Mahasiswa UPI Presentasikan Hasil Kegiatan KKN Tematik

Garut, UPI

Sebanyak 3 orang presenter mewakili 442 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tersebar di 3 kecamatan dan 41 desa di Kabupaten Garut, melaporkan hasil temuannya dari lokasi KKN di Aula Dewi Sartika Disdik Kab. Garut Jl. Pembangunan No. 179 Garut dalam kegiatan Presentasi Hasil Kegiatan KKN Tematik Semester Ganjil 2017/2018 Mahasiswa UPI di Kabupaten Garut, Selasa (30/1/2018).

Dalam laporannya, Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., menjelaskan,”Ke 442 mahasiswa tersebut mulai melaksanakan KKN mulai Kamis, 28 Desember 2017 hingga 31 Januari 2018, tersebar di 3 kecamatan, 41 desa, di bawah bimbingan 11 dosen pembimbing lapangan. Dalam KKN yang dilaksanakan selama 30 hari tersebut, mahasiswa melakukan KKN dengan tema PAUD Berbasis Revolusi Mental di 40 desa, dan tema Desa Wisata Berbasis Revolusi Mental di 1 desa, serta tema Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Selama di lokasi, mahasiswa fokus bermitra dengan penyelenggara PAUD dan Guru PAUD terkait penguatan manajemen PAUD.”

Lebih lanjut dikatakan, mahasiswa memiliki program yang sama di beberapa desa, namun ada juga yang spesifik, dan diharapkan dapat memanfaatkan waktunya secara maksimal. Oleh karena itu, pada rabu (31/1/2018) mahasiswa UPI akan ditarik darik lokasi KKN Tematik karena di awal Februari mereka sudah memulai perkulaihan semester genap.

“Namun, sebelum menyelesaikan kegiatannya, pada akhir kegiatan mahasiswa melakukan presentasi untuk memberikan laporan atas apa yang dikerjakan selama di lokasi. Diharapkan apa yang mereka lakukan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak yang berkepentingan. Pihak universitas mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja samanya,” jelasnya.

Mahasiswa UPI tidak tidur, hal ini terlihat dari hasil presentasi, dan yang perlu diapresiasi bahwa Pak Camat dihadirkan untuk menjadi moderator, ungkapnya. UPI merasakan kerja sama yang terjalin ini dengan baik, UPI akan memberikan sertifikat yang dapat dijadikan sebagai pengembangan guru PAUD. UPI akan merintis program bahwa suatu saat nanti mahasiswa akan ditempatkan di perbatasan Indonesia dengan Australia, yaitu wilayah Garut Selatan. Hal ini tentunya diharapkan dapat mendongkrak IPM, dan di samping itu UPI juga menawarkan tema KKN yang sesuai dengan kebutuhan desa setempat sehingga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut Ketua LPPM UPI Prof. Dr. H. Ahman, M. Pd., menegaskan bahwa memang anak-anak KKN Tematik UPI tidak sekedar pindah temapt tidur, mereka memberikan sedikit sumbangsih yang dapat membentuk bibit generasi emas.

“Kami menilai bahwa antusiame lembaga swadaya masyarakat sangat membanggakan, juga kontribusi guru sangat membanggakan walaupun penghargaan terhadap mereka masih terbatas. Pengalaman mahasiswa selama 30 hari ini diharapkan menambah wawasannya, dan jika suatu saat memiliki kewenangan maka dapat melakukan langkah-langkah strategi yang memadai,” jelasnya.

Terkait dengan tema Desa Wisata, ujarnya, seluruh stakeholder Garut perlu lebih banyak lagi menggali potensi wisata, tidak terbatas pada air panas, oleh karena itu mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan potensi lainnya. Bimbingan dan nasihat dari tokoh masyarakat kepada mahasiswa sangat berharga untuk kemajuan tunas-tunas bangsa.

Demikian pula ungkap Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Solih S.Ag., M.M, didampingi Kepala seksi PAUD Muh Yusuf M.Pd., dikatakannya bahwa 3 Kecamatan yang menjadi lokasi KKN Tematik UPI memiliki kultur yang sama. Jika berbicara PAUD, hal ini merupakan sesuatu yang urgent dilihat dari kaca mata apapun dan oleh siapapun, karena ini adalah investasi yang paling berharga baik secara ekonomi maupun sumber daya manusia, namun ada satu hal yang masih merisaukan banyak pihak yaitu regulasi PAUD yang belum berpihak. Kita ingin mempersembahkan generasi emas, dan di tahun 2045 lahir satu generasi emas tersebut yang dirancang dari sekarang.

“Regulasi masih dipertanyakan, belum maksimal, masih sebatas wacana, namun kebijakan lainnya sudah maksimal. Jika ukurannya PAUD sudah wajib, maka pemerintah sudah harus memperhatikan PAUD. Kehadiran UPI di 3 kecamatan dan 41 desa diharapkan dapat memberikan dampak positif, dan hasil yang diperoleh dari mahasiswa KKN diharapkan dapat melakukan penguatan program untuk membuat sebuah kebijakan, dan untuk masa yang akan datang dapat lebih rinci pada pokok permassalahan di masyarakat,” harapnya.

Sementara itu dalam sesi pemaparan hasil KKN Tematik, Camat Karangpawitan Rena Sudrajat, S.Sos., M.Si., didapuk menjadi moderator, disimpulkannya bahwa pendidikan anak usia dini adalah keluarga. Anaka usia dini memerlukan bimbingan terarah untuk mencapai masa keemasannya. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan sebuah Lembaga formil untuk mengakomodir mereka.

“PAUD di beberapa wilayah memang masih dipandang sebelah mata, belum dianggap penting, PAUD seyogyanya menyenangkan, oleh karena itu tutor PAUD diharapkan melakukan evaluasi atas rendahnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Lembaga PAUD,” ungkapnya.

Semua pihak diharapkan melakukan penguatan jaringan PAUD, penguatan media pembelajaran, penguatan terhadap orang tua, dan tutor, serta terlajinnya sinergitas dengan Posyandu, ujarnya. Pembentukan karakter bagi anak usia dini dimulai dari rumah, sekolah, hingga lingkungan sekitar.

Ditegaskannya,”Perlu adanya kebijakan pemerintah terkait PAUD. Adanya proses revolusi mental bagi anak usia dini adalah bagaimana proses pembentukan karakter pada anak usia dini yang nantinya menentukan masa depan bangsa. Anak adalah titipan Allah swt, suatu kewajiban bagi orang tua untuk memberikan hak-hak dasar anak terhadap akses pendidikan jasmani dan rohani. Generasi emas yang memiliki rasa cinta tanah air akan hadir ketika bangsa Indonesia menjadi bangsa yg besar. (dodiangga)