Mengunjungi Ternate, Kota Wisata Gastronomi Indonesia

1

Oleh DEWI TURGARINI

(Dosen Program Studi Pariwisata Manajemen Industri Katering UPI)

INDONESIA memiliki potensi wisata yang luar biasa, salah satunya adalah Provinsi Maluku yang  77,27 % wilayah perairan laut, dan 23,73 % wilayah daratan.  Provinsi ini memiliki 395 pulau besar dan kecil. Di sini Anda dapat menikmati wisata secara komprehensif baik wisata alam, dan wisata budaya yang terdiri atas sejarah, religi dan juga gastronominya, serta spa tradisional. Wilayah ini memiliki sejarah panjang dan mempengaruhi dunia.  Sejarah mencatat bahwa daerah ini adalah pernah menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Empat Gunung di Maluku (Kesultanan Moloko Kier Raha: Kesultanan Bacan, Kesultanan Jailolo, Kesultanan Tidore dan Kesultanan ternate).

Sejarah pun mencatat bangsa Portugis bersama ekspedisinya mendarat di Ternate pada tahun 1511 dalam upaya mencari Kepulauan Rempah. Kerjasama Aby Lais Sultan Ternate menyediakan cengkeh bagi Portugis setiap tahun dengan syarat dibangunnya sebuah benteng Kastela/ Gamalama (1522) di pulau Ternate. Namun hubungan tersebut menjadi tegang saat upaya Kristenisasi dan juga penurunan Raja Tabariji (1523-1535). Belum lagi terbunuhnya Sultan Ternate, Hairun pada tahun 1570, menyebabkan  mereka diusir dari Ternate pada tahun 1575. Ternate sementara itu menjadi sebuah negara yang gigih menganut Islam dan anti Portugis dibawah pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1583) dan putranya Sultan Said ad-Din Berkat Syah (1584-1606). Pada era pendudukan militer Jepang,  Ternate menjadi pusat kedudukan penguasa Jepang untuk wilayah Pasifik.

Saat ini Maluku Utara khususnya Kota Ternate memiliki arah pengembangan destinasi sesuai dengan konsep dan rencana klaster A, dengan melakukan  “Revitalisasi dan Pengembangan Urban Tourism Kawasan Ternate”.  Bila anda menjejakkan kaki ke Kota Ternate wajib mengunjungi obyek tujuan wisata sejarah dan religi seperti 1) Kawasan Benteng Oranye, di dalamnya terdapat Museum Rempah yang menu yang menunjukkan pengaruh Maluku Utara pada bumbu di dunia. 2) Museum Kedaton Sultan Ternate, didalamnya terdapat Mahkota berambut yang dihiasi dengan 100 buah batu-batuan permata yaitu Mutiara, Berlian, Safir, Akik, zamrud Mirah, Emas, Perak, Perunggu dan lainnya.  Mahkota ini memiliki keunikan karena rambuntnya senantiasa tumbuh dan dipotong pada saat Hari Raya Idul Adha dengan suatu upacara khusus.3) Masjid Sultan Ternate, yang didirikan pada tahun 1648. 4) Rumah Alfred Russel Wallace, dimana ia menuliskan surat “”The Letter from Ternate” pada tahun 1558. 5) Benteng bersejarah peninggalan Portugis dibangun sebagai pertahanan dalam menguasai cengkih seperti Benteng Tolluko, Benteng Benteng Kastela, Benteng Kota Janji (Benteng Santo Pedro E Paulo). 6) Makam Sultan Mahmud Badarudin II Sultan Palembang yang dibuang ke Kota Ternate pada masa pemerintahan Hindia Belanda,7) Gereja Katolik Santo Willibrordus atau Gereja Batu adalah Gereja Katolik satu-satunya di Pulau Ternate. 8) Kelenteng Thian Hou Kiong, tak jauh dari Benteng Oranye. Kelenteng ini berdiri tahun 1657 dan yang tertua di Indonesia timur.

NET
NET

Hal yang banyak tidak dilirik orang adalah wisata Gastronomi Tradisional di Kota Ternate yang sarat dengan nilai tradisi dan filosofi dengan adanya upacara adat seperti : 1) Kolo Lie, kegiatan ritual masyarakat tradisional untuk mengitari atau mengililingi gunung Gamalama. Upacara adat ini dilakukan  sambil menziarahi beberapa makam keramat yang ada di sekeliling pulau kecil yg memiliki gunung berapi. Dilaksanakan saat festival Festival Legu Gam Moloku Kie Raha. Selain itu dilaksanakan juga saat melakukan niat/hajat dibagi atas tiga kategori, yaitu ; niat atau hajat perorangan, hajatan kelompok, dan hajatan besar dari pihak kesultanan. Pelaksanaan upacara adat ini menghidangkan nasi kuning, ayam bakar, serta ikan bakar.

2) Saro-Saro Pernikahan,  adalah suatu kegiatan berdoa atau permintaan bagi pengantin biasanya menghidangkan makanan adat berupa Sirikaya, Kobo (Ketupat Kerbau), Nanasi (Ketupat Nanas), Nasi Jaha (Pali-Pali), Bubur Kacang Hijau (Gule-gule Tamelo), Ikan dan Terong , Boboto / Boto-boto), Agi, (Sop Gulai), Makanan adat lainnya seperti : Pulo Kukus, ikan panggang, Ayam Utuh Semur, Asam Pedis (ikan/ayam/daging), Fofoki (Terong) utuh Santan, acar sambal goreng, boboto, bubur kacang hijau., namo-namo, Nasi Doga, Ikan Cabu Tulang, Nasi Kuning Dada, 3) Saro-Saro Cukur Rambut, dilaksanakan pada saat bayi dan anak dicukur rambut. Menu yang dihidangkan adalah Sirikaya, Ketupat Kobo, Ketupat Nanasi , Bahan-bahan untuk Joko Kaha (Rumput Fartago,  Sebotol Air Murni, Beras Pupulak), Air kelapa muda yang masih berada dalam buah kelapa muda yang telah dihiasi warna-warni. 4) Saro-Saro Khatam Qur’an, yaitu kegiatan ritual dilaksanakan setelah si anak baru Khatam Alquran. Upacara ini menghidangkan Satu pohon Umbi Jahe (dari daun batang hingga akar) yang diletakan dalam sebuah cangkir berisi gula pasir, tebu yang diukir dan dihiasi bentuk burung, kapal terbang terakit rapi dalam beberapa bentuk rakitan, Buah Jeruk yang disusun rapi dalam beberapa bentuk rakitan, Buah Delima tersusun rapi dalam beberapa bentuk rakitan, Pinang dan Sirih tercanang pada suatu rakitan dalam beberapa buah rakitan, dan Batangan Rokok yang juga disusun dalam bentuk beberapa rakitan. 5) Lian, adalah kegiatan yang dilakukan setelah mendengar berita kematian warga masyarakat. Kaum ibu-ibu datang membawa bahan makanan seadanya untuk disumbangkan ke rumah duka yang akan dijadikan bahan baku konsumsi.3

Potensi Wisata Kuliner dan Spa

Saat dilaksanakan Focus Group Discussion “Penyusunan Naskah Potensi Wisata Kuliner dan Spa” yang dilaksanakan di Hotel Majangan Kota Ternate, Kamis (8/9/2016) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pariwisata Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya dengan narasumber penulis dan Heni Pridia memaparkan bahwa berdasarkan survei, penelusuran literature, dan wawancara mendalam diketahui bahwa terdapat 82 menu unggulan Kota Ternate yaitu 35 Menu Utama (Agi, Ayam Bakar, Boboto, Beras Pupulak, Batata Rebus, Gatang (Kepiting) Kenari, Ikan Fufu, Ikan Bakar Colo-Colo, Ikan Rica, Ikan Woku, Ikan bakar Bobara, Ikan Kuah Asam Pedis, Ikan Bakar Garupa, Ikan Bakar Kakap, Ikan Asar, Ikan Kuah Asam Pidis, Ikan Kuah Soru,  Ikan kakap Kuah Kuning, Ikan  Bakar Dabu-Dabu Mentah, Ikan Fufu, Ikan Teri, Ikan Tore, Ikan Gohu, Garampati/Abon,Galema, Kasbi, Kobo (Ketupat Kerbau, Nanasi (Ketupat Nanas), Nasi Jaha, Papeda, Sagu Bakar,  Sagu Pupeda, Soru, Sarondeh, Ubi Pisang, Ubu Talas). Dua menu sepinggan (Nasi Kuning Ikang Telur, Lontong Sayur). Ada pula delapan menu sayuran (Sayur Garo, Sayur Lilin, Fofoki  (Terong) Kuah Santan, Ulak-Ulak, Sayur Kangkung, Sayur Paku, Ganemo, Popare Isi Ikan). Lalu terdapat 22 menu kudapan (Apang, , Apang Polote,  Amu Goreng, Amo/Sukun Goreng, Aneka Krepek, Batata Ubi Talas, Bagea Kenari, Bubur Kacang Hijau (Gule-gule Tamelo), Cara Isi, Cucur, Coe Nagasari, Coe Pisang, Emping Biji Durian, Halua,  Jaha (Pali-Pali), Kasbi, Kue Sagu, Kalombeng, Kue Sagu, Milu Jagung, Nasi Pulo, Lapis Coklat, Makron, Labu Coe, Lamet, Lapis Bendera, Lalampa, Onde-Onde (Kelepon), Pisang Goreng/Rebus Mulu Bebe, Roti Kenari,  Roti Coe, Roti Seka Kenari, Sambiki Panggang, Sarikaya, Sagu Loyang, Surabi Cinkarong, Talam Sagu, Woku Panakuk/Lenggan-Lenggan). Jangan lupa nikmati lima menu minuman (Air Guraka, Sirop Pala, Kopi Ternate, Teh Kayu Manis, Kopi Guraka).  Para stakeholder yang hadir terdiri dari para praktisi di industri kuliner, budayawan dan juga akademisi di Kota Ternate, sepakat menyatakan sepuluh ikon kuliner yang akan diusung sebagai makanan tradisional yang patut dikenal wisatawan nusantara dan mancanegara. Menu tersebut adalah : Papeda, Ikan Gohu, Ikan Fufu, Ikan Kuah Soru, Sayur Garu, Dabu-Dabu Roroba, Sagu Bakar, Ikan Masak Karing Kayu, Popaco, Boboto, Sirop Pala.

Paket Wisata Gastronomi di Ternate

Kota Ternate menyuguhkan kelezatan tour gastronomi yang sarat dengan nilai tradisi dan filosofi yang patut anda coba dari pagi hingga malam hari.  Ingin sarapan datang saja ke rumah makan Al Hikmah di Jalan A.I.S. Nasution Ternate Tengah.  Rumah makan ini menyajikan Nasi Kuning khas kota ternate yang disajikan dengan Mie Goreng, Ikan Masak Karing Kayu, dengan pilihan telur, atau ayam.  Selain itu dapat pula menikmati Lontong Sayur dengan keunikan sayur nangka yang berkuah santan namun ringan rasanya dilengkapi telur, ayam dan juga serundeng yang memiliki citarasa unik bila anda menginginkannya dengan harga Rp. 15.000. Disini tersedia juga Roti Kenari, dan Kue Makron Kenari. Setelah menikmati sarapan pagi anda dapat menuju ke Cengkeh Afu yang merupakan pohon cengkeh tertua di dunia (1700) yang masih hidup hingga sekarang.  Selama perjalanan anda dapat melihat para penduduk dengan usaha tanaman cengkeh dan juga tanaman palanya.  Selanjutnya anda dapat melanjutkan perjalanan ke Kampung Tubo Kelurahan Tubo RT 08 RW 03 untuk mengunjungi sentra pembuatan Sagu Bakar yang dibuat oleh Ibu Nun dengan no kontak 085256913745.  Di kampung ini terdapat  tujuh orang pelaku industri sagu bakar yang membuat sagu bakar sejak jam 05.00 dinihari hingga 07.00 pagi, mereka sudah diberi pelatihan oleh Departemen Perdagangan dan Industri Kota Ternate.4

Siang hari anda dapat melakukan aktivitas melihat pasar Tradisional Gamalama dan juga pasar Higienis melihat beragam bahan baku lokal makanan yang unik dan khas di kota ini. Bila anda lapar, dan ingin mencoba menu unggulan kota ini saat makan siang, dapat menuju Rumah Makan Popeda Gamalama di Terminal Pasar Baru atau disebut Pasar Higienis. Disini anda dapat menikmati paket makan sepuasnya “makanan kebun” seharga Rp. 30.000 yang terdiri dari Papeda, Ikan Gohu, Ikan Fufu, Ikan Kuah Soru, Sayur Garu,dabu-Dabu Roroba, Sagu Bakar, Pisang dan Ubi Rebus Santan dan lainnya.  Setelah menikmati makan siang anda dapat melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Benteng Oranye, Museum Rempah, Keraton Sultan Ternate, Benteng Tolukko, Batu Angus, dan Danau Tolire. Kudapan unik yaitu Pisang Goreng Mulu Bebe dengan sambal dabu-dabu dapat dinikmati dipinggir danau, sambil menikmati pemandangan danau yang memiliki mitos pembentukannya.  Bila anda beruntung dapat melihat seekor induk buaya beserta ke delapan anaknya sedang berenang di danau tersebut. Setelah menikmati senja hari anda dapat melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi pengrajin Kain Tenun yang memiliki warna dan motif yang menarik khas Kota Ternate yang sudah semakin langka dengan kisaran harga Rp. 2.000.000  – hingga Rp. 3.000.000, karena hanya tinggal tiga orang pengrajinnya. Setelah itu jangan lupa mampir ke pembuat ikan asap Fufu sejak tahun 1978 yaitu Ibu Zenab/ Anna Jalan Mutiara RT 7 RW 3 dengan no kontak 082188102143 di kelurahan  Sangaji pada pukul 15.00  hingga 16.00 sebelum beristirahat ke hotel tempat anda menginap.

Setelah istirahat sejenak pada malam hari anda dapat menikmati keindahan pantai Nukila sambil menikmati pisang goreng yang disajikan dengan sambal dabu-dabu, ikan teri dan juga kacang goreng ditemani air guraka.  Lalu bagi penggemar buah duren anda dapat menikmati buah duren dipantai tersebut.  Terdapat pula Pantai Falajawa yang menyajikan beragam menu nusantara, namun bagi wisatawan patut mencoba pisang lumpur, yaitu pisang yang ditaburi gula merah memiliki rasa istimewa, yang berbeda dengan olahan pisang goreng di luar kota ini. Namun bila anda ingin menikmati makanan berat di malam hari dapat menikmati hidangan ikan bakar di Terminal Pasar Gamalama.  Sensasi olahan ikan bakar dimulai dengan para pembeli memilih sendiri ikan bakar yang beragam dan unik tidak terdapat di wilayah lain yang diinginkan dengan kisaran harga Rp. 25.000 hingga Rp. 120.000.  Atau ingin tempat yang lebih representatif dapat mengunjungi Florida  Resto & Café di Jalan Raya Ngade/Laguna yang memberikan pemandangan indah ke Pulau Maitara yang terdapat dalam mata uang seribu rupiah.  Disini anda dapat menikmati menu Kepiting Kenari yang cukup langka dengan harga yang premium.5

Sebelum pulang anda jangan melewatkan untuk berkunjung ke Swalayan Tara No Ate di Pantai Falajawa pada malam hari. Disini anda dapat membeli souvenir aneka makanan, minuman, kerajinan, dan juga batik khas ternate yang bermotif cengkeh dan buah pala. Setelah menikmati keindahan kota ini seharian anda pun dapat menikmati pijat tradisional khas kota Ternate yang dilakukan para Biang dengan berkordinasi dengan pihak hotel sejak pagi hari yang telah memiliki keterampilan turun temurun dalam merawat tubuh anda.

Selama kunjungan penulis di kota Ternate, perjalanan wisata akan menarik jika dilakukan kajian lebih mendalam terhadap gastronomi khususnya makanan lokal sebagai pendukung kota Ternate sebagai kota pusaka sekaligus kota-pangan (gastro-city) yang menitik-beratkan pada pariwisata budaya, Perpektif gastronomi digunakan karena dipandang memiliki spektrum cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan kuliner.  Gastronomi bukan hanya fokus pada pangan (makanan dan minuman) semata, namun juga mengintegrasikan faktor-faktor budaya dan perilaku manusia sebagai pendukungnya yaitu mulai dari pengadaan sumber pangan, cara mengolah, menyajikan, merasakan dan memiliki pengalaman menikmatinya, sampai dengan mencari, mempelajari, meneliti dan menulisnya. Tentu saja hasil pengamatan penulis sebenarnya belum menyeluruh karena membutuhkan penelitian dan dokumentasi lebih lanjut di masa mendatang dalam upaya menemukenali menu tradisional Kota Ternate.  Hal tersebut penting dilakukan agar masyarakat Kota Ternate menyadari keunikannya sebagai potensi wisata kuliner dan juga meraih mimpi sebagai Kota gastronomi di Indonesia karena memang Ternate dikenal sebagai pusat rempah dunia sejak abad ke-14.