Muhammad Irfan Ilmy dan Nita Mujahidah Wakili UPI di Workshop Narasi Toleransi

Depok, UPI

Muhammad Irfan Ilmy (mahasiswa S2 Pendidikan Agama Islam, SPs UPI) dan Nita Mujahidah (mahasiswi S1 Ilmu Pendidikan Agama Islam, FPIPS UPI) menjadi delegasi UPI pada Kegiatan Workshop Narasi Toleransi yang dilaksanakan pada tanggal 27-30 Agustus 2019 di Wisma Kinasih, Jl. Raya Cibinong Tapos Kp. Cimpaeun, Kec. Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Kegiatan tersebut berfokus pada tiga tema utama yakni mengidentifikasi dan merespon hate speech, menyebarkan pesan perdamaian di internet, serta bagaimana menjadi kapten toleransi yang influencing untuk merawat toleransi di Indonesia yang begitu majemuk.

Mereka merupakan anggota IPAI Inspiring Forum yakni forum yang menjadi tempat untuk berprestasi dan berkontribusi di program studi Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Selama empat hari para peserta mendapatkan pematerian dari pemateri yang kompeten di bidangnya masing-masing seperti Najeela Shihab dari Sekolah Cikal dan Septiaji Ekonugroho dari MAFINDO; Kalis Mardiasih yang merupakan seorang penulis dan Gusdurian; Nurshadrina Khairadhania, returnee ISIS; Savic Ali dari Nu Online dan Scholastica Gerintya Saraswati dari Tirto.id; Zenius Education; dan sharing dari Campaign.com.

Mengawali kegiatan dilakukan dengan doa bersama oleh perwakilan peserta dari masing-masing agama (Islam, Katolik, Hindu, Buda, dan Protestan) sebagai pembuka. Setelah acara pembukaan akhirnya para peserta dikumpulkan dengan kelompok masing-masing atau disebut dengan KUCIL (Kelas Kumpul Kecil) yang sudah dibagi menjadi 10 peer group. Peserta mendiskusikan topik-topik yang akan dibahas pada sesi  KUBAR (Kelas Kumpul Besar).

Para peserta yang mengikuti kegiatan ini disebut “Kapten Toleransi” dengan harapan mampu lebih masif lagi dalam menyebarkan narasi perdamaian di daerah asalnya masing-masing dan di media sosial.

Workshop Narasi Toleransi merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Toleransi.id yang didukung oleh Indika Foundation dan UNDP (United Nation development Programs) dengan tujuan menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Proses seleksi yang cukup ketat berhasil mengumpulkan 100 pemuda dari Sabang sampai Merauke dengan kelebihannya masing-masing. Sebelumnya, para peserta diminta untuk mengirimkan sebuah karya sebagai salah satu persyaratannya baik itu berupa esai, foto, komik, maupun video.(DN)