Mengenai Borobudur Melalui Medhar Upakarya Margasophana 2016

Bandung, UPI

Mahasiswa Pecinta Alam dan Budaya Margasophana, Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI sukses selenggarakan rangkaian acara “Medhar Upakarya 2016”, di Auditorium FPIPS UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Jumat, (9/12). Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan berupa Talkshow, Pameran dan gelar buku.

Tema yang diangkat adalah Sinau Tumama Borobudur diambil dari bahasa sanskerta yang berarti “Belajar Mengenai Borobudur”. Sebelumnya, pada bulan Agustus tim dari Margasophana telah melakukan studi lapangan selama 7 hari di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur.

Rangkaian kegiatan berupa Talkshow, Pameran dan gelar buku. Talkshow yang mengangkat tema “Menelaah Borobudur, Sebagai Wahana Edu Wisata Sejarah dan Budaya” dibuka oleh Ketua Departemen Pendidikan Sejarah UPI Dr. Agus Muyana, M.Hum dihadiri oleh 125 peserta yang terdiri dari Mahasiswa Departemen Pendidikan Sejarah, Organisasi-organisasi Pecinta Alam yang ada di UPI, dan tamu undangan lainnya.

Hadir sebagai pembicara talkshow, Dosen Departemen Pendidikan Sejarah UPI, Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd yang memaparkan sekilas mengenai sejarah dari candi Borobudur dengan berbagai perdebatannya mengenai hipotesis berdasarkan data, fakta dan bahkan nalar para ahli yang mengkajinya. Pada kesempatan yang sama Ir. Yakub Malik, M.Pd. yang merupakan Dosen Pendidikan Geografi menjelasakan mengenai sudut pandang geo-arkeologi berkaitan dengan adanya pendapat yang mengatakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada sebuah daratan yang berada ditengah danau. Dan pensyarah yang terakhir adalah Prof. Dr. H. Dadan Wildan, M.Hum selaku Komisaris TWC Borobudur yang juga merupakan anggota Margasophana dan alumni pendidikan sejarah IKIP Bandung (sekarang UPI, red), beliau memaparkan mengenai grand design Taman Wisata Candi Borobudur kedepan, sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa Candi Borobudur telah menjadi bagian dari benda situs warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991, dan sampai saat ini UNESCO mengapresiasi positif kemampuan Indonesia dalam merawat bangunan Candi Borobudur dan melakukan penataan terhadap kawasannya. Talkshow tersebut di moderatori oleh Tri Suwanto, S.Pd yang juga merupakan anggota Margasophana.

Sementara itu, untuk pameran dan gelar buku memajang berbagai benda diantaranya maket, miniatur, dan foto yang berkaitan dengan kawasan Candi Borobudur yang didalamnya termasuk Candi Prambanan, Pawon, Ijo dan Ratu Boko.

Diharapkan ajang tersebut menjadi agenda tahunan sebagai wujud tanggung jawab untuk menggelar hasil kegiatan organisasi selama satu tahun dengan mengangkat dan mengenalkan topik kajian berkaitan dengan kesejarahan yang telah dilakukan studi lapangan sebelumnya oleh tim dari Margasophana. (Andi Aris)