Mahasiswa UPI Ciptakan Aplikasi Edukasi Vaksin Bagi Masyarakat Sumatera Barat

Bandung, UPI – Tim Program Kreativitas Mahasiswa – Penelitian Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Pendidikan Indonesia kembangkan aplikasi edukasi vaksin berbasis kearifan lokal bagi masyarakat Sumatera Barat bernama Randai. Tim yang diketuai Rizqi Abdul Azis (Ilmu Komunikasi 2018) dengan anggota Renanda Dwina Putri (Ilmu Komunikasi 2018), Ernawati (Sosiologi 2018), Sania Majida (Ilmu Komunikasi 2018), dan Ghifary Azmiy Waliy (Ilmu Komunikasi 2018) berhasil lolos pendanaan PKM dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud RI untuk menciptakan inovasi tersebut.

            Penelitian PKM-RSH dengan judul “Intercultural Competence Components Model: Kompetensi Komunikasi Lintas Budaya Dokter dalam Menghadapi Penolakan Vaksin di Sumatera Barat” mengungkapkan masih banyak penolakan vaksin yang terjadi di Sumatera Barat. Kebanyakan penolak vaksin mengungkapkan ketidakpercayaan pada vaksin karena kabar miring yang beredar di media sosial. Oleh karenanya sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, Rizqi dan tim membuat aplikasi yang berisi informasi akurat mengenai vaksin dengan tujuan mengedukasi masyarakat di Sumatera Barat.

Aplikasi Randai dibuat berdasarkan hasil penelitian tim sebagai jawaban akan persoalan vaksinasi Covid-19 di Sumatera Barat. Rizqi mengatakan, rendahnya tingkat penerimaan vaksinasi mendasari timnya untuk menggagas inovasi berupa aplikasi yang syarat akan edukasi berbasis kebudayaan lokal.

“Hasil riset kami di lapangan menunjukkan bahwa vaksinasi masih menjadi persoalan yang serius di Sumatera Barat. Terlebih beberapa survei sebelumnya membuktikan Sumatera Barat masuk ke dalam provinsi dengan tingkat penerimaan vaksin Covid-19 yang sangat rendah di Indonesia,” ujar Rizqi

“Di sisi lain, masyarakat Sumatera Barat merupakan masyarakat yang kaya akan kultur dan religius. Hal ini membuat kami ingin menghadirkan platform digital yang bersahabat bagi masyarakat dengan mengadaptasi simbol-simbol dan bentuk yang biasa masyarakat jumpai. Akhirnya terciptalah ide untuk membuat aplikasi bernama Randai,” tambahnya.

Randai atau “Rang Awak Pandai” memiliki arti “orang kita pandai-pandai”. Secara historis, nama Randai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang pada zaman dahulu digunakan sebagai media untuk menyampaikan kabar pada masyarakat. Randai akan menjadi aplikasi edukasi dan layanan vaksin pertama bagi masyarakat Sumatera Barat berbahasa Minang atau Indonesia. Aplikasi Randai dilengkapi berbagai fitur, termasuk fitur konsultasi chat dan live discussion dengan dokter daerah setempat yang diperlukan untuk mendapatkan informasi seputar vaksin Covid-19.

Selain itu, fitur cek lokasi menjadi fitur unggulan dalam mencari lokasi vaksinasi dengan mempertimbangkan jarak untuk memudahkan pengguna mencapai lokasi vaksinasi terdekat dari rumah. Fitur ini akan diintergrasikan dengan Google Maps dan situs pedulilindungi untuk pendaftaran vaksin melalui kerja sama dengan pemerintah provinsi Sumatera Barat.

Menurut Rizqi dengan aplikasi ini, ia berharap masyarakat menjadi lebih paham terhadap vaksin dan Covid-19. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur anti-hoax yang akan membantu masyarakat ketika ingin mengetahui kebenaran dari informasi yang ia dapatkan. Selain edukasi, aplikasi ini mendukung penuh program vaksinasi nasional yang sedang diadakan oleh pemerintah dalam upaya mengendalikan pandemi Covid-19. Meskipun begitu, pengembangan aplikasi ini juga masih membutuhkan banyak masukan dari berbagai elemen masyarakat sebagai upaya penyempurnaan dari karya yang telah dibuat.

“Pengembangan aplikasi ini merupakan buah karya dari tim kami untuk masyarakat Sumatera Barat. Semoga semua pihak dapat terlibat dalam pengembangannya tidak hanya kami, tapi berbagai elemen masyarakat yang lain” pungkasnya. (Tim PKM Mahasiswa UPI/ Renanda Dwina Putri – Kontributor Berita UPI)