Lulusan PPG Diharapkan Menjadi Tauladan Bagi Peserta Didiknya

Bandung, UPI

Sebanyak 669 dari total 979 guru diambil sumpah pada kegiatan Upacara Pengambilan Sumpah Profesi Guru di Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi No. 229 Bandung, Sabtu (31/8/2019). Mereka diambil sumpah setelah dinyatakan lulus dari Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan tahun 2018 Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Lulusan PPG berasal dari 23 provinsi di Indonesia, sedangkan peserta paling banyak berasal dari Jawa Barat 542 orang. 976 orang lulusan PPG Sekolah Pascasarjana berasal dari 18 Program Studi (Prodi) di tujuh fakultas. Diantaranya, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP); Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS); Prodi Pendidikan Pariwisatadan Pendidikan Tata Boga, Prodi Pendidikan Ekonomi, Prodi Pendidikan IPS, Prodi Pendidikan PKn, Fakuktas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS); Prodi Pendidikan Matematika, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan Kimia, Prodi Pendidikan Biologi, Pendidikan Ilmu Komputer Fakultas Pendidikan Matemarika, Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA); Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK); Prodi Pendidikan Tata Busana, Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, dan Prodi Tata Boga pada Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK).

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UPI, Prof. Asep Kadarohman, M.Si mengatakan guru sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan pada undang-undang.

“Guru dalam tugasnya bukan hanya mengkontruksi ilmu pengetahuan dan cara berpikir peserta didik namun juga menstranfer dan menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia”, kata Rektor.

Dikatakan Rektor UPI, pribahasa “guru digugu dan ditiru” memiliki makna bahwa dalam berbagai kegiatan guru diharapkan menjadi tauladan baik di sekolah bagi peserta didiknya maupun dalam kehidupan masyarakat luas. Tugas mulia ini yang tidak ternilai harganya, yang pahalanya tidak hanya di dunia namun juga di akhirat kelak.

Para guru harus memahami makna plurarisme bangsa Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, seorang guru dalam proses pembelajarannya harus mampu menumbuhkan kompetensi 5C pada peserta didiknya yaitu Critical Thingking, Creativity, Collaboration, Communication dan Cinta Tanah Air.

“Guru harus mampu mendidik agar peserta didik memiliki pemikiran terbuka dan bersedia menerima serta memiliki pemahaman akan nilai-nilai multikulturalisme”, tegasnya.

Ia berharap para guru dapat menunjukan kepada masyarakat bahwa lulusan PPG memiliki kompetensi sebagai guru yang profesional yang dapat diandalkan dan menjadi guru pembelajar dan guru digital. (DN)