Menjelajah Surga Alam Lampung

Lampung, UPI1

Sebelum mengarungi pulau di Lampung, kami berkumpul  di bawah rumah pannggung suku Lampung yang tebuat dari kayu, dan duduk di sebuah “bale” tempat duduk persegi yang terbuat dari bamboo. Dengan embusan angin pantai di pagi hari menambah kesejukan dan kenikmatan kami menyantap nasi hangat beserta sayur asem, ikan asin, cumi hitam serta sambal terasi yang menambah semangat kami di pagi itu untuk menjelajahi pulau di Lampung.

Tepat pukul 10.00 wib, kami bergegas ke arah dermaga, melewati jalanan yang terbuat dari kayu diatas genangan air laut. Disamping kanan dan kiri sisi jalan terdapat deretan rumah yang terbuat dari kayu dengan pondasi rumah batang pohon yang ditancapkan kedasar laut. Diujung jalan, sebuah perahu kayu berukuran kecil menanti kehadiran kami, satu persatu kami naik perahu dan perahu ini mengantar kami ke sebuah kapal bagan yang berukuran sedang, setelah mengantar rombon pertama, perahu kecil ini kembali mengangkut rombongan kedua.

Di awal perjalanan, tampak bagan-bagan berukuran sedang, yaitu perahu nelayan untuk menangkap ikan yang tengah bersandar di tepi laut. Hampir disepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan pulau pulau kecil yang ada ditengah laut. Tujuan perjalanan kami adalah Pulau Tegal yang terdapat disebelah barat dari Teluk Betung Lampung, namun sebelum menuju kesana kami berhenti di Pulau Kubur, pasir pantainya bersih berwarna puthi dengan hiasan tumpukan karang di sisi pantai menambah keasrian pulau ini, air laut berwarna jernih kami dapat melihat berbagai biota laut yang ada di bawah air laut dan merasakan arus air yang tenang. terdapat beberapa pondok, hanya ada kami disana tanpa ada orang lain menambah keseruan kami menejelajahi pulau ini, sebelum beranjak dari pulau ini kami mendaki sebuah bukit. Di atas bukit terdapat sebuah kuburan dengan tenda renda dan hiasan, seperti namanya pulau kubur ini memiliki sebuah kuburan yang konon kuburan tersebut adalah kuburan salah satu raja bugis yang hendak membantu Lampung dalam perang melawan belanda kala itu, namun ditengah perjalanan kapal mereka di bom oleh pasukan belanda dan kapal ini kini menjadi pulau kubur yang sedang kami injak saat ini, sehabis berziarah di kuburan keramat tersebut, kami berangkat ke pulau selanjutnya, yaitu pulau tegal.

Kapal kami melewati beberapa pulau lainnya, akhirnya tiba di pulau Tegal, kami turun dan kakim kami terasa geli menginjak rumput rumput hijau didasar air laut, dengan gerombolan ikan kecil yang berenang riang. Sehabis itu kami beristirahat dan melewati padang ilalang untuk menuju ke sisi pulau tegal lainnya, setibanya kami beristirahat dan membakar ikan dan jagung, kami makan bersama, dipinggir pantai, setelah itu kami mengatur permainan dipiingir pantai diatas pasir putih kami bermain sepak bola disisi kanan pantai bagi para pria dan sisi kiri pantai kami para wanita bermain gerobak sodor, tawa riang menghiasi permaianan kami, kami bersantai dan bercada tawa bersama-sama, sebelum beranjak pulang dipenghujung sore kami berfoto bersawa, keceriaan hari ini akan kami selalu kami ingat dalam kenangan indah tentang surga terpendam di Lampung. (Nurjannah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FPIPS UPI)