN Tematik Citarum Harum, di Hotel Raja Sutan, Kabupaten Bandung, Sabtu (10/11).

Kegiatan seminar ini merupakan rangkaian kegiatan yang terkait dengan penanganan masalah di DAS Citarum, yaitu dengan pencanangan KKN Tematik Citarum Harum oleh Menko Kemaritiman yang diisi juga dengan Pengadaan Bibit Kopi, Penanaman Pohon dan Gerakan penyadaran masyrakat terhadap program Citarum Harum.

Pada kesempatan tersebut, partisipasi aktif UPI baik sebagai basis KKN Citarum Darum di Sektor 1 dan 2, juga UPI turut serta dalam pembelian lelang bibit pohon kopi sebanyak 45 ribu yang dilelang oleh Kemristek Ditkti, serta kehadiran 400 peserta KKN saat kegiatan berlangsung.

Menurut Dr. Solehuddin, M.Pd, peran perguruan tinggi dalam menanggani masalah sungai Citarum sangat diperlukan, sebab perguruan tinggi memiliki potensi sumber daya manusia yang besar, baik mahasisiwa maupun dosen. Apalagi jika dilihat dari jumlah perguruan tinggi yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta sangat banyak, sehingga akan menjadi kekuatan besar dalam menangani masalah sungai Citarum.

“Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum merupakan salah satu wujud kontribusi dari perguruan tinggi terhadap pencegahan penanganan masalah di DAS Citarum disamping kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh para dosen”, kata Dr. Solehuddin.

Dikatakan Dr. Solehuddin, pada bulan Juni hingga Agustus tahun 2018, sebanyak  3.000 mahasiswa telah diterjunkan oleh perguruan tinggi untuk melaksankan KKN Tematik yang disebar di DAS Citarum. Sementara itu, dalam kegiatan tersebut, UPI telah melibatkan 2.221 mahasiswa yang disebar di DAS Citarum. Tujuan dilaksanakan KKN Tematik Citarum Harum ini adalah untuk membantu penanganan dan pencegahan pencemaran yang terjadi di DAS Citarum serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentinganya menjadikan sungai Citarum sebagai sumber kehidupan masyarakat dan membentuk gernerasi baru yang mencintai sungai Citarum melalui kegiatan kulikuler dan ekstrakulikuler di tingkat sekolah.

“UPI bersama perguruan tinggi mitra akan saling bahu-membahu dalam menyukseskan program Citarum Harum dengan setiap tahunnya akan menambah mahasiswa KKN dan melibatkan dosen dalam melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam upaya berkesinambungan program KKN Tematik Citarum Harum, pada bulan November hingga Desember 2018, UPI akan menggelar program KKN Tematik Citarum Harum Mingguan, dimana mahasiswa akan secara terus-menerus disetiap minggunya akan berada di DAS Citarum bersama masyarakat”, tambahnya.

Deklarasi Kuliah Kerja Nyata Tematik Citarum Harum

Sementara itu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama pimpinan perguruan tinggi mewakili 700 perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat dan DKI Jakarta melakukan deklarasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Citarum Harum. Penandatanganan deklarasi didahului oleh Plt. Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad dan dilanjutkan oleh perwakilan perguruan tinggi.

Menindaklanjuti Peraturan Presiden nomor 15/2018 tentang Percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Intan Ahmad menghimbau kepada semua lembaga terkait agar turut serta bergotong royong mengambil andil sesuai bidangnya agar kerusakan Sungai Citarum lebih cepat diperbaiki.

“Memang target dari Pak Presiden itu tujuh tahun untuk membersihkan sungai Citarum, namun agar penanganannya lebih cepat kalau dari semua lembaga bisa bekerjasama fokus untuk membersihkan Citarum ini, seperti TNI, Kementerian kehutanan dan lain-lain,” imbau Intan Ahmad.

Intan menjelaskan bahwa penanganan kebersihan Citarum ini tidak hanya dilakukan oleh para akademisi, Kementerian dan TNI saja, namun penduduk sekitar sebagai masyarakat yang mendapatkan dampak secara langsung dari ketidakbersihan sungai Citarum turut ambil andil “Kita lihat dulu masalahnya bersama dengan masyarakat, jadi kita melibatkan  masyarakat juga demi kebersihan Citarum,” ujarnya.

Adapun kontribusi Kemenristekdikti dalam percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum ini berupa sumbangan alat-alat hasil riset yang dapat digunakan untuk membersihkan sungai dan mengerahkan mahasiswa melalui KKN tematik untuk mengedukasi warga yang merupakan penduduk sekitar sungai Citarum.

“Kementerian Ristekdikti memiliki peran penting karena Kementerian Ristekdikti memiliki “pasukan mahasiswa” yang cukup banyak. Nantinya para mahasiswa ini akan memberikan pendidikan kepada masyarakat dan keluarganya bagaimana supaya mereka ikut menjaga kebersihan sungai Citarum,” papar Intan Ahmad. (Awang/ DN)