Manfaatkan Limbah Biji Kurma, Jadi Inhibitor Korosi Pipa Minyak Bumi

Pada tanggal 5 Agustus 2020, Kemenristekdikti telah mengumumkan peraih pendanaan PKM 5 bidang 2020. Dari daftar tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia berhasil meloloskan 50 proposal PKM 5 bidang. Salah satunya diraih oleh tim PKM Penelitian Eksakta yang diketuai oleh Muhammad Irfansyah Maulana, mahasiswa program studi Kimia tahun 2016.

Tim yang di bimbing oleh Dr. Budiman Anwar, M.Si beranggotakan Muhammad Irfansyah Maulana, Hafizh Arsytari Wahyudi dan Silvia Widiyanti mencoba meneliti protein limbah biji kurma (Phoenix dactylifera) sebagai inhibitor korosi pada Brine Water pipa minyak bumi. Akibat ditengah kondisi pandemi COVID-19, penelitian dilakukan melalui kajian literatur secara komprehensif. Kondisi demikian tidak menjadikan Irfan dan kawan-kawan patah semangat untuk menemukan informasi terkait potensi limbah biji kurma sebagai inhibitor korosi pada Brine Water pipa minyak bumi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah buah kurma yang diimpor sepanjang bulan Februari 2019 sebanyak 9,4 juta kilogram. Dengan mengasumsikan setengah dari impor komoditi buah kurma dijadikan bahan baku industri pengolahan buah kurma, maka dapat dipastikan sebanyak 470.000 kg limbah biji kurma dihasilkan. Kondisi ini yang menggerakkan Irfan dkk. Untuk mencari solusi pengolahan limbah biji kurma.

Pada pertambangan minyak bumi, korosi pada bagian luar pipa sumur produksi dapat dikendalikan dengan cara pelapisan, sedangkan korosi pada bagian dalam pipa sumur hanya dapat dikendalikan dengan cara menambahkan inhibitor korosi ke dalam media yang berinteraksi dengan permukaan pipa. Keberadaan protein dari limbah biji kurma dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai inhibitor korosi karena gugus amina pada ikatan peptida protein sangat berpotensi dalam menghambat laju korosi logam, terlebih jika protein dihidrolisis menjadi asam-asam aminonya. Kandungan asam amino yang terdapat dalam limbah biji kurma diantaranya yaitu alanine, agrinine, aspartic acid, aspartamine, glumatic acid, glycine, histidine, isoleucine, leucine, lysine, methionine, phenylalanine, serine, threonine, thryptophan, tyrosine, dan valine (Al-Shahib dan Marshall, 2003).

Dengan memanfaatkan limbah biji kurma sebagai inhibitor korosi, dapat menjadi solusi yang aman karena berasal dari ekstrak bahan alam yang ramah lingkungan.