Mencetak Mahasiswa Prestasi Sejak Dini

Nisrin

Oleh NISRINA QURROTU’AINI EL YUSUF

(Mahasiswa Pendidikan Teknik Arsitektur, FPTK UPI)

MAHASISWA Berprestasi (Mawapres atau Mapres) adalah salah satu penghargaan yang paling populer di kalangan mahasiswa di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) memberikan penghargaan ini untuk seluruh mahasiswa Indonesia yang memiliki keunggulan dan tekad kuat dibandingkan dengan mahasiswa lainnya.

Ajang yang diselenggarakan sejak 2004 ini memberikan dampak yang cukup baik dalam meningkatkan motivasi mahasiswa berprestasi dari tingkat universitas bahkan nasional. Namun, sangat disayangkan, tidak banyak mahasiswa yang mengetahui apa saja syarat mengikuti pemilihan mahasiswa beprestasi bahkan tidak mengetahui apa itu mahasiswa berprestasi.

Pemilihan Mahasiswa Berprestasi diseleksi mulai dari tingkat program studi atau departemen, fakultas, universitas sampai ke tingkat nasional. Penilaian mahasiswa berprestasi di tingkat universitas dilihat dari indeks prestasi kumulatif (IPK), karya tulis ilmiah dan presentasi, dan prestasi atau kemampuan yang diunggulkan. Terakhir adalah kemampuan bahasa Inggris atau bahasa asing.1

Mahasiswa Berprestasi UPI 2013, Aldissain Jurizat, yang kini telah lulus dan menjadi asisten dosen di Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, mengatakan, bahwa bukan hanya angka besar yang menjadi penilaian, akan tetapi seberapa banyak kontribusi yang dapat diberikan untuk pendidikan dan masyarakat Indonesia.

Aan Agustan, mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer 2012 yang juga aktif di UKM Lembaga Penelitian dan Pengkajian Intelektual Mahasiswa (LEPPIM) ini merasa prihatin melihat beberapa pemilihan mahasiswa berprestasi yang terkesan selalu mendadak. Mendadak karena tidak ada persiapan yang mendalam sebelumnya, sehingga terkadang karya tulis ilmiah dan presentasi dinilai kurang maksimal.

Sekolah Mawapres adalah salah satu keinginan yang ingin ia wujudkan untuk membentuk mahasiswa berprestasi sejak dini, sehingga tidak tergesa-gesa melakukan mentoring mawapres. Program ini bias menjadi kerangka acuan dalam mendirikan Sekolah Mawapres. Mahasiswa yang telah mengikuti beberapa Konferensi Internasional seperti ISATE di Jepang dan Singapura ini tidak segan membagi pengalamannya mengikuti ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tahun 2014 kepada adik tingatnya di Universitas Pendidikan Indonesia.

Mentoring calon mahasiswa berprestasi di setiap minggu adalah salah satu kegiatan yang dilakukan Aan dan beberapa adik bimbingannya dalam rangka mewujudkan Sekolah Mawapres. Ia sangat menganjurkan kepada seluruh Mahasiswa UPI angkatan 2014 yang dianggapnya akan maksimal untuk mengahadapi seleksi Mahasiswa Berprestasi untuk mengikuti bimbingan ini.

Persiapan calon Mawapres yang telah dimulai sebulan yang lalu ini di antaranya adalah mengetahui persyaratan Mahasiswa Berprestasi itu sendiri. Selain itu Aan melatih adik bimbingnya untuk terbiasa menggeluti dunia kepenulisan agar tidak kesulitan saat membuat Karya Tulis Ilmiah serta berdiskusi dengan Sri Harto sebagai Kepala Office of Internasional Education and Relationship (OIER) mengenai berbagai isu internasional serta peran UPI dalam pendidikan di tingkat internasional.

Dengan beberapa adik bimbing yang merupakan mahasiswa UPI dari berbagai fakultas bahkan departemen yang berbeda ini ia mengharapakan semua dapat berbagi dan mengajarkan satu sama lain. Diharapkan dengan Sekolah Mawapres ini, prestasi mahasiswa UPI meningkat baik di tingkat nasional bahkan internasional. Mahasiswa yang merasa dirinya kurang pun tidak perlu sungkan, karena dengan kerja keras dan usaha sejak dini hasil yang akan didapat tidak akan mengkhianati.