Menanamkan Jiwa Nasionalisme Melalui Upacara

Oleh

Rizal Wirahadikusumah, S.Pd.

Nandang Kurnia, S.Pd.

(Peserta SM-3T Angkatan 6 UPI Bandung 2016 Penempatan Tugas SD Persiapan Negeri Fakan Kampung Fakan Distrik Akat Kabupaten Asmat Papua)

 

Upacara merupakan kegiatan intrakurikuler sekolah yang wajib dilaksanakan di seluruh sekolah, disamping kegiatan intrakurikuler sekolah lainnya. Penanaman cinta tanah air dan jiwa nasionalisme dibangun di tingkat pendidikan dasar demi terwujudnya warga negara yang baik (to be good citizenship). Urgensi pancasila terletak pada penghayatan peserta, petugas, dan pembina upacara untuk memupuk nilai-nilai kebangsaan dalam diri siswa

Demi mewujudkan hal tersebut maka sudah haknya siswa-siswi di kampung Fakan Distrik Akat, Kabupaten Asmat Papua mendapatkan penanaman cinta tanah air pada diri mereka. SD Persiapan Negeri Fakan tidak memiliki sarana prasarana yang lengkap, sehingga segala kegiatan belajar megajar (KBM) terbatas, termasuk pelaksanaan  upacara bendera.

Upacara yang berlangsung ialah upacara yang pertama kali dilaksanakan sejak sekolah tersebut dibangun pada tahun 2013. Tentu rasa senang menyelimuti para siswa, karena mereka mengalami menjadi peserta dan petugas upacara bendera.

Petugas upacara terdiri dari siswa kelas 5 dan 6, serta guru SM-3T UPI. Siswa kelas 6 Arifin Jom bertindak sebagai pemimpin upacara dan Sosi Tote sebagai pembaca Do’a. Yakobus Jimi Aulubun, Mansyur Eyo, dan Aldo bertugas sebagai pengibar bendera. Pak Guru Rizal bertugas sebagai pembawa acara upacara serta pembaca pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Pak Guru Nandang bertugas sebagai Pembina Upacara. Upacara bendera ini dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2017.

Secara teknis penyelenggaraan upacara masih terdapat kekuarangan dan kesalahan. Selain itu tempat yang tidak memadai dan para siswa masih belum khidmat dalam melaksanakan upacara bendera. Hal lainnya adalah masih ada yang tertukar tangan ketika hormat bendera, yaitu hormat bendera menggunakan tangan kiri. Akan tetapi, ketika menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu nasional garuda pancasila sudah baik. Petugas upacara masih harus di dikte setiap pergerakannya bahkan apa-apa saja kata yang harus di ucap pemimpin upacara masih harus di bimbing. Begitupun ketika pengibaran bendera terbalik memasangkannya menjadi putih merah.

Setiap kesalahan dan kekuarangan dalam teknis upacara bendera tidak menutupi perasaan bangga dan senang kami terhadap mereka. Masih butuh penyempurnaan-penyempurnaan dalam melaksanakan upacara bendera, tapi hal itu akan terwujud bila kita terus mendorong, membimbing, dan menarik siswa untuk terus memperbaikinya. Kami berharap penanaman cinta tanah air di pedalaman Asmat ini dapat terus berlangsung demi terwujudnya jiwa nasionalis dalam diri siswa-siswi SD Persiapan Negeri Fakan.