Mengkritik Praktik Adopsi Melalui Lensa Film Animasi Dokumenter Poetic: Sebuah Kisah Penuh Makna
|Praktik adopsi sering kali dipandang sebagai solusi mulia untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak yang membutuhkan. Namun, tidak semua cerita adopsi berakhir bahagia. Hal inilah yang diangkat oleh sekelompok mahasiswa Studio Animasi, Program Studi Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia (FTV-UPI) dalam karya terbaru mereka, sebuah film animasi dokumenter bergaya poetic berjudul “Seperti Tulang.” Film ini mengkritisi realitas di balik praktik adopsi yang kurang etis, di mana anak-anak sering kali menjadi objek eksploitasi emosional, ekonomi, bahkan sosial. Dengan pendekatan poetic, film ini menghadirkan rangkaian visual metaforis yang menggugah dan penuh makna, tanpa kehilangan esensi dokumenter sebagai penyampai fakta (8/1/2025).


“Melalui animasi poetic, mahasiswa studio animasi ingin menampilkan sisi lain dari adopsi yang jarang dibicarakan. Film ini adalah pengingat bahwa adopsi bukan hanya tentang memberikan rumah, tetapi juga tentang tanggung jawab dan cinta tanpa syarat,” ujar Agni sebagai sutradara.
Narasi film ini berpusat pada pengalaman seorang anak yang diadopsi tetapi tidak mendapatkan cinta yang tulus dari orang tua angkatnya. Visual animasi menggambarkan perjalanan emosional sang anak melalui metafora seperti rumah-rumah kosong, representasi warna, boneka yang rusak, dan bayangan hitam yang selalu mengikutinya. Di sisi lain, film ini juga menghadirkan harapan, dengan menyoroti praktik adopsi yang sehat dan etis melalui suara para pakar dan aktivis. Proses produksi film ini melibatkan penelitian mendalam, termasuk wawancara dengan anak-anak adopsi, keluarga angkat, dan organisasi yang bergerak di bidang perlindungan anak. Dengan durasi 20 menit, “Seperti Tulang” berhasil menyentuh hati penonton sekaligus memberikan edukasi tentang pentingnya pendekatan yang etis dalam adopsi.




Dosen pengampu mata kuliah, Salsa Solli Nafsika, M.Pd. atau kang essanavzka, memberikan apresiasi tinggi terhadap karya ini. “Film ini adalah karya yang luar biasa. Mahasiswa tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis mereka, tetapi juga keberanian untuk mengangkat isu sensitif dengan cara yang indah dan penuh makna. Saya yakin film ini dapat menjadi refleksi bagi masyarakat dan pemerintah dalam melihat praktik adopsi secara lebih kritis.”
Sejak dirilis dan diputarkan, “Seperti Tulang” telah mendapat perhatian bagi penonton pada Kegiatan Screening Film Animasi Dokumenter (Screamasi). Banyak penonton memuji kedalaman emosional dan kekuatan narasinya. “Film ini menyentuh hati saya. Sebagai orang tua angkat, saya merasa diingatkan untuk selalu memberikan cinta yang tulus kepada anak saya,” ujar N (52) salah satu penonton dalam pemutaran Dokumenter Animasi FTV.
Melalui karya ini, mahasiswa FTV-UPI kembali membuktikan bahwa film bukan hanya alat ekspresi kreatif, tetapi juga medium yang mampu menggugah kesadaran publik dan mendorong perubahan sosial. “Seperti Tulang” adalah seruan lembut namun tegas untuk melihat praktik adopsi dengan perspektif yang lebih dalam dan penuh tanggung jawab (Kontributor Humas UPI/ Salsa Solli Nafsika/Prodi FTV FPSD UPI)