Lima Tantangan Dihadapi Indonesia

Bandung, UPI

”Kesadaran pemuda akan pentingnya persatuan adalah sebagai tonggak awal menuju Indonesia merdeka. Semangat dari hari sumpah pemuda ini merupakan semangat persatuan”, kata Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., saat memberikan sambutan pada acara Silaturahmi Akbar 2017 Mahasiswa Bidikmisi UPI, di Gedung Ahmad Sanusi Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Sabtu (28/10/2017).

Menurut Rektor UPI, perlu diketahui juga ada hubungan emosional sumpah pemuda dan UPI, karena rumusan kongres sumpah pemuda ditulis oleh Mohammad Yamin yang pada saat itu menjadi Menteri Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan pada era Presiden Soekarno, yang meresmikan berdirinya Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Bandung pada tanggal 20 Oktober 1954 sebagai cikal bakal Universitas Pendidikan Indonesia sekarang.

“Kita patut bersyukur menjadi warga Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak kekayaan dan kita harus memanfaatkan kekayaan alam yang kita miliki. Jangan sampai kita menjadi pekerja di rumah sendiri, kita harus menjadi pemilik di rumah kita sendiri”, tegas Rektor UPI.

Pada kegiatan tersebut juga digelar kuliah umum yang bertajuk “BUMN Hadir di Kampus”, yang diisi oleh tiga pemateri dari BUMN, yaitu CEO PT. Pos Indonesia, Gilarsi W. Setijono; Presiden Direktur PT. PP Tbk, Ir. Tumiyana MBA,; dan Direktur Utama PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Insan Purwarisya. Program “BUMN Hadir di Kampus” merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Kementrian BUMN yang melibatkan 28 kampus yang ada di Indonesia, dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang peran BUMN dalam pembangunan ekonomi nasional.

Dalam kuliah umum yang disampaikan oleh narasumber, terdapat lima tantangan yang dihadapi oleh Indonesia untuk maju dan berkembang. Pertama, inequality development yaitu pembangun yang belum merata dan tingginya angka kemiskinan. Kedua, ketahanan energi dan pangan dikarenakan masih tingginya ketergantungan terhadap impor migas dan pangan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Ketiga, infrastruktur dan industri dasar karena masih lemahnya daya saing infrastruktur dan manufaktur. Keempat, akses layanan keuangan masih rendah dibandingkan dengan negara lain karena banyak yang no bankable. Kelima, sumber daya manusia masih kurang terdidik dan produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah.

“BUMN sebagai tangan kiri pemerintah, sangat signifikan artinya bagi pembangunan nasional. BUMN milik negara, yang berarti milik rakyat dan harus memberikan manfaat bagi rakyat. Banyak prestasi dan kontribusi yang telah diberikan BUMN kepada negeri ini. Kedepannya perlu fokus dalam peningkatan efisiensi dan nilai tambah sehingga menciptakan BUMN yang menjadi kebanggaan Indonesia” jelas Direktur Utama PT. Pelni, Insan Purwarisya.

Disela-sela acara, pihak BUMN membagikan doorprize berupa tiga buah laptop dan tiga buah tablet kepada mahasiswa yang mengajukan pertanyaan, serta pemberian dana CSR (Corporate Social Responsibility) sebesar Rp.500.000.000,00 kepada UPI yang dimasukkan ke dalam dana abadi UPI. Selain itu Presiden Direktur PT. PP Tbk menjanjikan pemberian beasiswa kepada mahasiswa Pendidikan Akuntansi 2017, Aam Amarulloh karena keberaniannya berbicara dalam suatu kesempatan diskusi umum. (Yesi/Reza, Kontributor Humas UPI)