Mahasiswa UPI Bantu Guru dan Siswa SDN 105 Sukarela Bandung Melalui KMP

Kemendikbud dengan berbagai inovasi dan upaya terus menghadirkan berbagai program media pembelajaran yang menarik untuk masyarakat. Program-program itu tentu terus dilakukan pembaharuan, agar terus mengalami revisi yang lebih baik. Dan salah satunya adalah program Kegiatan Mengajar Perintis atau yang sering disebut dengan KMP.

KMP (Kegiatan Mengajar Perintis) ini adalah sebuah kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang betujuan untuk mendorong mahasiswa dalam menguasai berbagai keilmuan yang berguana untuk memasuki dunia kerja. Terutama dalam bidang teknologi tentu hal itu sangat diperlukan. Apalagi di zaman sekarang yang semakin hari teknologi terus berkembang, maka mau tak mau tentu mahasiswa akan melek teknologi.

Program inilah yang dikatakan sebagai amanah dari berbagai regulasi atau landasan hukum pendidikan tinggi dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi.

“Program KMP ini berkaitan dengan tujuan dari dilaksanakannya Kampus Merdeka yakni agar ada hubungan antara dunia perguruan tinggi dengan dunia nyata atau dunia kerja.” Ujar Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam melalui keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

Setiap mahasiswa yang dikutkan dalam program ini tentu mengalami beberapa proses penyeleksian, dari tahap Universitas, LPDP, sampai kepada tim Kemendikbud. Kira-kira ada sebanyak 2.500 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang sudah diterjunkan mengajar di Sekolah Dasar dalam program Kampus Mengajar Perintis (KMP). Lalu semua mahasiswa ditempatkan pada 324 kabupaten atau kota, dengan 688 Sekolah Dasar yang dipilih. Sekolah-sekolah dasar ini dipilih karena adanya ketentuan syarat yang menjadi target, ialah sekolah-sekolah dasar yang memiliki akreditasi maksimal B. Salah satunya adalah SDN 105 Sukarela Kota Bandung.

SDN 105 Sukarela Kota Bandung merupakan Sekolah Dasar yang keberadaannya sejuk dan asri, meskipun sekolah tersebut berada di kota. Namun, sekolah ini masih berada di sekitar pesawahan dan pegunungan yang hijau. Guru-guru dan peserta didiknya juga ramah dan mau menerima orang baru. Ada terdapat 22 guru dan staff yang berada di SDN 105 Sukarela.

Tepat pada tanggal 12 Oktober 2020, kegiatan KMP ini berlangsung di SDN 105 Sukarela. Sebanyak dua mahasiswa ditempatkan pada sekolah ini, yakni Stefanie Dita dan Hasna  Asy-syifaa Setiani yang berasal dari Universitas Pendidikan Indonesia. Namun, sebelum mahasiswa terjun langsung kelapangan memulai pembelajaran ke sekolah. Mahasiswa dari seluruh Kota Bandung diberi arahan untuk mengunjungi kantor Dinas Pendidikan terlebih dahulu dan bertemu dengan Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD,  Drs. H. Akhmad Taufan Hidayat M.Pd. I. Di sana mahasiswa diberikan arahan terkait pembelajaran SD yang sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19 begitu juga pengarahan kepada mahasiswanya sendiri terhadap pentingnya menjaga kesehatan yakni dengan tetap taat mengikuti 3M protokol kesahatan COVID-19.

Setelah itu mahasiswa langsung ditugaskan ke setiap sekolah. Dan saat datang ke SDN 105 Sukarela, mahasiswa diawali dengan perkenalan SD, perkenalan itu dilakukan agar mahasiswa menjadi lebih tahu dan mengenal keadaan sekolah. Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan, atau pemberian informasi terkait tujuan dari KMP, pengenalan modul pembelajaran baru (Numerasi dan Literasi), dan juga aplikasi baru yang bernama AKSI. Selain itu beberapa hari kedepan dilanjutkan dengan praktik pembelajaran langsung kepada peserta didik dengan menggunakan berbagai media teknologi  ataupun datang dari rumah ke rumah peserta didik dengan tetap patuh menggunakan protokol Pemerintah.

Berbagai kegiatan dari program ini dilakukan selama dua setengah bulan, dengan kreativitas dan juga inovasi mahasiswa terus hadirkan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya mencari solusi terhadap kendala sekolah. Kendala setiap sekolah juga tentu berbeda-beda. Jika di SDN 105 Sukarela sendiri kendalanya adalah masih susahnya orang tua ataupun peserta didik dalam menggunakan teknologi. Bukan hanya itu tidak semua anak juga memiliki gawai, sehingga terkadang harus menunggu orang tuanya dulu pulang kerja.

Hal itulah yang membuat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini sulit, karena anak menjadi susah dan pasif dalam belajar. Padahal jika dilihat anak-anak memiliki rasa antuasiasme  dan semangat yang tinggi dalam belajar.

“Reyhan mah, lebih suka belajar di sekolah soalnya bisa ketemu teman-teman.” Ujar Reyhan peserta didik kelas 6B SDN 105 Sukarela Kota Bandung.

 (16/12/2020) program Kegiatan Mengajar Perintis (KMP) ini berakhir, sehingga serentak semua mahasiswa melakukan penutupan program ini. Pada hari Kamis di Sekolah Dasar 105 Sukarela, mahasiswa melakukan penutupan dengan tentram dan penuh dengan suka cita. Pemberian plakat untuk guru-guru menjadi sebuah hadiah kenang-kenangan selama KMP ini berlangsung. Terlihat bahwa guru-guru senang menerima plakat tersebut, juga sedikit ada rasa haru karena KMP ini telah selesai. Tentu, ada banyak kenangan mahasiswa yang dilewati saat melakukan program KMP ini di SDN 105 Sukarela. Hal itulah yang membuat guru-guru ataupun mahasiswa menjadi rindu, karena banyak sekali cerita canda dan tawa dari program ini berlangsung. Ke depannya semoga program ini tetap dilakukan dengan banyak pemabaharuan agar lebih bagus lagi. (Stefanie Dita)