Majelis Professor Negara Malaysia Kunjungi UPI

Bandung, UPI

Universitas pendidikan indonesia terima kunjungan dari Majels Profesor Negara (MPN) Malaysia. Kehadiran MPN Malaysia diantaranya membahas mengenai program anggaran Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2017 di Ruang Rapat Tengah Gd. Villa Isola Lt.1 Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung. Selasa (10/01/2017).

Pertemuan ini dihadiri oleh Prof. Datuk Dr. Raduan Che Rose ( CEO MPN Malaysia ), Prof. Dr. Kamaruddin, M. Said (Sekretaris MPN), Prof. Dr. Jamal Othman, Prof. Asep Kadarohman, M.Si., Dr. Edi Suryadi, M.Si., Prof. H. Fuad Abdul hamied, M.A., P.hD., Prof. Dr. H. Suryana, M.Si., Dr. H. Nono Supriatna, M.Si., Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. dan Dr. Vannesa Gaffar, S.E.,Ak., MBA.

Dalam kesempatan ini, MPN Malaysia ingin menerapkan beberapa konsep pembiayaan universitas yang didasarkan pada pendapatan dan pembiayaan khususnya dalam bidang pendidikan secara mandiri tanpa menggantungkan seluruh anggaran kepada pemerintah pusat yang telah diselenggarakan pada Perguruan Tinggi Negri Badan Hukum yang salah satunya adalah UPI.

“Kami termasuk yang bersikukuh untuk mempertahankan perguruan tinggi badan hukum bersama Prof. Asep Kadarohman, M.Si pada rapat harmonisasi. Karena pada saat itu sekertasis jenderal kementrian pendidikan dan kebudayaan telah membuat Peraturan Pemerintah tentang Perguruan Tinggi Badan Hukum No.66 mengenai tujuh Perguruan Tinggi Badan Hukum akan dihapus. Pada akhrinya peraturan tersebut ditinjau kembali dan saat ini 11 Perguruan Tinggi telah disetujui pemerintah.” Ujar Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc.

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum UPI Dr. Edi Suryadi, M.Si., dalam kesempatan ini memaparkan program pengelolaan keuangan dan pendapatan UPI Tahun 2017 yang dapat dijadikan referensi yang cukup kuat bagi pengelolaan pendapatan perguruan tinggi di Malaysia.

Prof. Datuk Dr. Raduan Che Rose, Selaku pimpinan Majelis Professor Negara Malaysia memberikan apresiasi terhadap rencana pengelolaan keuangan UPI, dan berharap dapat diterapkan pada setiap perguruan tinggi di Malaysia. “Saat harga minyak jatuh, Malaysia mengalami penurunan pembiayaan di berbagai bidang yang cukup berpengaruh pada kelangsungan proses kependidikan di sana dan salah satu caranya perguruan tinggi harus mandiri, yang sebelumnya dana yang diberikan dari pemerintah pusat bisa mencapai 100% namun kini hanya 50% dan dampaknya sudah mulai terasa.

MPN Malaysia melihat semangat dari negara Indonesia yang terus mengembangkan kemandirian dalam proses pembiayaan pendidikan. Dalam kesempatan ini juga dibahas sebuah program yang akan dilaksanakan bersama UPI dalam bidang kerjasama bahasa yaitu program menjadikan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu menjadi Bahasa ASEAN. UPI akan berperan penting dalam program tersebut, karena UPI akan sangat mampu mewujudkan tujuan utama dari program itu. (Iza/AY).