Menristekdikti : Kurun Waktu 2 Tahun, Sungai Citarum Menjadi Sungai Terbersih Di Indonesia

Bandung, UPI

Menristekdikti Mohamad Nasir menargetkan selama kurun waktu 2 tahun harus mampu menjadikan sungai citarum menjadi sungai terbersih di Indonesia, tentunya hal tersebut diperlukan kerjasama berbagai elemen masyarakat dan perguruan tinggi memiliki peran yang signifikan.

“Surat kabar luar negeri yaitu The New York Time telah mencatat bahwa sungai Citarum merupakan sungai terkotor di dunia, tentunya hal ini menjadi berita yang mengerikan bagi Indonesia” kata Mohamad Nasir pada sambutannya di acara Gebyar Edukasi 3R (Reuse, Recycle, Reduce) KKN Tematik Citarum Harum di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Desa Cilampeni, Kab. Bandung, Selasa (31/7).

Dikatakan Mohamad Nasir dengan adanya berita tersebut Presiden Joko Widodo mengeluarkan Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang penanggulangan sungai Citarum. Dan salah satu upaya yang sedang dilakukan oleh  Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenkomaritim) dan Perguruan Tinggi di Jawa Barat yaitu melalui program Kuliah Kerja Nyata yang difokuskan pada Citarum Harum, dengan adanya KKN tematik ini akan terwujud sungai Citarum yang terbersih di Indonesia.

Menristekdikti mengharapkan perguruan tinggi turut serta berperan dalam penanganan masalah Citarum. Oleh karena itu, para mahasiswa KKN untuk selalu memberikan edukasi kepada masyarakat yang ada disekitaran sungai Citarum.

“Upaya yang utama yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat, agar mereka tidak membuang sampah di sungai, karena sungai merupakan bagian dari kehidupan kita, sehingga dengan melakukan edukasi tersebut mudah-mudahan sungai ini menjadi sungai terbersih”, ujar Mohamad Nasir.

Selain itu, ia mengatakan sebagai bentuk upaya pemeliharaan sungai Citarum melalui program reboisasi, pemerintah memberikan 5.000 bibit kopi arabika dan robusta hasil pembibitan melalui kultur jaringan kepada Dan Sektor Pembibitan untuk ditanam di sekitaran hulu sungai Citarum.

Sementara itu, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Asep Kadarohman dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Gebyar Edukasi 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) KKN Tematik Citarum Harum, merupakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018, dengan tujuan untuk membantu dan menguatkan terhadap upaya-upaya penangggulangan dan pencegahan yang sedang dilakukan oleh berbagai pihak dalam mengatasi masalah limbah, sampah, dan pencemaran DAS Citarum.

Kegiatan KKN Tematik Citarum Harum diikuti oleh 19 Perguruan Tinggi dengan jumlah mahasiswa sekitar 3.000 orang  yang tersebar di 22 sektor, daerah hulu, tengah, dan hilir.

Yang terdiri dari UPI sebanyak 2.221 mahasiswa ditambah dengan mahasiswa dari IPB, ITB, UNPAD, Univ. Telkom, Unsil dan perwakilan dari 11 perguruan tinggi di lingkungan Lembaga Layanan Dikti wilayah III dan IV sebanyak 400 orang, serta mahasiswa dari luar Jawa Barat dan DKI, yaitu dari UGM dan UNAIR.

“Kami dari perguruan tinggi, khususnya UPI, akan terus saling bahu membahu, membantu menyukseskan program Citarum Harum, dengan setiap tahunnya akan menambah jumlah mahasiswa KKN, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”, kata Rektor UPI.

Untuk menjaga keberlangsungan implementasi program KKN Tematik Citarum Harum, UPI akan meluncurkan model KKN Sabtu Minggu, sehingga program-program yang telah dilakukan secara intensif pada KKN model blok selama 40 hari akan terus terjaga dan terpelihara.

Pada kegiatan Gebyar Edukasi 3R KKN Tematik Citarum Harum ini juga disemarakan dengan dayung slalom, senam maumere, dan orkes melayu yang dipersembahkan oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, penyerahan 2 insenerator dari Menristekdikti kepada Dan Sektor 8, 120 bola sepak dan bola voli dari KONI Jabar kepada pemuda karang taruna melalui mahasiswa KKN, Deklarasi Gebyar Edukasi 3R KKN Tematik Citarum Harum yang akan dilakukan oleh masyarakat dan mahasiswa, serta penanaman pohon kopi secara simbolik. (DN)