Kuatkan Implementasi Pendidikan Alternatif di Indonesia, Thailand, dan Filipina, Tim Peneliti Dosen Penmas UPI Melakukan Riset Komparatif

Pendidikan nonformal telah berkembang di banyak negara, termasuk kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina. Topik ini menarik perhatian para peneliti, terutama mereka yang fokus pada kajian pendidikan masyarakat, baik pendidikan nonformal maupun informal. Dalam upaya memperdalam kajian tersebut, Dr. Elih Sudiapermana, M.Pd., dosen Pendidikan Masyarakat FIP UPI, bersama timnya, melakukan penelitian yang membandingkan sistem pendidikan alternatif di Indonesia, Thailand, dan Filipina. Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat sektor pendidikan nonformal di ketiga negara tersebut.

Penelitian berjudul “Comparative Analysis of Alternative Education in Indonesia, Philippines, and Thailand” ini didanai oleh skema dana penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan tahun 2024. Melalui studi ini, tim peneliti mengkaji dan membandingkan prinsip serta kebijakan pendidikan nonformal di masing-masing negara. Aspek pengelolaan sumber daya pendidikan, tantangan, serta peluang yang dihadapi juga menjadi fokus utama analisis.

Sebagai bagian dari penelitian internasional, tim peneliti bekerja sama dengan para akademisi dari Philippine Normal University dan Srinakarinwiroth University. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan alternatif di ketiga negara, yang dipengaruhi oleh perbedaan kebijakan, sosial, dan budaya. Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pendidikan alternatif dapat mengatasi kesenjangan pendidikan di negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Temuan studi ini diharapkan dapat menjadi praktik terbaik bagi pengelolaan pendidikan alternatif di ketiga negara serta menjadi referensi bagi pengembangan kebijakan pendidikan alternatif di kawasan tersebut.

Selain menghasilkan luaran berupa artikel, buku, dan model penelitian, agenda penelitian ini juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama berkelanjutan antara peneliti dari universitas di Asia Tenggara, dengan tujuan memajukan pendidikan alternatif di kawasan ini. Para peneliti berharap hasil studi ini mampu mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan atau hambatan dalam pelaksanaan pendidikan nonformal di ketiga negara. Dengan demikian, studi ini dapat menjadi rujukan strategis bagi pengembangan kebijakan pendidikan nasional yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta memberikan dampak positif bagi kelompok masyarakat yang kurang terlayani.